Malam itu Ria terlihat cantik dan sexy sekali dengan mengenakan gaun malam yang bisa membuat mata para lelaki yang memandangnya akan menelan air liur dan terbangkit birahinya, gaun malam mini berwarna hitam dengan belahan yang menampakkan bulatan payudaranya serta bagian punggung yang terbuka lebar memperlihatkan kemulusan punggungnya, dan tali gaunnya yang kecil terikat di tengkuknya sehingga menambah ke sexy-an dari dirinya.
Warna hitam gaunnya sangat kontras dengan warna putih bersih kulitnya, kedua puting payudaranya tercetak samar-samar di gaun malamnya, nampaknya Ria tidak mengenakan bh dibalik gaun itu, karena warna gaunnya yang hitam tonjolan kedua putingnya tidak terlalu kentara jika hanya sekilas memandang, gaun warna hitam yang Ria kenakan tidak terlalu ketat membalut tubuh Ria, memang Ria memilih yang tidak terlalu ketat agar bisa leluasa bergerak, tetapi tetap memperlihatkan bentuk tubuh Ria yang sexy.
Malam itu Ria memang diajak oleh suaminya untuk makan malam dan seperti yang suaminya jelaskan ditelpon tadi siang, suaminya akan mengadakan jamuan makan malam untuk clientnya, sebetulnya Ria merasa malas untuk datang, karena dia pikir acara makan malam ini pasti membosankan, karena selama makan malam dia hanya akan mendengarkan obrolan soal bisnis dan dia hanya akan jadi pajangan selama makan malam berlangsung, apalagi dia berpikir pasti teman bisnis suaminya ini seumuran dengan suaminya yang sudah kepala 5.
Ria sudah membayangkan acara itu pasti sangat betul-betul membosankan. Tapi suaminya memaksa dia untuk ikut alasan suaminya sudah lama tidak mengajak makan malam karena kesibukannya.
Tepat jam 6 sore, mobil suaminya tiba dihalaman rumahnya, melihat itu Ria keluar rumah dan mengunci pintunya, saat itu supir suaminya telah turun dari mobil dan membukakan pintu mobil dibagian penumpang, Ria pun bergegas naik kedalam mobil.
“Sore, Bu” supirnya menyapa istri majikannya.
“Sore Sep, Bapak mana?” jawab Ria dilanjutkan dengan bertanya keberadaan suaminya.
“Tadi sudah saya antar duluan ke hotel, lalu saya disuruh kesini untuk jemput ibu dan mengantar ibu ke tempat tadi” jawab Asep menjelaskan.
“Oh ya sudah, ayo jalan, Sep” kata Ria.
Setengah jam kemudian tibalah di hotel, kemudian dia turun dan langsung menuju ke restoran yang telah disebutkan oleh suaminya tadi siang, saat dia melewati lobby semua mata lelaki yang berada di situ tidak berkedip memandangi Ria, sesampainya di restoran seorang pelayan menyambutnya, kemudian Ria menanyakan meja suaminya, pelayan ini kemudian mengantar Ria ke meja suaminya, di dalam hotel ini lah cerita sex obat perangsang ini terjadi. anganku.com
“Pak Fahri, ini Ria istriku dan Mah, ini pak Fahri clientku yang tadi siang kuceritakan” kata suaminya setibanya Ria di meja mereka.
“Malam, Bu” Fahri menyapa Ria, sambil menyorongkan tangannya untuk menjabat tangan.
“Malam, Pak” jawab Ria sambil menyambut tangan Fahri.
Kemudian dengan penuh sopan Fahri mempersilahkan untuk duduk, Ria sedikit terkejut dengan client suaminya ini, tebakan dia jauh meleset, karena kalau dilihat dari wajahnya, umur dari client suaminya ini paling seumuran dia, wajahnya ganteng, tubuhnya atletis beda jauh dengan tubuh suaminya, genggaman tangannya hangat dia rasakan, tatapan matanya membuat jantungnya berdetak kencang.
