Aku dan istri melakukan threesome untuk yang pertama kalinya dengan salah seorang rekan cowok yang kebetulan satu kota denganku.
Teman tersebut mengajakku untuk swing. Tentu saja kusambut tawarannya itu. Maklum sebenarnya swinglah yang aku inginkan untuk pertama kalinya. Namun ada yang harus kami lakukan sebelum melaksanakan swing, yakni mengatur strategi untuk mengajak Ida. Sebab Ida tidak pernah melakukan threesome ataupun swing.
Nah lo!
Ada PR untuk aku. Sedangkan dari isteriku, aku sangat yakin bahwa isteriku akan bersedia, meski aku tahu bakalan ada syaratnya yakni lawan mainnya adalah yang sesuai dengan selera isteriku.
I am the lucky man.
Dibalik kecantikan wajahnya dan kemolekan tubuhnya, tersimpan segudang hasrat untuk melakukan variasi sex yang luar biasa. Yah, tentu saja semuanya berkat kegigihanku untuk membujuknya meski butuh waktu satu tahun lebih.
Strategi pun kami dapatkan setelah bermusyawarah antara aku, isteriku dan rekan ini. Isteriku nakal juga ya.
Awas gak boleh ngeledek.
Tepat pada waktu yang telah dijanjikan, mobil yang kami tumpangi pun berjalan di tengah keramaian kota pada malam hari. Tujuan pertama adalah menitipkan kedua orang anak kami sama eyangnya.
Selanjutnya kami berempat menuju sebuah hotel bintang 3. Bukan check in lo, tapi ke ruangan karaoke.
Kalau langsung check in, ntar skenarionya jadi buyar.
Dengan sabarnya, operator mengajarkan kepada kami bagaimana cara menyetel lagu-lagu. Selesai ! Operator pun keluar dari ruangan. Minuman pun sudah tersedia. Gak ada alkohol-an, maklum kami orang baik-baik. Aksi pun kami jalankan.
Usai menyanyikan 2 buah lagu, aku mulai aksiku dengan mencium kening isteriku tercinta di depan rekan ini dan Ida isterinya. Sejurus kemudian ciumanku turun ke pipi. Ciuman berikutnya mendarat di bibir isteriku. Kami pun saling melumat, saling jilat, saling raba. Tapi gak bisa lebih, sebab isteriku lagi datang bulan.
Terdengar desahan isteriku disela-sela suara musik. Kayaknya isteriku sengaja mengeraskan desahannya agar Ida jadi ikutan terangsang.
Benar saja, beberapa menit kemudian rekan ini terlihat sudah melumat bibir isteri tercintanya.
Rencana pertama berjalan dengan mulus.
Selanjutnya rekan ini mengajak isteriku untuk berdansa berdua di depan layar meski aliran musiknya adalah musik pop.
Dicocok-cocokkan aja gitu.
Rekan ini memeluk isteriku dengan hangatnya. Begitu juga isteriku turut memeluk rekan ini. Sesekali pipi mereka bersentuhan cukup lama. Terkadang hidung mereka yang bersentuhan. Entah apa yang ada di pikiran mereka. Meski remang-remang, tapi terlihat mereka saling bertatapan. Sementara aku dan Ida hanya duduk di sofa memperhatikan mereka berdua. Meski ragu-ragu aku pun mencoba duduk agak lebih dekat dengan Ida dan mengajaknya ngobrol. Jujur saja, aku belum berani untuk menyentuhnya.
Setelah beberapa lama kami ngobrol, pandanganku pun beralih ke isteriku tercinta.
Woouww!!!!
Ternyata isteriku sudah menanggalkan baju kaos seksinya. Aku kehilangan momen untuk menyaksikan saat-saat isteriku melepaskan bajunya di hadapan laki-laki lain. Padahal itulah momen yang paling aku nantikan. Karena birahiku bisa bangkit dibuatnya. Tapi ya sudah, mau bilang apa lagi. Sekarang isteriku hanya mengenakan bra warna hitam dan celana jeans ketatnya saja.
