Untuk saaat ini aku sudah menginjak masa remaja atau boleh dibilang masa puber, pangilan akrapku adalah Edi, sekarang kegiatan ku adalah kuliah disalah satu universitas swasta di bandung, disana aku kost dengan beberapa teman sebayaku yang juga satu kampus tapi mereka beda fakultas.sederet mata kuliah kadang juga membebaniku, tapi dengan adanya teman mereka mampu menghiburku bisa menghapus sedikit rasa lelah sejenak. Sering jalan-jalan keluar bersama walau cuma di nongkrong-nongkrong saja buat ku itu sudah hal yang luar biasa,tempat yang sering dikunjungi tak lain Mal, cafe sesekali memang mereka ajak aku kediskotik tapi cuman lihat-lihat.
Seiring berjalannya waktu aku akhirnya sering berjumpa, berkenalan dengan banyak teman baik sejenis dan lawan jenis.Pacaran ya…! boleh saja “kata hatiku”hiburan.Dan dari situlah aku mengenal adanya cinta.
Kejadian ini bermula pada waktu kira-kira 7 bulan yang lalu. Tepatnya hari itu hari Sabtu kira-kira jam 16.30, aku sendiri bingung hari itu beda sekali, karena hari itu terlihat mendung tapi tidak hujan-hujan. Teman satu kostan-ku mengatakan kepadaku bahwa nanti temanya anak SMU akan datang ke kost ini, kebetulan temanku itu anak sekolahan juga dan hanya dia yang anak SMU di kost tersebut.
Setelah lama menunggu akhirnya orang yang ditunggu datang juga, kemudian temanku langsung mengajaknya ke tempat kamarku yang berada di lantai atas. Akhirnya aku dikenali sama perempuan tersebut, sebut saja namanya Riska. Lama-lama kami ngobrol akhirnya baru aku sadari bahwahari menjelang sore. Kami bertiga bersama dengan temanku nonton TV yang ada di kamarku. Lama-lama kemudian temanku pamitan mau pergi ke tempat temannya, katanya sih ada tugas.
Akhirnya singkat cerita kami berdua di tinggal berdua dengan Riska. Aku memang tergolong cowok yang keren, Tinggi 171 cm, dengan berat badan 58 kg, rambut gelombang. Riska hanya menatapku tanpa berkedip, akhirnya dia memberanikan diri untuk menggelitikku dan aku tidak tahu darimana dia mengetahui kelemahanku yang sangatvital itu kontan saja aku langsung kaget dan balik membalas serangan Riska yang terus menerus menggelitikiku. Lama kami bercanda-canda dan sambil tertawa, dan kemudian diam sejenak seperti ada yang lewat kami saling berpandang, kemudian tanpa kusadari Riska mencium bibirku dan aku hanya diam kaget bercampur bingung.
Akhirnya dilepaskannya lagi ciumannya yang ada di bibirku, aku pun heran kenapa sih nih anak? pikirku dalam hati. Riska pun kembali tidur-tiduran di kasur dan sambil menatapku dengan mata yang tajam… entah aku tidak tahu mata itu seolah-olah ingin menerkamku. Akhirnya dia melumat kembali bibirku dan kali ini kubalas lumatan bibirnya dengan hisapan-hisapan kecil di bibir bawah dan atasnya. Lama kami berciuman dan terus tanpa kusadari pintu kamar belum tertutup, Riska pun memintaku agar menutup pintu kamarku, entah angin apa aku hanya nurut saja tanpa banyak protes untuk membantah kata-katanya.
Setelah aku menutup pintu kamar kost-ku Riska langsung memelukku dari belakang dan mencumbuku habis-habisan. Kemudian kurebahkan Riska di kasur dan kami saling berciuman mesra, aku memberanikan diri untuk menyentuh buah dadanya Riska yang kira-kira berukuran berapa ya…? 34 kali, aku tidak tahu jelas tapi sepertinya begitu deh, karena baru kali ini aku menuruni BH cewek. Dia mengenakan tengtop dan memakai sweater kecil berwarna hitam. Aku menurunkan tengtop-nya tanpa membuka kutangnya. Kulihat buah dada tersebut… uih sepertinya empuk benar, biasanya aku paling-paling lihat di BF dan sekarang itu benar-benar terjadi di depan mataku saat ini.
