Waktu luang di sela-sela pekerjaan aku mengobrol dengan salah satu staffku yang bernama tiara, obrolan kita menyinggung tentang hal dewasa dia bertanya kepadaku apa itu orgasme dan aku sedikit bingung untuk menjawabnya karena sulit untuk menjelaskan lewat kata – kata, mungkin dia belum tau pentingnya orgasme dalam tubuh.
Termasuk tiara salah satu staffku ini, selama menikah 2 tahun lalu, dia belum tahu apa itu orgasme, yang dia tahu hanya rasa enak saat kontol suaminya memasuki kewanitaannya. Dan berakhir saat kontol suaminya menyemprotkan cairan hangat kedalam kewanitaannya.
Aku hanya geleng-geleng kepala mendengan ceritanya, lalu aku korek lebih jauh tentang perasaaan, foreplay, gaya, waktu, dan lain-lain tentang hubungannya dengan suaminya, Dengan malu-malu Tiara pun menceritakan dengan jujur bahwa selama ini memang dia sendiri penasaran dengan apa yang namanya orgasme namun dia tak tahu harus bagaimana.
Yang jelas saat berhubungan dengannya suaminya dia cukup foreplay, bahkan suaminya senang mengoral kewanitaannya sampai banjir, dan selama kontol suaminya masuk sama sekali tidak ada rasa sakit, yang ada hanya enak saja namun tidak bertepi, rasanya menggantung tidak ada ujung, dan tahu-tahu sudah berakhir dengan keluarnya sperma suaminya ke daam kewanitaannya. anganku.com
“Kira-kira berapa lama kontol suami kamu bertahan dalam kewanitaan kami?”
tanyaku.
“Mungkin sekitar 10 menit” jawabnya pasti.
“Gaya apa yang dipakai suami kami?”
“Macam-macam, Pak, malah sampai menungging segala”
Aku hanya tersenyum mendengan jawabannya yang polos.
“Kira-kira berapa besar kontol suami kamu?”
“Berapa ya?, saya tidak tahu Pak!” jawabnya bingung.
Akupun jadi bingung dengan jawabannya, tapi aku tidak kekurangan akal.
“Waktu kamu genggam punya suami kamu pakai tangan, masih ada lebihnya tidak?”
Tiara diam sejenak, mungkin sedang mengingat-ingat.
“Kayanya masih ada lebih, pas kepalanya, Pak!
Aku tak dapat menahan senyumku.
“Maksud kamu, ‘helm’ masih nongol?”
“Ya! Tiarapun tersenyum juga.
Aku suruh tangannya menggenggam, aku pandangi secara seksama tangannya yang sedang mengepal, yang berada dalam genggamanku, sungguh halus sekali, Namun aku sadar bahwa aku ditempat umum.
“Aku perkirakan kontol suami kamu berukuran 10-14cm, berarti masih normal, Ti!”
“Bagaimana dengan kekerasannya?” tanyaku lagi.
“Keras sekali, Pak, seperti batu!
Aku diam sejenak mencoba berfikir tentang penghambatnya meraih orgasme, sebab dari pembicaraan tadi sepetinya tidak ada masalah dalam kehidupan seksnya, tapi kenapa Tiara tidak bisa meraih orgasmenya?
“Kok diam Pak?”
“Aku lagi mikir penyebabnya.”
“Apa mungkin masalah lamanya, Pak? Sebab sepertinya saya sedikit lagi mau mencapai ujung rasa enak, tapi suami saya keburu keluar terangnya.
Aku diam sejenak, mencoba mencerna kata-katanya, tapi tak lama Tiara sendiri membantahnya.
“Tapi, tidak mungkin kali, Pak, sebab biarpun kadang lebih lama dari sepuluh menit, tapi tetap saya merasa hampir di ujung terus, tanpa pernah terselesaikan.”
Aku sedikit mengerti maksudnya,
“Maksud kamu, kalau 10 menit maunya semenit lagi? Namun kalau sudah 12 menit atau 15 menit pun kamu maunya tetap semenit lagi? ” tanyaku.
“Ya, betul, kenapa ya Pak?”
Aku kini mulai mengerti posisi sebenarnya, Kemungkinan besar ada titip dalam memeknya yang belum tersentuh secara maksimal. Itu kesimpulan sementara, Namun aku belum sempat mengucapkan apa-apa, keburu jam istrirahat kerja habis.