Isteriku yang tidak berperut dengan pantat yang indah serta kulitnya yang lembut tampak begitu mempesona. Terlebih lagi melihat ia sedang dalam pelukan laki-laki lain sambil berdiri.
Aku jadi terangsang juga melihatnya. Kuajak Ida untuk ikut berdansa. Syukur ia mau. Kupeluk Ida erat-erat. Kucoba melepaskan bajunya. Lagi-lagi ia tidak keberatan. Kini ia sudah sama dengan isteriku, tidak memakai baju. Kualihkan pandanganku ke isteriku.
Ya ampun, aku kehilangan satu momen lagi. Ternyata isteriku sudah melepas branya pula. Siapakah yang melepaskannya, isteriku sendiri, atau lelaki yang memeluknya? Mereka masih tetap berpelukan sambil berdansa. Sesekali lelaki ini meremas-remas payudara isteriku bahkan menjilatinya.
Isteriku tampak menggelinjang menahan rasa nikmat yang timbul pada dirinya.
Aku tidak mau ketinggalan, kini aku sudah berani melepaskan bra Ida. Click… satu petikan saja bra hitam itu pun berhasil aku lepaskan. Mulai kuremas-remas sepasang payudara milik Ida. Kuputar-putar putingnya, sesekali kujilat. Sejurus kemudian aku telah melumat bibir Ida. Kumainkan lidahku di dalam rongga mulut isteri orang. Meski tidak mendesah, ia tetap membalas lumatanku. Lidah kami saling beradu hingga menimbulkan getaran-getaran yang penuh nikmat.
Tiba-tiba rekan ini melepaskan pelukannya dari isteriku untuk selanjutnya melayani isterinya sendiri. Tentu saja aku mundur dan beralih memeluk isteriku sendiri. Bibir kami pun saling melumat. Tangan isteriku mulai meremas-remas batang kemaluanku yang sudah mengeras dari luar celanaku. Kubimbing isteriku tercinta untuk melayaniku di atas sofa. Dengan cekatan isteriku mulai melepaskan satu persatu semua pakaian yang aku kenakan.
Aku duduk di atas sofa, sedang istriku mengambil posisi jongkok di lantai dan siap untuk mengulum kontolku.
Slurrppp…. kontolku kini sudah berada di dalam mulut isteriku. Dengan nakalnya ia mulai menggerakkan kepalanya turun-naik. Tentu saja paku merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Terkadang isteriku menjilat-jilat batang kemaluanku hingga ke pangkalnya seperti sedang menjilat es krim. Ditempelkannya bibirnya ke kepala kontolku, sejenak kemudian tangan kanannya mengocok-ngocok kontolku seakan-akan meminta aku untuk menumpahkan air maniku di mulutnya. Sedangkan tangan kirinya memainkan puting susuku.
Woww… nikmatnya luar biasa.
Beralih ke rekan ini.
Mereka telah berada di atas sofa. Sang isteri duduk di atas sofa, sementara sang suami jongkok tepat menghadap memek isterinya. Dengan leluasanya ia mulai menyantap hidangan yang disajikan isterinya. Sang isteri tampak menikmati setiap sentuhan yang diciptakan oleh suaminya. Puas melakukan oral, tanpa dikomandoi, Ida pun mengambil posisi menyandar di sofa dan membuka lebar-lebar kedua pahanya sebagai tanda mempersilahkan masuk.
Blesss… dalam sekejap saja kontol lelaki ini telah berada di dalam lubang kenikmatan isterinya. Sementara aku hanya bisa puas dengan kuluman isteriku saja sambil meremas-remas payudara isteriku. Maklum, lagi datang bulan. He..he…
Meski demikian aku tetap bisa merasakan kenikmatan yang diberikan isteriku. Benar-benar hebat isteriku. Rekan ini mulai memompa tubuh isterinya. Cepat sekali gerakannya, maklum sudah 20 tahun menikah. Jadi sudah hafal di luar kepala. Hua..hua..hua..