Cerita Bokep | Saar itu aku baru berumur 14 tahun, sebagai anak satu satunya. Sewaktu orang tuaku pergi keluar kota. Teman baik ibuku, Tante Nadia, yang berumur 26 tahun, diminta oleh orang tuaku untuk bermukim dirumah menjagaiku. Karena suaminya mesti keluar kota, Tante Nadia bakal mengNadiap dirumahku sendirian. Tante Nadia badannya agak tinggi, rambutnya dicukur pendek sebahu, kulitnya putih bersih, wajahnya ayu, pakain dan gayanya seksi. Tentu saja saya paling setuju sekali guna ditemani oleh Tante Nadia.
Biasanya, masing-masing ada peluang aku suka memainkan kemaluanku sendirian. Tapi belum pernah hingga keluar, waktu tersebut aku masih belum memahami apa2, melulu karena rasanya enak. Mengambil peluang rumah lagi kosong dan Tante Nadia pun belum datang. Setelah kembali sekolah, aku kekamar tidurku sendirian me-mijit2 kemaluan ku sembari menghayalkan tubuh Tante Nadia yang seksi. Kubayangkan laksana yang pernah ku lihat di majalah porno dari teman2 ku disekolah. Selagi asyiknya bermain sendirian tanpa ku sadari Tante Nadia telah tiba dirumahku. Dan tiba2 membuka pintu kamar ku yang tak sempat ku kunci.
Dia tidak banyak tercengang waktu menyaksikan ku berbaring diatas ranjang telanjang bulat, sembari memegangi kemaluan ku yang berdiri. Aduh malunya separuh mati, ketangkap basah lagi mainin burung. Segera ku tutupi kemaluan ku dengan bantal, wajahku putih pucat. Melihat ku ketakutan, Tante Nadia melulu tersenyum dan berbicara “Eh, anda sudah kembali sekolah Dedi., Tante pun baru saja datang”.
Aku tidak berani menjawabnya. “Tidak usah fobia dan malu sama Tante, tersebut hal biasa guna anak2 mainin burung nya sendiri” ujarnya. Aku tetap tidak berani berkutik dari lokasi tidur sebab sangat malu. Tante Nadia kemudian menambah, “Kamu terusin saja mainnya, Tante melulu mau mencuci kamar anda saja, kok”.
“Tidak apa2kan bila Tante turut menyaksikan permainanmu”, sembari melirik menggoda. Dia kembali berbicara “Kalau anda mau, Tante dapat tulungin kamu. Tante memahami kok dengan permainanmu Dedi.”, tambahnya sembari mendekatiku. “Tapi anda tidak boleh bilang siapa2 yah, ini bakal menjadi rahasia anda berdua saja”. Aku tetap tidak dapat membalas apa2, melulu mengangguk kecil walaupun aku tidak begitu memahami apa maksudnya.
Tante Nadia pergi kekamar mandi memungut Baby Oil dan segera pulang kekamarku. Lalu dia berlutut dihadapan ku. Bantalku diusung per-lahan2, dan saking takutnya kemaluan ku segera mengecil dan segera ku tutupi dengan kedua telapak tangan ku. “Kemari dong, kasih Tante lihat permainanmu, Tante janji bakal ber-hati2 deh”, katanya sembari membujukku.
Tangan ku dimulai dan mata Tante Nadia mulai turun kebawah kearah selangkanganku dan menyimak kemaluan ku yang mengecil dengan teliti. Dengan per-lahan2 dia memegang kemaluan ku dengan kedua jarinya dan menuruni kepalanya. Dengan tangan yang satu lagi dia meneteskan Baby Oil tersebut dikelapa kemaluan ku, senyumnya tidak pernah mencungkil wajahnya yang cantik. “Tante pakein ini agar rada licin, anda pasti suka deh” katanya sembari mengedipkan sebelah matanya.
Malunya separuh mati, belum terdapat orang yang pernah menyaksikan kemaluan ku, apa lagi memegangnya. Hatiku berdebar dengan kencang dan wajahku merah sebab malu. Tapi sentuhan tangannya terasa halus dan hangat. “Jangan fobia Dedi., anda rebahan saja”, ujarnya merayu ku. Setelah tidak banyak tenang mendengar suaranya yang halus dan meyakinkan, aku mulai bisa menikmati elusan serta belaian tangannya yang lembut.
