Cerita Dewasa Ngentot Dengan Mantan Tunangan | Kali ini aku akan berbagi sebuah cerita dewasa yaitu kejadian ngentot dengan mantan tunanganku Raisya. Tubuhnya sangat seksi dan montok. Kulitnya berwarnah putih halus dan lembut itu sangat pantas untuk dibelai dengan kasih sayang. Aku sangat mencintainya sehingga aku bisa terbawa dalam kejadian seperti ini.
Cerita Dewasa Ngentot Dengan Mantan Tunangan | Aroma roti baru keluar oven itu begitu menyengat di coffe shop yang ku duduki ini. Emang jarang antara toko roti franchase itu dengan coffe shop ini tidaklah begitu jauh. Hanya dibatasi jalan yang biasa dilalui untuk menelusuri pusat perbelanjaan yang terletak di kota Bekasi ini. Aku sengaja memilih coffe shop ini untuk mengerjakan skripsi ku. Bukan, karena tempatnya yang cozy ataupun suasananya yang mewah. Dan bukan pula karena harga untuk secangkir kopi disini yang boleh dibilang tidak murah sehingga dapat menaikan gengsi. Tetapi, disinilah aku merasakan pertama kali mengalami apa yang disebut sakit hati.
Tepat memasuki bulan ketiga setelah kejadian tersebut. Aku Erik Kurniawan diajak berunding untuk membatalkan pertunangan oleh wanita yang pertama kali aku cintai.
Cerita Dewasa Ngentot Dengan Mantan Tunangan | Mantan tunangan ku bernama Raisya Maharani Putri, mahasiswi kedokteran tingkat akhir di Universitas Indonesia. Dia adalah putri kedua sahabat Ayah ku saat menempuh pendidikan di luar negeri. Orangnya cukup cantik seperti artis Revalina S Temat dengan rambutnya yang panjang sebahu. Serta tai lalat di ujung pipi kiri. Yang menambah manisnya sebuah senyuman di bibirnya yang sensual. Dengan tinggi 163 cm serta berat badan 48 kg membuat pemilik buah dada sedang ini terlihat seperti bidadari anugrah surga.
“Aku harus jujur sama kamu kalo dihati ku sudah ada yang ngisi dan itu bukan kamu Rik,” terang Raisya menjelaskan alasan mengapa pertunangan kita harus batal.
“Aku tahu kamu selama ini baik, dan selalu ada buat aku..tetapi, hati ku berkata ada orang lain bisa membuat ku nyaman,” terangnya.
Cerita Dewasa Ngentot Dengan Mantan Tunangan | Mendengar perkataan tersebut, hati ku seperti dicabik-cabik, dada ku seperti ada beban berat yang membuat nafas susah sekali untuk keluar. Namun, apalah daya aku sudah berusaha semampu ku untuk menjaga hatinya. “Jika itu keputusan kamu dan kamu bahagia, aku cuma bisa bilang baiklah,” ungkap ku sambil memperhatikan cangkir cappucino yang tinggal setengah.
Kami pun akhirnya sepakat untuk membicarakan hal tersebut ke orang tua kami masing-masing. Awalnya, ayah Raisya Pramono tidak menerima hal tersebut. Sebab, dia merasa ingin sekali berbesan dengan ayah ku yang selalu membantunya untuk agar dapat lulus kuliah. Namun, setelah Raisya dan aku jelaskan bahwa kita tidak saling cinta. Om Pram akhirnya merelakan batalnya pertunangan kami.
Aku sendiri sebetulnya setengah hati akan pembatalan tersebut. Tetapi, demi kebahagian Raisya dan masa depan kita nanti. Aku pun hanya bisa pasrah. Sebab, aku juga tidak mau menjalani rumah tangga dengan orang yang tidak mencintai ku. Malah yang ada istri ku selingkuh dengan pria pilihannya.
Jam telah menunjukan pukul 13:00WIB, aku pun selesai melaksanakan shalat Jumat di masjid yang tidak jauh dari mall. Dan sekarang aku kembali duduk lagi di coffe shop langganan ku.
Meski, masih berstatus mahasiswa Ilmu Komputer tingkat Akhir. Tetapi, kemampuan ku dalam bidang pemograman sudah diakui. Beberapa perusahaan Game ternama di luar negeri suka memberikan job freelance kepada ku. Tak jarang beberapa orang meminta jasa ku untuk membobol sebuah jaringan keamanan.
Jika dulu aku lebih suka mengerjakannya di kamar sampai seharian. Sekarang aku memilih melakukan pekerjaan tersebut di luar rumah. Entah itu, di coffe shop, sevel eleven dan taman kota. Jauh lebih fresh saja. Namun, tiga bulan terakhir ini aku lagi sibuk-sibuknya mengerjakan skripsi.