Saat makan malam berlangsung Ria sering mencuri pandang tanpa diketahui oleh suaminya, kadang-kadang tatapan matanya bentrok dengan mata Fahri yang kebetulan sedang menatap ke dia. Ria merasakan jantungnya berdetak dengan kencang setiap mata mereka beradu, kedua pipinya merona merah entah karena tatapan Fahri atau karena pengaruh Wine yang mereka minum yang entah sudah berapa gelas yang mereka minum, wajah Ria semakin nampak mempesona dengan semburat merah yang menghiasi pipinya, Fahri sendiri semakin sering mencuri pandang melihat Ria saat mendengarkan penjelasan soal kontrak bisnis dari suaminya.
Ria melihat suaminya begitu antusias menjelaskan tentang kontrak bisnis itu dan nampaknya suaminya mendominasi pembicaraan ini, Ria melihat wajah suaminya yang sudah memerah karena pengaruh alkohol, Ria melihat Fahri kadang-kadang mengangguk tanda setuju lalu tersenyum.
“Jadi, bagaimana, pak Fahri?” tanya suaminya
“Apanya?” Fahri balik bertanya, dia agak sedikit kaget karena saat itu dia sedang memperhatikan istrinya.
“Soal, kontrak bisnis kita, apa proposal yang saya berikan tadi siang sudah dipelajari?” tanya suaminya lagi.
“Oh, soal itu, sudah saya pelajari dan ada beberapa syarat tambahan yang ingin saya tambahkan dalam proposal itu” jawab Fahri.
“Syarat apa saja, Pak?” kembali suaminya bertanya.
“Wah, saya lupa, tapi saya sudah kasih note kok di proposal bapak tadi” Fahri menjawab.
“Ok.. Ok.. Proposalnya pak Fahri bawa sekarang?” suaminya bertanya kembali.
“Hahaha… Pak Herry memang pebisnis tulen, kita kan lagi makan malam jadi saya tidak bawa” Fahri menjelaskan.
“Hehehe… Bukan begitu pak Fahri, alangkah bagusnya kalau kita bisa selesaikan malam ini, syarat-syarat tambahan pak Fahri akan saya lihat, kalau tidak terlalu memberatkan pihak kami, saya akan langsung setujui, terus kita bisa tanda tangani pra-kontrak itu, baru besok kita buat kontrak kerjasamanya” suaminya menjelaskan.
“Baik.. Baik.. Saya ambil proposal dulu, pak Hendro dan ibu bisa tunggu saya disini” Fahri berkata sambil tersenyum.
“Oh, gak usah repot-repot, pak, bagaimana kalau kita ikut bapak saja, itu kalau bapak gak keberatan, soalnya begini pak, dari pada bapak bolak-balik, lebih baik kami yang ke kamar bapak, setelah selesai, kami langsung pulang dan pak Fahri bisa langsung istirahat” Suaminya menimpali tawaran Fahri.
“Hhmmm… Baiklah, tapi apa tidak lebih kalau bapak saja yang ikut dan ibu bisa menunggu disini, soalnya takut nanti orang berprasangka buruk tentang ibu” Fahri berkata kembali.
“Ah, bapak, tidak apa-apa, kan saya ini suaminya, jadi tidak akan ada yang berprasangka buruk soal dia, lagipula lebih kurang baik kalau dia sendirian duduk disini” suaminya menjelaskan.
“Oh, iya pak Herry betul juga” Fahri mengangguk setuju setelah mendengar penjelasan suaminya.