Tanpa pikir panjang, kusedot saja buah dada Riska yang kanan dan yang kirinya aku pelintir-pelintir seperti mencari gelombang radio. Riska hanya mendesah, “Aaahhh… aaahhh… uuhhh…”Aku tidak menghiraukan gelagat Riska yang sepertinya benar-benar sedang bernafsu tinggi. Kemudian aku pun kepingin membuka tali BH tengtop-nya.
Kusuruh Riska untuk jongkok dan kemudian baru aku melihat ke belakang Riska, untuk mencari resliting kutangnya. Akhirnya ketemu juga dan gundukan payudara tersebut lebih mencuat lagi karena Riska yang baru duduk di bangku SMU kelas 2 dengan paras yang aduhai sehingga pergumulan ini bisa terjadi. Dengan rakusnya kembali kulumat dada Riska yang tampak kembali mengeras, perlahan-lahan ciumanku pun turun ke bawah ke perut Riska dan aku melihat celana hitam Riska yang belum terbuka dan dia hanya telanjang dada.
Aku memberanikan diri untuk menurunkan celana panjang Riska, dan Riska pun membantu dengan mengangkat kedua pinggulnya. Riska pun tertawa dan berkata, “Hayo tidak bisa dibuka, soalnya Riska mempunyai celana pendek yang berwarna hitam satu lagi…” ejek Riska sambil tersenyum girang. Aku pun dengan cueknya menurunkanya kembali celana tersebut, dan kali ini barulah kelihatan celana dalam yang berwarna cream dan dipinggir-pinggirnya seperti ada motif bunga-bunga, aku pun menurunkanya kembali celana dalam milik Riska dan tampaklah kali ini Riska dalam keadaanbugil tanpa mengenakan apapun. Barulah aku melihat pemandangan yang benar-benar terjadi karena selama ini aku hanya berani berilusi dan nonton tidak pernah berbuat yang sebenarnya.
Aku pandangi dengan seksama kemaluan Riska dengan seksama yang sudah ditumbuhi bebuluan yang kira-kira panjangnya hanya 2 cm tapi sedikit, ingin rasanya mencium dan mengetahui aroma kemaluan Riska. Aku pun mencoba mencium perut Riska dan pusarnya perlahan tapi pasti, ketika hamper mengenai sasaran kemaluannya Riska pun menghindari dan mengatakan, “Jangan dicium memeknya akh.. geliii…” Riska mengatakan sambil menutup rapat kedua selangkangannya. Yah, mau bagaimana lagi, langsung saja kutindih Riska, kucium-cium sambil tangan kiriku memegang kemaluan Riska dan berusaha memasukkanya ke dalam selangkangan Riska. Eh, Riska berontak iiihhh… ge.. li..” ujar Riska.
Tahu-tahu Riska mendorong badanku dan terbaliklah keadaan sekarang, aku yang tadinya berada di atas kini berubah dan berganti aku yang berada di bawah, kuat sekali dorongan perempuan yang berbobot kira-kira 45 kg dengan tinggi 160 cm ini, pikirku dalam hati. “Eh… buka dong bajunya! masak sih Riska doing yang bugil Edinya tidak…?” ujar Riska sambil mencopotkanbaju kaos yang kukenakan dan aku lagi-lagi hanya diam dan menuruti apa yang Riska inginkan. Setelah membuka baju kaosku, tangan kanan Riska masuk ke dalam celana pendekku dan bibirnya sambil melumat bibirku. Gila pikirku dalam hati, nih cewek kayaknya sdah berpengalaman dan dia lebih berpengalaman dariku.
Perlahan-lahan Riska mulai menurunkan celana pendekku dan muncullah kemaluanku yang besarnya minta ampun (kira-kira 22 cm). Dan Riska berdecak kagum dengan kejantananku, tanpa basa-basi Riska memegangnya dan membimbingnya untuk masuk ke dalam liang senggama miliknya Riska, langsung saja kutepis dan tidak jadi barang tersebut masuk ke lubang kemaluan Riska. “Eh, jangan dong kalau buat yang satu ini, soalnya gue belum pernah ngelakuinnya…” ujarku polos. “Ngapain kita udah bugil gini kalau kita tidak ngapa-ngapain, mendingan tadi kita tidak usah buka pakaian segala,” ujar Riska dengan nada tinggi.
