Kejadian ini sdh tiga tahun yg lalu tp masih selalu teringat di benakku. Pada suatu malam, jam tiga pagi, aku berkeliling di Taman Lawang, saat menikung dari lampu merah kulihat, makhluk indah ini. Tinggi semampai dgn rok mini hitam yg ketat dan memakai atasan kaos putih yg tipis sekali dan ketat. Lekuk-lekuk tubuhnya jelas menerawang dari balik pakaiannya.
Aku hentikan mobil lebih kurang 4 meter dari tempat dia berdiri. Dia datang ke depan mobilku, berdiri di depan 1 m dari kap mobil, berkacak pinggang. Terlihat jelas toketnya dari balik kaos yg super tipis, tdk terlalu besar, namun indah. Tampaknya tanpa bh, dia kemudian memutar ke arah pintu kiri, kubuka pintu lalu dia naik.
Namanya Riris. Dia tanya mau ke mana, aku bilang hanya ingin mutar-mutar di dekat sini sambil berkenalan dgn dia. Aku merencanakan keliling sampai ujung Kuningan dan kembali ke Taman Lawang. Dia mengajak ke rumahnya atau ke hotel, aku bilang lain kali saat ini aku hanya kepingin kenalan saja, karena aku sedang tdk “in the mood” untuk “gituan”. Dia bilang,
“Yg benar? kamu cuma mau kenalan.” Sambil berkata begitu dia membuka dua kancing bajuku yg teratas, jemarinya menyelusup ke dlm meraba dadaku, mempermainkan puting di dadaku dgn jarinya.
Baru sekali aku merasakan permainan seperti ini, jemarinya sangat terampil mumilin-milin sampai aku terangsang. Dia melakukan ini mulai dari ujung utara jalan Kuningan sampai balik ke ujung selatannya jalan Kuningan.
Sambil mempermainkan puting di dadaku, dia merayu untuk kencan. Mengeluarkan kata-kata, janji tentang nikmatnya kencan dgn dia, dia bilang kita lihat sampai di ujung jalan nanti apakah benar aku tdk berminat untuk mencicipi tubuhnya malam ini. Aku sangat terangsang , kuusahakan nyetir dgn konsentrasi tp jemarinya tetap menari dan bisikan serta ajakannya membakar tubuhku.
Akhirnya kami kembali ke Taman Lawang dan memarkir mobil di belakang di tempat gelap. Jepitan yg diselingi puntiran dan tarikan-tarikan di puting dadaku makin menggila setelah mobil berhenti. Dia mulai meraba selangkanganku, akhirnya aku buka ritsluiting jeansku. Riris minta aku melepas jeansku semuanya. Jadilah aku masih memakai baju namun telanjang bulat di bagian bawah.
Dia meremas kemaluanku yg sdh mengeras sejak tadi sambil jemarinya tetap memberikan rasangan dahsyat ke putingku. Kadang tarikannya terasa agak sakit namun nikmat.
Aku tdk tahan, kuraih dia lalu menciumnya. Kurasakan lidahnya bermain dgn lidahku. Aku pun meraba payudaranya dan selangkangannya. Kami saling pagut dan saling raba dgn nafsu yg memuncak, dia kemudian mengeluarkan k0ntolnya dari balik rok mininya.
Aku bilang,
“Hentikan! Kita cari tempat lain untuk menuntaskan ini.”
Dia bilang,
“Jangan. Goyang Riris di sini saja Bang. Riris kepingin banget.”
Dia tarik bahuku agar pindah ke atas tubuhnya di jok depan kiri yg sdh rebah. Aku terangsang sekali. Takut kepergok orang karena ini public place. Tp dia rebah dgn k0ntol yg tegak ke atas, dia kocok-kocok sambil bilang,
“Entot Riris Bang.. Bang.. Entot Riris Bang..” Takut kepergok, tp nafsu kebinatanganku memuncak.
Kubuka kondom dan kupasang, langsung menindih tubuh Riris. K0ntolku memasuki tubuhnya dan kami lupa pada dunia sekitar, aku merajamkan k0ntolku dgn ganas. Dia mengelepar di bawah tindihanku, saling kulum saling gigit, akhirnya kita keluar barengan. Aku keluar, air maninya membasahi perut kami berdua. Pengalaman tergila yg pernah kulakukan.
Waktu selesai sdh jam 4.30. Kuantar dia ke rumahnya di Manggarai dan tdk dapat menolak rayuan dia untuk singgah ke tempat kostnya. Mulanya aku khawatir takut mobilku dikerjain orang, tp ada keamanan dibayar Rp.10000, mobil boleh parkir di suatu tanah kosong dan di jaga. Tiba di kostnya, wah surprise jg kostnya bagus, seperti paviliun, ada kamar mandi di dlm dan dapur kecil. Kami mandi dan makan Indomie masakan Riris. Lalu ngeseks lagi untuk kedua kalinya. Akupun bolos kerja hari itu.
Awalnya aku berencana tidur setelah makan dan mandi. Saat aku terkantuk-kantuk dia bilang mau dipijitin nggak biar tidurnya nikmat. Aku bilang ya. Dia kemudian mengambil minyak dari lemari, nggak tahu namanya apa tp baunya harum. anganku.com Aku disuruh bangun dulu dan dia membentangkan plastik seperti untuk jok mobil yg cukup lebar untuk menutupi ranjang king size-nya, supaya sprei jangan kotor kena minyak katanya.
Aku telungkup, dia menuangkan minyak ke telapak tangannya kemudian disapukan ke bahu, dia memijat dari bahu ke punggung. Pijatannya nikmat aku semakin mengantuk kemudian aku disuruh balik telentang, seluruh tubuhku disapu oleh minyak yg harum itu. Bagian-bagian intim tdk luput dari sapuan minyak di jemarinya, kadang geli.
Aku disuruh telungkup lagi dan dia sekarang menuangkan minyak langsung ke punggungku dan memijat punggung, lengan kiri dan kanan tengkuk. Kemudian dia menuangkan minyak di antara kedua bongkahan pantatku, geli rasanya merasakan minyak itu mengalir. Saat antara sadar dan tdk aku tiba-tiba merasakan pijatannya turun ke bokong menyentuh pinggiran anusku, kemudian dia melebarkan pahaku. Aku mulai terangsang, k0ntolku meronta akibat tertindih karena aku telungkup. Nikmatnya saat kedua tangannya meremas bongkahan pantatku dgn sekali-kali jarinya memutar di sekitar lubang anusku.
Saat rangsangan mulai naik mengaliri darahku, aku merasakan satu tangannya lepas tdk ikut meremas bongkahan pantatku. Kenikmatan yg mulai bangkit terasa berkurang. Aku menoleh ke belakang untuk memprotes, ya ampun apa yg kulihat Riris setengah berjongkok dia memijatku dgn 1 tangan sementara tangannya yg lain meremas dan mengocok k0ntolnya yg tampaknya kepalanya bengkak berkilat urat-urat di batang k0ntolnya. Terbayang, aku kepingin memakan k0ntolnya hidup-hidup. Tubuhnya jg sdh mengkilat oleh minyak.
Riris bilang,
“Kamu doyan ya? sama waria yg burungnya gede, kamu doyan burungku.” Vulgar sekali omongannya bikin aku makin merangsang.
Lalu kami tuntaskan permainan sex dgn Riris untuk yg kesekian kalinya.END
The post Cerita Ngesex Dengan Waria Taman lawang Yang Terus-Terusan Mengodaku appeared first on CeritaSeksBergambar.