Setelah, memesan Caramel es jely aku kembali menghayutkan diri mengerjakan skripsi ku yang tinggal 2 Bab lagi. Saat asyik mengetik kata-kata di laptop ku, anganku.com terdengar suara yang tidak asing di telinga ku. “Aduh maaf mbak dompet saya tertinggal nih… saya tinggal dulu yah boleh kan…” Suara itu berasal dari meja kasir toko roti yang bersebrangan dengan Coffe shop tempat ku mengerjakan tugas akhir setiap mahasiswa itu. Aku melirik dan melihat seseorang wanita yang cukup ku kenal.
“Udah mbak biar saya yang bayar..” ujar ku saat berada di depan meja kasir membantu yang pemilik suara yang tak asing di telinga ku.
“Ehhh Erik… duh apakabar… kok bisa yah kebetulan begini,” ujar Rahma sang pemilik suara tersebut.
Rahmawati Maharani Putri adalah kakak kandung Raisya yang usainya dua tahun diatas ku. Saat ini, diri telah menjadi dokter Koas di sebuah rumah sakit daerah Jakarta.
Bila Raisya cantik, Rahma menurut penampilan ku biasa saja. Namun, sifat dan wajah teduh seekali bila dipandang apalagi kulitnya sama putihnya dengan Raisya. Tetapi Rahma agak sedikit Chubby kalo tidak salah berat badannya sekitar 58 kg. Tingginya pun sama dengan Raisya. Tetapi, dalam hal busana Rahma lebih sopan dibandingkan Raisya.
Bila Raisya selalu tampil modis dan seksi. Rahma lebih memilih tampil sopan dengan jilbabnya yang lebar menutupi buah dadanya.
“Ngomong-ngomong lagi ngapain Rik..kamu gak kuliah,” tanya Rahma sambil duduk menghadap diri ku di coffe shop.
“Aku dah gak ada mata kuliah lagi mbak..sekarang lagi sibuk buat skripsi,” jawab ku.
“Berarti dikit lagi dong,” tanyanya lagi. “Insya Allah mbak..kalo gak ada halangan bulan depan sidang,” tutur ku.
“Ngomong-ngomong mbak belanja roti di Break Talk banyak banget..mau ada acara yah..” tanya ku.
“Iya Rik..besok pacarnya Raisya mau datang ke rumah untuk lamaran,” jawabnya yang membuat hati ku kembali terserang sesuatu.
“Oh..” jawab ku yang berusaha tenang. “Kirain mbak mau buka warung kaki lima dengan roti citarasa mall,” timpal ku untuk mengalihkan perasaan sakit hati.
“Mau dikasih harga berapa Rik..yang ada tekor aku jual roti mall harga kaki lima,” jawabnya sambil tersenyum manis.
Kami pun akhirnya asyik ngobrol hingga jam menunjukkan pukul 15:00WIB dia pun izin pamit pulang. Aku pun menawarkan diri untuk membantunya membawa roti yang disimpan di lima kotak.
Setelah melakukan pembayaran, kami pun akhirnya berjalan menuju Basement Parking. Setelah memasukan barang belanjaan ke mobil Rahma kami pun berpisah. Aku pun juga bergegas pulang. Sebab, malas sekali melanjutkan skripsi ku. Entah mengapa mood ku tiba-tiba hilang.
Sesampai di rumah, aku pun langsung menuju ke kamar yang terletak di lantai 2. Setelah menganti celana jeans dengan celana boxer aku pun rebahan di ranjang. Sambil menatap kosong atap kamar ku. Terbayang kembali wajah Raisya dengan senyum manisnya. Aku pun mencoba mengingat kenangan-kenangan indah saat kita masih berstatus tunangan. Saat jalan bersamanya, ngobrol bareng dengan dia. Aku pun sempat mengecup pipinya. Ketika itu, aku mengajak jalan-jalan ke air terjun di daerah Jonggol.
Ketika hendak pulang, usai menikmati pemandangan air terjun kami mampir ke warung tradisional di sekitar lokasi wisata. Terdapat sebuah kursi panjang dengan meja yang diletakan di depan warung. Kami pun duduk bersebelahan. Tiba-tiba hujan pun turun sangat deras. anganku.com Entah karena kedinginan posisi duduk Raisya rapat sekali dengan ku. Takut ia kedinginan, aku pun lepaskan jaket yang ku kenakan dan memberikan kepadanya. Ia pun semakin mendekat kepada ku dan menyandarkan kepalanya di bahu ku sambil merangkul erat tangan kanan ku. Pada posisi seperti ini, seluruh bulu kudu ku berdiri. Apalagi kenyalnya payudara Raisya terasa hangat ketika menyentuh kulit tangan ku.