Akhirnya aku diam dan aku hanya menempelkan kemaluanku di permukaan kemaluan Riska tanpa memasukkanya. “Begini aja ya…?” ujarku dengan nada polos. Riska hanya mengangguk dan
begitu terasanya kemaluanku bergesek di bibir kemaluan Riska tanpa dimasukkan ke dalam lubang vaginanya milik Riska, aku hanya memegang kedua buah pantat Riska yang montok dan secara sembunyi-sembunyiaku menyentuh bibir kemaluan Riska, lama kami hanya bergesekan dan tanpa kusadari akhirnya kemaluanku masuk di dalam kemaluan Riska dan Riska terus-terusan menggoyang pantatnya naik-turun.Aku kaget dan bercampur dengan ketakutan yang luar bisa, karena keperawanan dalam hal ML yang aku jaga selama ini akhirnya hilang gara-gara anak SMA.
Padahal sebelum-sebelumnya sudah ada yang mau menawari juga dan dia masih perawan lebih cantik lagi aku tolak dan sekarang hanya dengan anak SMU perjakaku hilang. Lama aku berpikir dan sedangkan Riska hanya naik-turun menggoyangkan pentatnya semenjak aku melamun tadi, mungkin dia tersenyum puas melihat apa yang baru dia lakukan terhadapku.
Yach, kepalang tanggung sudah masuk, lagi nasi sudah jadi bubur akhirnya kugenjot juga pantatku naik-turun secara berlawanan dengan yang dilakukan Riska, dan bunyilah suara yang memecahkan keheningan, “Cplok.. cplok… cplok…” Riska mendesah kenikmatan karena kocokanku yang kuat dilubang vaginanya. Lama kami berada di posisi tersebut, yaitu aku di bawah dan dia di atas.akhirnya aku mencoba mendesak Riska agar dia mau mengganti posisi, tapi dorongan tangannya yang kuat membatalkan niatku, tapi masa sih aku kalah sama cewek, pikirku. Kudorong ia dengan sekuat tenagaku dan akhirnya kami berada di posisi duduk dan kemaluanku tetap berdiri kokoh tanpa dilepas. Riska tanpa diperintah menggerakkan sendiri pantatnya, dan memang enak yah gituan, pikirku dalam hati. Tapi sayang tidak perawan.
Akhirnya kudorong lagi Riska agar dia tiduran telentang dan aku ingin sekali melihat kemaluanku yang besar membelah selangkangan kemaluan Riska, makanya aku sambil memegang batang kemaluanku menempelkannya di lubang kemaluan Riska dan “Bless…” amblaslah semuanya. Kutekan dengan kencangnya tentunya karena nasi sudah hancur. Kepalang tanggung biarlah kuterima dosa ini, pikirku. Dengan ganasnya dan cepat kuhentakkan kemaluanku keras-keras di lubang kemaluan Riska dan kembali bunyi itu menerawang di ruangan tersebut karena ternyata lubang kemaluan Riska telah banjir dengan air pelumasnya disana, aku tidak tahu pasti apakah itu spermanya Riska, apakah hanya pelumasnya saja? dan Riska berkata:
“Loe.. udah keluar ya…?” ujarnya.
“Sembarangan gue belom keluar dari tadi..?” ujarku dengan nada ketus.
Karena kupikir dia mengejekku karena mentang-mentang aku baru pertama kali beginian seenaknya saja dia menyangka aku keluar duluan. Akhirnya lama aku mencumbui Riska dan aku ingin segera mencapai puncaknya. Dengan cepat kukeluarkan kemaluanku dari lubang kemaluannya dan kukeluarkan spermaku yang di atas diperutnya Riska, karena aku takut kalau aku keluarkan di dalam vaginanya aku pikir dia akan hamil,kan berabe. Aku baru sekali gituan sama orang yang yang tidak perawan malah disuruh tanggung jawab lagi. Gimana kuliahku! Riska tersenyum dengan puas atas kemenangannya menggodaku untuk berbuat tidak senonoh terhadapnya.
semenjak saat itu aku sudah mulai menghilangkan kebiasaaan burukku yaitu onani, dan aku tidak mau lagi mengulang perbuatan tersebut karena sebenarnya aku hanya mau menyerahkannya untuk istriku seorang. demikian pengalamanku yang tak terlupakan sampai saat ini. Aku baru berusia 21 tahun saat ini.
FacebookTwitterGoogle+WeChatTelegramLineWhatsAppSkypeShare
The post Cerita Remaja Bergambar Sex ABG Belajar Ngentot appeared first on CeritaSeksBergambar.