Tangannya paling mahir memainkan kemaluanku. Masing-masing sentuhannya menciptakan kemaluan ku bergetar dengan kesenangan dan jauh lebih enak dari sentuhan tanganku sendiri. “Lihat tersebut sudah mulai membesar kembali”, lantas Tante Nadia melumuri Baby Oil tersebut keseluruh batang kemaluan ku yang mulai menegang dan kedua bijinya. Kemudian Tante Nadia mulai mengocokin kemaluan ku digenggamannya per-lahan2 seraya membuka lebar kedua pahaku dan mengusapi biji ku yang mulai panas membara.
Kemaluan ku terasa kencang sekali, berdiri tegak seenaknya dihadapan muka Tante Nadia yang cantik. Perlahan Tante Nadia mendekati mukanya kearah selangkangan ku, laksana sedang mempelajarinya. Terasa napasnya yang hangat berhembus dipaha dan dibijiku dengan halus. Aku nyaris tidak dapat percaya, Tante Nadia yang baru saja ku khayalkan, kini sedang berjongkok diantara selangkanganku.
Setelah kira2 lima menit kemudian, aku tidak dapat menyangga rasa geli dari godaan jari2 tangannya. Pinggulku tidak dapat berdiam tak usah khawatir diranjang dan mulai mengekor setiap irama kocokan tangan Tante Nadia yang licin dan berminyak. Belum pernah aku merasa laksana begitu, seluruh kenikmatan keduniaan ini laksana berpusat tepat di-tengah2 selangkanganku.
Mendadak Tante Nadia kembali berbicara ” Ini pasti anda sudah nyaris keluar, dari pada nanti kotorin ranjang Tante hisap saja yah”. Aku tidak memahami apa yang dia maksud. Dengan tiba2 Tante Nadia menerbitkan lidahnya dan menjilat kepala kemaluan ku kemudian menyusupinya perlahan kedalam mulutnya.
Hampir saja aku melompat dari atas ranjang. Karena bingung dan kaget, aku tidak tahu mesti membuat apa, kecuali mengurangi pantatku keras kedalam ranjang. Tangannya segera disusupkan kebawah pinggulku dan mengusungnya dengan perlahan dari atas ranjang. Kemaluanku terangkat tinggi seperti berkeinginan diperagakan dihadapan mukanya. anganku.com Kembali lidahnya menjilat kepala kemaluan ku dengan halus, sembari me-nyedot kedalam mulutnya.
Bibirnya merah merekah tampak paling seksi menutupi semua kemaluan ku. Mulut dan lidahnya terasa paling hangat dan basah. Lidahnya dipermainkan dengan paling mahir. Matanya tetap memandang mataku laksana untuk meyakinkanku. Tangannya pulang menggenggam kedua bijiku. Kepalanya terlihat turun naik disepanjang kemaluan ku, aku berasa geli separuh mati. Ini jauh lebih nikmat daripada menggunakan tangannya.
Sekali2 Tante Nadia pun menghisap kedua bijiku bergantian dengan gigitan2 kecil. Dan perlahan turun kebawah menjilat lubang pantatku dan menciptakan lingkaran kecil dengan ujung lidahnya yang terasa sangat binal dan hangat.
Aku melulu dapat berpegangan erat kebantal ku, sembari mencoba menyangga rintihanku. Kudekap mukaku dengan bantal, masing-masing sedotan kurasa laksana yang aku berkeinginan menjerit. Napasku tidak dapat ditata lagi, pinggulku menegang, kepalaku mulai pening dari kesenangan yang berkonsentrasi tepat diantara selangkanganku. Mendadak kurasa kemaluan ku laksana akan meledak.
Karena rasa fobia dan panik, kutarik pinggulku kebelakang. Dengan seketika, kemaluan ku seperti memiliki hidup sendiri, berdenyut dan memancar cairan putih yang lengket dan hangat kemuka dan kerambut Tante Nadia. Seluruh badanku bergetar dari kesenangan yang tidak pernah kualami sebelumnya. Aku tidak mampu untuk menyangga kejadian ini. Aku merasa telah melakukan sesuatu kekeliruan yang paling besar.