Aku pun memberanikan diri mencium lembut ubun-ubunnya dan membisikan kata I Love U… Raisya pun membangkitkan kepalanya sambil geleng-geleng entah apa maksudnya. Di saat ia duduk tegak aku pun langsung mencium pipinya. Ia pun sepertinya kaget atas serangan ku. “Ihhh Erik nakal yah..” ucapnya sembari melihat wajah ku dan melayangkan senyuman. Aku pun merangkul pundaknya dan disambut olehnya dengan menyandarkan kepala di bahu ku.
Hujan pun reda, dan aku pun mengajak Raisya untuk pulang dengan mengendarai sepeda motor matic ku. Sepanjang perjalan ia memeluk pinggang ku erat sekali. Namun, semua itu hanyalah kenangan besok ia sudah menjadi milik orang. Semoga bahagia Sya aku selalu mendoakan mu.
Malam ini hujan turun deras sekali, petir pun datang saling sahut menyahut. Aku duduk sedang asik menonton acara tv kabel di ruang tamu sendirian.
Tiba-tiba bel pintu depan berbunyi. “Siapa sih hujan-hujan begini bertamu,” kata ku dalam hati. Ketika sampai di depan pintu aku pun berkata. “Siapa…” “Raisya…” jawab suara dibalik pintu. Ngapain sih Raisya malam-malam begini ke rumah ku. Bukankah besok pagi ia akan dilamar. Aku pun membuka pintu, benar Raisya sedang berdiri basah kuyup di depan pintu rumah ku.
Usai pintu terbuka tiba-tiba Raisya langsung memeluk ku sambil terisak tangis. “Rik maaf kan aku Rik…ternyata cowok yang mau melamar ku adalah orang berengsek..dia sudah beristri Rik,” ucapnya sambil diiringi tangisan.
Aku pun tidak berkata apa-apa hanya memeluknya sambil mengusap-usap lembut kepalanya. “Aku menyesal Rik mencampakan kamu…aku nyesal Rik..maafin aku yah Rik,” ucapnya lagi. Aku pun merengangkan pelukan dan menyentuh kepala lalu mengecup lembut keningnya. Aku pun memandang wajahnya dan melebarkan senyuman. Ia pun juga ikut tersenyum sambil mengusap air matanya.
Secara perlahan-lahan aku pun mendekatkan wajah ku ke wajah Raisya. Dan mengecup lembut bibirnya. Kami berciuman mesra. Entah seperti tidak ada kesempatan lain kali. Kami sepertinya enggan melepaskan ciuman ini. Lepas nempel lagi..lepas nempel lagi. Ciuman pun semakin hot, nafas kami pun berburu. Aku yang baru pertama kali melakukan ciuman hanya bisa mengandalkan insting. Namun, Raisya sepertinya jauh lebih jago dari ku..sebab, lidahnya sudah masuk ke mulut ku.
Bibir ku pun di hisapnya, begitu juga dengan lidah ku. Aku pun berusaha mengimbanginya. “Hmm.hmmm” desah kami berdua. Kecupan ku pun berpindah lehernya yang jejang. Tak lupa ku hisap pelan-pelan untuk meninggalkan bekas. Raisya pun berdesih. “Ssssss.ssss… ahhh.. sayang… pintunya belum ditutup,” lirihnya.
Aku pun menghentikan kegiatan gairah ku. Dan memandangan sambil merangkul pingangnya yang ramping. “Aku mencintai Sya.. aku sayang banget ama kamu,” tutur ku.
Raisya pun tersenyum dan membalas dengan kecupan di bibir ku secara singkat.
Aku pun membalas kecupan yang hot..namun Raisya menolak. “Entar dulu sayang tutup pintunya,” ungkapnya.
Aku pun melepaskan pelukan dan menuruti perintahnya. Raisya sendiri melangkah menuju sofa di ruang tamu.
Belum sempat dirinya duduk, aku pun secepat kilat memeluknya dari belakang. Dan langsung mengecup bagian belakang lehernya. Raisya pun tertawa kecil menahan sensasi geli.
“Ihhh geli banget sayang.. udah dong… ssss.. ssttt…” Ucapnya sambil memiringkan kepala agar memudahkan diri ku mengecup kembali bibirnya yang sensual.
Sambil berciuman, aku pun menyentuh kedua payudaranya diluar kaos lengan pendeknya yang berwarna pink. Dan hebatnya ketika ku menyentuh payudara tangan Raisya seperti membimbing tangan ku bagaimana memeras payudaranya. Pinggul Raisya pun bergoyang indah untuk merangsang adik kecil tegak berdiri. “Yank dah bangun yah..” ucapnya sambil tersenyum dan membalikakn badan ke hadapan ku. Dirinya pun mendorong badan ku untuk duduk di sofa. Kemudian, sambil tersenyum nakal Raisya pun membuka kaosnya. Terpampang sebuah payudara kencang dengan ukuran sedang terbungkus bra berwarna krem.