Akhirnya mereka beranjak meninggalkan restoran itu menuju ke kamar Fahri, ternyata Fahri tinggal di salah satu kamar yang mewah yang ada di hotel ini, kamarnya terdiri dari dua bagian, bagian pertama saat masuk terdapat Bar dipojok sebelah kanan pintu masuk, lalu ada sofa 322 dan meja kerja, sementara tempat tidurnya terletak dibagian yang satunya lagi, Ria memperkirakan kamar mandi dan toiletnya ada di dalam kamar tidurnya, Fahri mempersilahkan Ria dan suaminya duduk, sementara dia sendiri menuju meja kerja untuk mengambil proposal, Fahri menyerahkan proposal tersebut ke tangan suaminya, suaminya langsung membaca kembali proposal tersebut yang telah banyak coretan-coretan dan tambahan-tambahan dari Fahri, nampak kepala suaminya manggut-manggut saat membaca proposal tersebut. anganku.com
“Ok… Ok… Pak Fahri, saya sudah baca kembali dan saya tidak keberatan dengan penambahan-penambahan dari bapak” kata suaminya.
“Bagus kalau begitu saya senang jika bapak dan ibu menyetujui syarat tambahan dari saya, selanjutnya bapak tinggal paraf di setiap coretan-coretan saya dan tanda tangani, lalu saya akan melakukan hal yang sama” Fahri berkata sambil tersenyum penuh arti.
“Hahaha.. Bapak bisa aja, istri saya pasti setuju dengan syarat tambahan bapak, kan kontrak kerja ini akan menambah keuntungan untuk kedua perusahaan kita dan otomatis menambah keuntungan juga buat dia” suaminya berkata menjelaskan, sementara Ria sendiri hanya dapat tersenyum tanpa mengerti sedikitpun tentang hal ini.
“Ok, saya akan suruh pelayan untuk memfotocopy proposal ini, nanti aslinya saya simpan, pak Herry bawa copyannya, jadi besok bapak bisa suruh orang bapak untuk buat proposal yang sudah direvisi ini, saya akan datang kekantor bapak besok untuk menanda tanganinya” kata Fahri.
“Ok, pak” jawab suaminya singkat.
Kemudian Fahri beranjak menuju kekamar tidurnya, Ria mendengar sayup-sayup suara Fahri dari dalam kamar, nampaknya Fahri sedang menelpon pelayan untuk datang kekamarnya, Ria sedikit heran kenapa Fahri menelpon dari dalam kamarnya, sementara dimeja kerja juga ada telpon.
Tak lama berselang Fahri keluar dari ruangan dan dia menjelaskan kepada suaminya untuk menunggu sebentar, karena dia sedang memanggil pelayan untuk memfotocopykan proposal yang sudah mereka tanda tangani. Sambil menunggu kedatangan pelayan, kami mengobrol ringan, Ria melihat suaminya sudah agak mabok akibat pengaruh Wine yang mereka minum saat makan malam tadi.
Kira-kira lima belas menit kemudian bel pintu berbunyi, Fahri beranjak dari duduknya untuk membukakan pintu, Nampak oleh pelayan hotel berjumlah 2 orang masuk sambil membawa bucket (Ember dari stainless steel), disetiap bucket itu terisi oleh botol, nampaknya waktu menyuruh pelayan datang itu Fahri sekalian memesan Champagne, pelayan itu meletakkan pesanan Fahri di meja Bar, kemudian Fahri menyerahkan proposal dan meminta mereka untuk memfotocopykannya.
“Pak Her, bagaimana kalau kita merayakan kerjasama ini sambil minum Champagne” tawar Fahri.
“OK, pak, hal ini memang wajib untuk dirayakan agar kerjasama kita semakin baik” sambut suaminya semangat.
Ria sedikit khawatir melihat keadaan suaminya, dia takut nanti suaminya mabok dan tertidur disini, tidak mungkin dia harus memapahnya kalau sampai hal itu terjadi, tapi dalam hatinya membatin biar kalau nanti suaminya tertidur dia akan meminta pelayan untuk memapahnya ke mobil, Fahri sedang berjalan kearah mereka sambil membawa gelas berisi Champagne di kedua tangannya.
“Mari kita bersulang semoga kerjasama kita ini akan sukses, minumnya harus sekaligus habis, karena dengan itu menandakan bahwa tidak akan ada penundaan dalam hal kerja sama kita ini” kata Fahri setelah menyerahkan gelas kepada Ria dan suaminya.