Dengan napas yang ter-engah2, aku meminta maaf untuk Tante Nadia atas kejadian itu dan tidak berani guna menatap wajahnya. Tetapi Tante Nadia melulu tersenyum lebar, dan berbicara “Tidak apa2 kok, ini memang mesti begini”, pulang dia menjilati cairan lengket tersebut yang mulai meleleh dari ujung bibirnya dan pulang menjilati seluruh sisa cairan tersebut dari kemaluan ku sampai-sampai bersih. “Tante suka kok, rasanya sedap”, tambahnya.
Dengan penuh definisi Tante Nadia menjelaskan bahwa cairan itu ialah air mani dan tersebut wajar guna dikeluarkan sekali2. Kemudian dengan sarat kehalusan dia membersihkanku dengan handuk kecil basah dan menghirup ku dengan lembut dikeningku.
Setelah semuanya mulai mereda, dengan malu2 aku bertanya “Apakah perempuan pun melakukan hal laksana ini?”. Tante Nadia membalas “Yah, kadang2 anda orang perempuan pun melakukan itu, tapi metodenya agak berbeda”. Dan Tante Nadia berbicara yang bila aku mau, dia bisa menunjukkannya. Tentu saja aku bilang yang aku inginkan menyaksikannya.
Jari2 tangan Tante Nadia yang lentik dengan perlahan mulai membuka kancing2 bajunya, memperagakan tubuhnya yang putih. Waktu kutangnya dimulai buah dadanya melejit terbit dan terlihat besar membusung dikomparasikan dengan perutnya yang mengecil ramping. Kedua buah dadanya bergelayutan dan bergoyang dengan indah.
Dengan halus Tante Nadia memegang kedua tanganku dan meletakannya diatas buah dadanya. Rasanya Sungguh empuk dan kenyal serta putingnya yang mengeras. Putingnya warna coklat tua dan agak besar. Tante Nadia memintaku guna menyentuhnya. Karena belum ada empiris apa2, aku pencet2 saja dengan kasar. Tante Nadia pulang tersenyum dan mengajariku guna mengelusnya per-lahan2.
Putingnya agak sensitif, jadi anda harus lebih perlahan disana, katanya. Tanganku mulai me-raba2 tubuh Tante Nadia yang putih bersih itu. Kulitnya terasa paling halus dan panas membara dibawah telapak tanganku. Napasnya mengejar setiap kusentuh unsur yang tertentu. Aku mulai mempelajari tempat2 yang disukainya.
Tidak lama lantas Tante Nadia memintaku guna menciumi tubuhnya. Saat aku mulai memainkan toketnya ku hisap putingnya terasa mengeras didalam mulutku. Napasnya semakin men-deru2, menciptakan buah dadanya turun naik bergoyang dengan irama.
Lidahku mulai menjilati semua buah dadanya sampai dua-duanya berkilat dengan air liurku Mukanya terlihat gemilang dengan sarat gairah. Bibirnya yang merah merekah digigit seperti sedang menyangga sakit. Pahanya yang putih laksana susu mulai tersingkap menantang dengan gairah dihadapanku.
Tante Nadia tidak berhenti meng-elus2 dan memeluki tubuhku yang masih telanjang dengan kencang. Tangannya membimbing kepalaku kebawah kearah perutnya. Semakin kebawah ciumanku, semakin tersingkap kedua pahanya, roknya tergulung keatas. Aku mulai dapat menyaksikan pangkal paha atasnya dan terlihat tidak banyak bulu yang hitam halus mengintip dari celah celana dalamnya. Mataku tidak dapat mencungkil pemandangan yang sangat estetis itu.
Kemudian Tante Nadia berdiri tegak dihadapanku dengan perlahan Tante Nadia mulai membuka kancing roknya satu persatu dan tidak mempedulikan roknya terjatuh dilantai. Tante Nadia berdiri dihadapanku laksana seorang putri imajinasi dengan melulu memakai celana dalamnya yang putih, kecil, tipis dan sexy.
Tangannya diletakkan dipingulnya yang putih dan terlihat serasi dengan kedua buah dadanya diperagakannya dihadapanku. Pantatnya yang melulu sedikit tertutup dengan celana dalam seksi tersebut bercuat menungging kebelakang. Tidak kusangka yang seorang perempuan dapat tampak begitu estetis dan menggiurkan. Aku paling terpesona memandang wajah dan keindahan tubuhnya yang bersinar dan sarat gairah.