Ia pun duduk di pangkuan ku dan langsung melumat bibir ku. Aku pun tidak mau kalah melumatnya sambil mengerayangi kedua payudaranya. Ciman ku berpindah ke lehernya dan terus turun hingga mencapai belahan dadanya.
“sssstttt…sssttt…ssttt…enak…yank…diemut dong petil ku,” pinta Raisya. Aku pun menaikan branya hingga terlihat gumpalan dagingnya yang indah. Kemudian tanpa lama aku pun langsung mengisap putting payudaranya disebelah kiri yang berwarna pink. Sedangkan bagian yang kanan ku gunakan tangan ku tuk mengelitik putting kekasih ku ini. “Ssss…ssssttt…enak..yank….terussss….yankkk….ohhhh… .sssttt,” desahnya.
Puas mengisap puttingnya, Raisya pun membuka kaos ku dan langsung melumat pentil ku. Duhhh rasanya enak banget..tangannya pun mengerayangi adik kecil ku yang masih dibungkung celana boxer. Kemudian, ia pun menurunkan celana ku dan memasukan kepala penisku ke dalam mulutnya. Rasa nikmatnya kembali menjalar diseluruh badanku. Kepala Raisya mulai maju mundur dengan penisku yang menyumpal penuh mulutnya. Aku diam tak bersuara, menikmati birahi yang sudah lama tak ku rasakan.
Aku hanya bisa merapihkan rambut Raisya dan memeganginya agar tidak mengganggu aktivitasnya yang membuatku merasa terbang seperti ke awang-awang.
Hampir lima menit Raisya melayani penisku dengan mulutnya yang dihiasi bibir tipis tersebut. Aku pun memintanya untuk berdiri, lalu menciumi bibirnya.
Aku pun menuntut Raisya untuk rebahan di sofa dan menurunkan celana jeansnya beserta cdnya berwarna putih. Ku ciumi paha Raisya yang jenjang dan sangat mulus itu sambil tanganku meremas pantatnya yang cukup keras itu. Raisya menggelinjang dengan desisan pelan sambil meremas kepala dan rambutku.
Kemudian, cumbuan ku pun ke vaginanya yang merah merekah tanpa sehelai bulu kemaluan. Begitu basah, namun harum yang membuatku tak sabar untuk menikmatinya.
Ku geserkan sedikit kaki raisya agar bibir dan lidahku mudah menjangkau vaginanya tersebut. Ku usapkan lidahku di bibir vaginanya yang tebal itu. “Aahhh sayang !” Teriak Raisya.
Ku mainkan terus lidahku di klitorisnya yang sudah membesar tersebut. Ku rasakan tubuh Raisya bergetar. “Rik… Aku mau keluar nih…. Uhhhhh….” Desis Raisya sambil meremas rambutku makin kencang.
Tidak lama berselang, Raisya pun mencapai orgasmenya yang pertama dengan ku. “Aaahhhh sayangggggg… Aku keluarrrrr uoooohhh….!” Teriaknya.
Aku kembali mencumbui bibir seksi Raisya dan turun berhenti di payudara dengan mengisap puttingnya lagi sambil memeras kedua payudaranya. Lalu, cumbuan ku pun ke perutnya dan menjilati pusarnya. Ia pun tak tahan akan gelinya. “udah yank langsung masukin aja,” pintanya.
Mendengar pintanya, aku pun segera mengarahkan penis ku ke lubang vaginanya. Pada mulanya aku agak kesulitan karena vagina Riasya sempit. Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena vaginanya sudah sangat basah.
Penis ku pun berhasil menemus dinding rahimnya. Kemudian, ku maju mundurkan pinggulku. Kadang ku berikan tusukan agak lama biar batang peni ku tertelan semua. Raisya pun menjerit keenakan. “Ahhhhh… ahhh.. terus yank ampe mentok…. huuu… enak banget yank…” cercaunya.
Aku pun semakin bernafsu untuk mempercepat genjotan dank u lihat matanya merem melek, sambil tangannya mencengkeram erat punggungku, dan mulutnya terus mengeluarkan desahan serta rintihan yang sangat merangsang, sshhhh… sshhh….. sshhhh…… eemmhhhhhhh. “Yank aku mau keluar..” cercau Raisya…”Bareng yank…aku juga mau kelaur nihh…” balas ku. Tidak lama kemudian, air mani ku pun keluar. “Ahhhh…ahhha….yank” GUBRAK… bunyi jatuh tubuh ku dari tempat tidur. Karena itu hanya mimpi belaka, setengah tersadar ku dengar HP ku pun telah berbunyi panggilan masuk….dan jam pun menunjukan pukul 18:00WIB.
The post Cerita Dewasa Ngentot Dengan Mantan Tunangan appeared first on CeritaSeksBergambar.