“Beres pak, ‘Bottom Up’” kata suaminya, Ria sendiri hanya membalas dengan senyuman.
Mereka bertiga langsung menenggak habis minuman masing-masing, setelah habis Fahri mengambil gelas kosong itu dan kembali beranjak ke Bar untuk mengisi lagi gelas kosong tersebut.
“Satu kali lagi kita bersulang” sahut Fahri setelah menyerahkan gelas yang sudah terisi oleh Champagne ke Ria dan suaminya.
“OK, once more” kata suaminya sambil terkekeh-kekeh, Ria melihat keadaan suaminya dan dia tahu bahwa suaminya sudah semakin dipengaruhi oleh alkohol.
Mereka kembali menegak minuman itu dalam satu tegukan gelas, kemudian Fahri beranjak ke Bar untuk mengambil botol champagne, setelah itu dia kembali mengisi gelas-gelas mereka yang sudah kosong tadi, sekarang ini Fahri tidak mengajak untuk bersulang, Fahri dan Ria meminum satu teguk saja dan menaruh gelas mereka di meja, sementara Herry meminum Champagne tersebut sampai habis dengan sekali teguk saja dan tanpa menunggu Fahri untuk mengisi kembali gelasnya yang sudah kosong, dia mengambil sendiri botol Champagne itu dan menuangkannya ke gelasnya yang sudah kosong, saat itu bel pintu kembali berbunyi, Fahri beranjak menuju kepintu dan membukanya, Nampak oleh Ria salah satu pelayan yang tadi datang menyerahkan dokumen ke Fahri, sambil mengucapkan terima kasih Fahri menyelipkan tip ke tangan pelayan tersebut dan menutup pintu kamarnya.
Yang tidak disadari oleh Ria dan suaminya adalah ketika Fahri menuangkan minuman yang pertama dan kedua, saat itu Fahri memberikan campuran ke dalam minuman mereka, cairan itu berasal dari dua botol kecil yang berbeda untuk melancarkan rencananya.
Nampaknya Fahri sudah merencakan hal ini saat dia menelpon dari dalam kamarnya, cairan yang dia masukkan kedalam gelas Ria adalah obat perangsang sementara yang dimasukkan kedalam gelas suaminya adalah cairan obat tidur.
“Ok pak, terimakasih, akan saya suruh anak buah saya untuk merevisi proposal sesuai dengan kesepakatan kita, sekarang kami pamit pulang dulu” kata Herry dengan mata hampir terpejam, saat dia menerima dokumen tersebut dari Fahri.
“Ok, sampai ketemu besok dikantor bapak” balas Fahri.
Ria dan suaminya berdiri, kemudian melangkah menuju kepintu, tetapi baru sekitar enam langkah tubuh Herry mulai limbung, untung Fahri yang berada disampingnya sempat meraih tubuh tersebut, kelihatannya Herry sudah betul-betul tumbang akibat pengaruh alkohol dan pengaruh obat tidur yang dicampurkan oleh Fahri tadi, bukan hanya suaminya saja yang sudah terpengaruh, tapi Ria sendiri yang berjalan dibelakang juga sudah dipengaruhi oleh obat perangsang yang dicampurkan oleh Fahri tadi, Ria merasakan keganjilan ditubuhnya terutama di daerah sensitifnya seperti dipayudara dan divaginanya, dia merasakan gatal dan geli yang aneh dan dia menginginkan daerah-daerah tersebut disentuh, dibelai, dan diremas, sementara lubang kemaluannya menginginkan sodokan-sodokan batang kemaluan lelaki. Cerita sex obat perangsang ini pun segera dimulai.
Cerita Sex Obat Perangsang
Ria berusaha untuk menutupi hal tersebut tetapi semakin dia lawan semakin kuat hasratnya.