Tante Nadia menjelaskan yang unsur tubuh bawahnya pun harus dimainkan. Sambil merebahkan dirinya diranjangku, Tante Nadia memintaku untuk merasakan bagiannya yang terlarang. Aku mulai meraba celana dalamnya yang sangat sempit. Pertama2 tanganku agak bergemetar, basah dari keringat dingin, tetapi menyaksikan Tante Nadia sungguh2 merasakan semua perbuatanku dan matanya pun mulai memblokir sayu, napasnya semakin mengencang.
Aku semakin berani dan lancang merabanya. Terkadang kutusuk tusuk lubang memeknya dari luar CD nya. Celana dalamnya jadi agak basah dengan cairan yang terus melebar. Pingulnya terangkat tinggi dari atas ranjang. Kedua pahanya semakin melebar dan kemaluannya tercetak jelas dari celana dalam nya yang paling tipis itu.
Setelah sejumlah lama, Tante Nadia dengan mengerang memintaku guna membuka celana dalamnya. Pinggulnya diusung sedikit agar aku bisa menurunkan celana dalamnya kebawah.
Tante Nadia berbaring diatas ranjang tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya. Disitu guna kesatu kali aku dapat menonton kemaluan seorang perempuan dari jarak yang dekat dan tidak saja dari majalah. Bulu2 diatas kemaluannya tersebut tampak hitam lembut, tumbuh dengan halus dan apik dicukur, selama kemaluannya telah dipotong hingga bersih menciptakan lekuk kemaluannya terlihat dari depan.
Tante Nadia membuka selangkangannya dengan lebar dan menyodorkan kewanitaannya kepadaku tanpa tidak banyak rasa malu. Sembari bangkit duduk ditepi ranjang, Tante Nadia memintaku guna berjongkok diantara kedua pahanya untuk menyimak vagina nya dari jarak dekat. Dengan Penuh nafsu tante membuka lebar lebar memeknya menantang ku untuk masuk kedalam.
Dengan nada yang ramah, Tante Nadia memakai jari tangannya sendiri dengan halus, menjelaskan kepadaku satu persatu semua bagian tubuh bawahnya. Tempat2 dan cara2nya untuk mengasyikkan seorang wanita. Kemudian Tante Nadia mulai memakai jari tangan ku guna di-raba2kan kebagian tubuh bawahnya. Rasanya paling hangat, lengket dan basah. Klitorisnya semakin membesar saat aku menyentuhnya.
Aroma dari vagina nya mulai mengisi udara dikamarku, aromanya mengasyikkan dan berbau bersih. Dari dalam lubang vaginanya per-lahan2 terbit cairan lengket berwarna putih dan kental dan mulai melumuri seluruh permukaan lubang vagina nya. Mengingat apa yang dia sudah kerjakan dengan air maniku, aku pulang bertanya “Boleh ngga saya menyantap air mani Tante?” Tante Nadia melulu mengangguk kecil dan tersenyum.
Perlahan aku mulai menjilati pahanya yang putih dan selama lubang vagina Tante Nadia yang merah dan lembut. Cairan nya mulai mengalir terbit dengan deras keselangkangannya. Lidahku menciduk tetesan tersebut dan mengekor aliran cairan tersebut sampai balik keasal lubangnya. Rasanya rada keasinan dengan berbau paling khas, tidak laksana kata orang2, Tante Nadia cairan paling bersih dan tidak berbau amis.
Begitu kesatu aku menyantap alat kelamin Tante Nadia, aku tahu yang aku bisa menjilatinya terus2an, sebab aku sangat menyenangi rasanya. Tante Nadia seketika menjerit kecil saat lidahku menyentuh klitorisnya. Aku tersentak takut sebab mungkin aku sudah membuatnya sakit. Tetapi Tante Nadia kembali menyatakan bahwa tersebut hal biasa bila seseorang merintih waktu merasa enak.
Semakin lama, aku semakin berani guna menjilati dan menghisapi seluruh lubang vagina dan klitoris nya. Pinggulnya diangkat naik tinggi. Kedua tangganya terus meremas remas toketnya sendiri. Napasnya telah tidak beraturan lagi. Kepalanya terbanting kekanan dan kekiri.