Sambil berusaha untuk melawan hasrat tersebut, Ria membantu Herry untuk memegangi suaminya, yang dia lihat sudah tertidur, kemudian Ria mendengar Fahri berkata untuk membaringkan sebentar suaminya ditempat tidur, tanpa membantah Ria mengikuti gerakan Fahri yang memapah suaminya keruangan tidur, setelah merebahkan suaminya ditempat tidur, Ria meminta ijin kepada Fahri untuk menggunakan kamar mandinya, Fahri pun mempersilahkan Ria untuk menggunakan kamar mandinya.
Ria tidak melihat Fahri saat dia keluar dari kamar mandi, setelah melihat keadaan suaminya yang nampak tertidur dengan lelapnya, Ria pun beranjak kearah ruang tamu dan dia melihat Fahri sedang berada di Bar sedang membuka botol Champagne yang satunya lagi dan dia melihat botol Champagne yang pertama sudah kosong, melihat kedatangan Ria, Fahri menawarkan minuman lagi, yang dijawab dengan anggukan oleh Ria, sambil berjalan kearah Bar.
Setelah menuangkan minuman kedalam gelas, Fahri berjalan kearah Ria yang sudah berdiri di meja Bar, diserahkannya gelas yang berisi Champagne ke Ria, kemudian Fahri mengadukan bibir gelasnya ke bibir gelas Ria, mereka pun meminum satu teguk minuman itu kemudian menaruh gelas mereka di meja Bar, mereka kemudian terlibat perbincangan ringan, saat itu Ria baru menyadari posisi berdiri Fahri yang sangat dekat dengan dirinya, aroma tubuhnya yang harum tercium oleh Ria dan menambah rangsangan aneh kepada dirinya.
Tiba-tiba dengan lembut Fahri membalikkan tubuh Ria, wajah mereka begitu berdekatan, Ria merasakan nafas yang keluar dari hidung Fahri menerpa wajahnya, dengan lembut Fahri mengangkat dagu Ria lalu Fahri mengecup perlahan bibir Ria, Ria merasakan getaran aneh yang mengalir saat bibirnya tersentuh oleh bibir Fahri, matanya terpejam mulutnya sedikit terbuka, Fahri yang melihat ini tersenyum, kemudian dia mengecup kembali bibir Ria dengan lembut, dilanjutkan dengan jepitan bibirnya kebibir bagian bawah, dihisapnya bibir bagian bawah sehingga membuat Ria mendesah.
“Ohhhh…” Ria mendesah.
Fahri melanjutkan aksinya dengan melumat seluruh bibir, lidahnya mulai menerobos masuk ke dalam rongga mulut Ria, kemudian lidahnya menari didalam rongga mulut. anganku.com
Ria membalas dengan menyentuhkan lidahnya ke lidah Fahri, lidah mereka menari bersentuhan didalam rongga mulut Ria.
Sambil tetap mencumbu mulut Ria, tangan Fahri mulai beraksi, diraihnya ikatan tali gaun Ria lalu dia tarik, dan dia lepaskan ikatannya, dengan perlahan tapi pasti gaun yang dikenakan oleh Ria mulai meluncur perlahan kebawah kakinya, saat ini hanya CD hitam yang masih melekat ditubuh Ria, kedua tangan Fahri perlahan-lahan mulai turun dari leher yang jenjang ke arah kedua bukit kembar, setelah kedua bukit kembar Ria berada dalam genggamannya Fahri mulai meremas-remas kedua payudara, yang kadang-kadang ditingkahi oleh pilinan-pilinan lembut di kedua puting susunya.
“Hhhmpp… Ssshhh… Oohh…” desah Ria merasakan nikmatnya sentuhan dan remasan tangan Fahri di kedua payudaranya, pikiran sehatnya sudah terpengaruh oleh rangsangan obat dan belaian jemari Fahri, dia tidak memperdulikan bahwa suaminya sedang tertidur diruangan sebelah dan mungkin saja bisa bangun kapan saja.
Aksi Fahri semakin menjadi, dia tahu bahwa Ria sudah dalam pengaruh obat perangsang yang dia berikan tadi, dan dia juga tidak takut akan suaminya yang bisa bangun kapan saja, karena dia tahu bahwa suaminya tidak akan bangun sampai besok pagi, obat tidur yang dia berikan tadi cukup membuat orang akan tertidur sampai 20jam, jadi dia akan punya kesempatan untuk menikmati tubuh indah istri clientnya ini sampai puas.
Ciuman Fahri berpindah ke leher, membuat Ria semakin menggeliat, lalu menurun kearah dada, dengan lembut puting susu sebelah kanan Ria dikecup oleh Fahri, dilanjutkan dengan jilatan-jilatan diputing tersebut dan kadang-kadang dihisap-hisapnya susu payudaranya, tangan kirinya masih aktif dengan remasan dan pilinan disusu dan puting sebelah kiri, sementara tangan kanannya mulai meluncur kearah selangkangan Ria, dengan gerakan perlahan tapi pasti tangan kanan Fahri menyelusup kedalam CD, terasa oleh Fahri kemaluan Ria sudah basah, jemari Fahri menggesek-gesek klitoris dengan lembut, kombinasi aksi yang dilakukan Ria membuat semakin mendesah, rintihan nikmatnya meluncur tanpa henti dari mulut Ria.
“Oohh.. Enak.. Terus.. Kamu hebat oohh.. Melayang aku jadinya… Puaskan aku.. Ohh..” rintih Ria.
Tangan kiri Fahri menghentikan aksinya dan meluncur turun kearah CD Ria, dia pun menarik keluar tangan kanannya, lalu dengan kedua tangannya CD Ria mulai dilepas perlahan-lahan, sementara ciumannya mulai merambat turun, saat bibirnya sampai diselangkangan, CD Ria pun sudah turun sampai ke kaki, dengan lembut diangkatnya sedikit kaki kiri sehingga CD terlepas dari kaki sebelah kirinya, lalu dia meletakkan kaki Ria di pijakan kaki kursi bar, setelah itu dia meregangkan kaki kanannya, selangkangan Ria sedikit terbuka dengan posisi ini, Fahri pun mulai mejilati kelentit Ria dan kadang-kadang ditingkahi dengan hisapan-hisapan lembut, dua jari tangan kanannya dia masukkan kedalam rongga kemaluan Ria dengan perlahan, Ria melenguh akibat double action yang dilakukan oleh Fahri.
“Ohh… Ari, nikmat sekali, terus Ari, hisap itilku, yahh begitu, Oh..” lenguh Ria, merasakan nikmat yang luar biasa, tanpa disadari panggilan bapak yang dari makan malam tadi dia lontarkan sudah berganti menjadi panggilan nama.
“Yahh.. Terus.. Begitu.. Oh enak sekali, puaskan aku.. Ari” kembali Ria melenguh saat Fahri mulai mengocok kemaluannya dengan kedua jari tangannya dan hisapan-hisapan di kelentitnya.
Gerakan tangan Fahri yang keluar masuk di kemaluan memek Ria semakin menjadi, kadang-kadang dia putar-putar jari tangannya, kadang-kadang dia pijat-pijat dinding memek Ria oleh tangannya, sementara tangannya beraksi mulutnya tidak berhenti menjilati dan menghisap-hisap kelentit Ria.
“Oh.. Aku tidak tahan lagi, aku mau keluar, oohhh… Nikmaat.. Sekalii… Aaaghhh… Aaku.. Keluar” Ria mengerang saat dia mencapai puncak kenikmatannya.