Pinggul dan pahanya kadang2 mengejang kuat, berputar dengan liar. Kepalaku terkadang tergoncang keras oleh desakan dari kedua pahanya. Tangannya mulai menjambak rambutku dan mengurangi kepalaku erat kearah selangkangannya. Dari bibirnya yang mungil tersebut keluar desah dan rintihan memanggil namaku, laksana irama ditelingaku. Keringatnya mulai terbit dari masing-masing pori2 tubuhnya menciptakan kulitnya terlihat bergemilang dibawah cahaya lampu.
Matanya telah tidak memandangku lagi, namun tertutup rapat oleh bulu mata yang panjang dan lentik. Sembari mengerang Tante Nadia memintaku guna me-nyodok2kan lidahku kedalam lubang vaginanya dan mempercepat iramaku. Hingga Akhirnya Nadia Orgasme dengan memuncratkan cairan ke mukaku.
Kemudian Tante Nadia memintaku guna berbalik agar dia pun dapat menghisap kemaluan ku bersamaan. Tante Nadia meng-gosok2kan dan menghimpit kemaluan ku yang telah keras kembali diantara buah dadanya, dan menghisapinya bergantian. Kemudian Tante Nadia memintaku guna lebih berkonsentrasi di klitorisnya dan menyarankanku untuk menginjak jariku kelubang vaginanya. Dengan sarat gairah aku kesatu kalinya menikmati bahwa kelamin wanita tersebut dapat berasa begitu panas dan basah.
Otot memeknya yang kuat terasa menjepit dan menghisap jariku. Bibir dan lubang vaginanya terlihat merekah, berkilat dan semakin memerah. Klitorisnya bersinar dan membesar seperti hendak meledak. Setelah tidak sejumlah lama, Tante Nadia memintaku untuk menginjak satu jariku kedalam lubang pantatnya yang ketat. Dengan bersamaan waktu, Tante Nadia pun masuki satu jarinya pula kedalam lubang pantatku. Tangannya dipercepat mengocok kemaluan ku.
Pahanya memeluk kepalaku dengan keras. Pinggulnya mengejang keras. Terasa dilidahku urat2 selama dinding vaginanya berkontraksi keras saat dia keluar. Aku menjerit keras ber-sama2 Tante Nadia sembari memeluknya dengan erat, anda berdua keluar nyaris bersamaan. Kali ini Tante Nadia menghisap berakhir semua air maniku dan terus menghisapi kemaluan ku hingga kering.
Setelah tersebut kita berbaring telanjang terengah memungut napas. Badannya yang berkeringat dan melemah, terasa paling hangat memeluki tubuh ku dari belakang, tangannya tetap menghangati dan mengenggam kemaluanku yang mengecil. Aroma dari yang baru saja saya dan anda lakukan masih tetap mengisi udara kamarku.
Wajahnya terlihat gemilang bersinar menunjukan kepuasan, senyumnya pulang menghiasi wajahnya yang tampak lelah. Lalu anda jatuh tertidur berduaan dengan angin yang sejuk mengembus dari jendela yang terbuka. Setelah bangun tidur, anda mandi bersama. Waktu berpakaian Tante Nadia menciumku sambil berkata suatu saat dia akan mengajariku lagi cara kontolku bisa sodok ke dalam memeknya.
Sejak hari itu, sekitar satu minggu penuh, masing-masing malam aku istirahat dikamar tamu bareng Tante Nadia dan mendapat latihan yang baru masing-masing malam. Tetapi sesudah kejadian itu, anda tidak pernah mendapat peluang kembali guna melanjutkan hubungan kami. Hanya terdapat peristiwa sekali, masa-masa orangtuaku menyelenggarakan pesta dirumah.
Tante Nadia datang bareng suaminya. Didapur, masa-masa tidak terdapat orang beda yang melihat, Tante Nadia menciumku dipipi sembari meraba kemaluan ku, tersenyum dan berbisik “Jangan tak sempat dengan rahasia anda Dedi.”. Dua bulan lantas Tante Nadia pindah ke kota lain bareng suaminya. Sampai hari ini aku tidak bakal dapat melupakan satu minggu yang terbaik tersebut didalam sejarah hidupku.
Dan aku merasa paling beruntung guna mendapat seseorang yang bisa mengajariku bersetubuh dengan teknik yang paling sabar, paling berprofesional dan semanis Tante Nadia.,,,,,,,,,,,,,,,,