Sssrrrrr…. Ssrrrr…. Sssrrrr….. Tubuh Ria mengejang, dan mengejut-ngejut saat vaginanya mengeluarkan cairan kenikmatannya, sementara tangannya meraih kepala Fahri dan menekan kepala Fahri kearah kemaluannya, pantatnya mengejut-ngejut seirama dengan kemaluannya yang menyemburkan lahar kenikmatannya, dinding vagina Ria berkedut-kedut itu yang dirasakan oleh tangan Fahri, Fahri pun merasakan tangannya disiram oleh hangatnya cairan kenikmatan Ria, dan cairan itu mulai mengalir keluar lewat tangan Fahri.
Fahri segera berdiri setelah badai nafsu Ria mereda dan kejutan-kejutan tubuh Ria berhenti, tangan kirinya merengkuh tubuh Ria, tangan kanannya memegangi dagu lalu diciumi dengan lembut bibir Ria, kemudian tangan kanannya beranjak ke payudara, dengan lembut Fahri membelai-belai bulatan dan puting payudara Ria, mendapat perlakuan tambahan ini Ria merasakan sensasi yang berbeda dari pada biasanya, sisa-sisa kenikmatan yang berhasil dia raih semakin indah dia rasakan akibat perlakuan Fahri ini.
Tidak berhenti disitu Fahri bahkan malah tambah mejilat lebih ganas dan tanpa sadar Ria malah mengangkat pantatnya tinggi-tinggi…… Wajahnya memandangku seperti memohon kepadaku untuk segera memasukkan kemaluanku.. Akhirnya aku mulai kasihan padanya. Aku segera mencari dompetku dan mengambil kondom, kupakai dengan cepat dan aku mulai menaiki dia, segera kuarahkan kemaluanku ke mekinya. dan perlahan tapi pasti kemaluanku amblas semua… Dia kelihatan menggigit bibir menahan sakit. Sempit memang.. Pelan-pelan mulai ku pompa dia, kutekan dan kutekan lagi sampai akhirnya dia mulai mengerakkan kepala kekanan dan kekiri seperti orang kesurupan dan lalu dia berteriak lagi “Ari.. Aku keluuaaar.. Ahh.. Ahhh”
Aku menurunkan kecepatanku… Tapi tiba2 dia bangun dan memintaku untuk di posisi bawah, dia segera menaikiku dan mulai bergerak naik turun. pada posisi ini aku dapat melihat seluruh tubuh yang mulus sambil tanganku tak henti2nya meremas dan memainkan pentilnya yang coklat kemerah-merahan itu..
Mungkin karena konsentrasiku terganggu dengan memandangi tubuhnya aku mulai merasakan akan segera memuntahkan spermaku… “Aku mau sampe….” Kataku.
“Tahan bentar Ari, aku juga mau keluar lagi”…. Dan dia memompa lebih dahsyat dan …. Dan…. Akhirnya aku sampai.. Cret.. Cret…. Ria tambah mempercepat gerakan dan akhirnya dia juga berteriak…. Ari .. Ahhhhhh…. Dan akhirnya dia ambruk ke badanku.
Badan kami penuh keringat dan aku malah memeluknya sambil mengelus-elus punggungnya. Setelah beberapa saat baru dia bangun dan aku melihat dia mengeluarkan air mata… “Kenapa? Ada yang salah”…. Ria hanya menggeleng dan mengajakku ke kamar mandi.
Di kamar mandi, kami mandi bersama, saling sabun, saling peluk…. Setelah selesai mandi kami mengenakan handuk dan kami duduk di sofa sambil aku peluk dia….
Aku tanya lagi “Kenapa nangis?”…. Akhirnya dia minta maaf padaku sampai terjadi ML denganku. Dia mengatakan bahwa dia tidak pantas melakukan itu padaku karena aku adalah suami orang.
Dia minta padaku untuk berjanji tidak akan mengulangi hal yang sama ini. Cukup sekali dan biarlah itu jadi kenangan indah saja dan aku menurut saja, karena aku tahu Ria adalah istri dari rekan kerjaku dan aku menghormati keputusan dia. anganku.com
The post Cerita Seks Bergambar Obat Perangsang Membuat Nafsuku Membara appeared first on CeritaSeksBergambar.