“Ya udah Ti, nanti kita terusin via SMS, oke?”
“Oke deh!” sahutnya riang sambil meninggalkan aku.
Di meja kerjaku, aku kembali memikirkan benar-benar masalah yang Tiara hadapi, sebenarnya ada niat untuk memanfaatkan kesempatan dalam kesimpitan, karena setalah aku pikir-pikir Tiara punya kelebihan di Buah dada dan pantatnya yang besar juga kulitnya yang bersih dengan bulu-bulu halus.
Namun Tiara akrab dengan istriku, dan aku sendiri kenal sudah lama dengannya dan suaminya, ini yang jadi masalah, Lama aku berfikir, akhirnya aku putuskan untuk mencoba menolongnya semampuku tanpa mengharapkan apapun darinya, Aku yakin aku bisa membantunya berbekal pada pengalamanku selama ini.
Aku kirim SMS kepadanya, “Ti, Sepertinya masalah kamu agak kompleks, Kalau sempat, bisa tidak nanti pulang kerja cari tempat yang enak untuk mengobrol?”
5 menit aku tunggu belum ada jawaban juga. Aku jadi tenang sendiri, jangan – jangan dia marah, karena aku dianggap kurang ajar, Tapi untunglah tak lama HPku bergetar 2x pertanda SMS masuk, Aku langsung lihat pengirimnya Tiara aku baca isinya.
“Boleh, tapi jangan di tempat sepi ya.., kata nenek itu berbahaya”
Aku tersenyum membaca balasannya yang sedikit bergurau, lalu aku balas kembali.
“Ti, jangan salah tangkap ajakanku ya.. aku cuma tidak enak saja kalau kita terlalu mencolok, karena kamu istri orang & aku suami orang juga”
Singkat kata Pukul 5 Sore kami janjian ketemu di sebuah rumah makan yang ntaman di daerah Jakarta rimur, Suasana rumah makan yang agak temaram menambak rileks oboran kami, Sambil makan kami melanjutkan obrolan kami yang tadi siang.
Aku utarakan kesimpulan sementaraku bahwa ada kurang sentuhan di area memeknya, aku sarankan agar nanti malam mencari titik tersebut dan jika sudah ketemu aku suruh Tiara meminta kepada suaminya untuk menekan lebih kuat saat hubungan intim, Tiara mengganguk mengerti.
“Menurut Bapak, apakah body saya cukup bagus?”
Tiba-tiba saja Tiara bertanya seperti itu. Aku kaget mendengarnya, berarti kemungkinan Tiara kurang percaya diri dengan tubuhnya, dan menurut yang aku tahu ini sangat berbahaya untuk meraih orgasme. anganku.com
“Ti, dalam sebuah hubungan intim, Jangan merasa body kamu jelek atau vagna kamu tidak wangi atau buah dada kamu jelek atau apa saja ayang menurut kamu negatif, itu faktor yang sangat penting untuk meraih orgasme, Ingat Ti, kalau tubuh kami tidak bagus kan tidak mungkin suami kamu mau mencumbu kamu, dan mau berhubungan dengan kamu!”
“Justru kamu harus berfikir bahwa wajah dan tubuh kamu sangat bagus, buktinya suami kamu minta melulu, kan ?”
“Tapi, saya tidak nyaman dengan perut saya yang tidak ramping”
“Ti, yang lebih gendut dari kamu banyak, ingat itu, lagian menurutku perut kami tidak terlalu gendut, Biasa aja!” jawabku tegas.
“Pokoknya malam ini, kamu coba untuk menghilang rasa tidak percaya diri kamu, dan saat ada sentuhan nikmat yang kamu bilang tidak berujung, suruh suami kamu menekannya lebih kuat, itu saja dulu, besok aku tunggu kabarnya!”
Aku terkesan menyuruh, mungkin karena dikantor Tiara bawahanku, sehingga menjadi kebiasaan. Karena waktu sudah menunjukan jam 19.00 kami pun pulang ke rumah masing-masing, aku antar Tiara sampai tempat dia biasa menunggu angkot.
Keesokan paginya, Aku baru saja ngopi dan HP baru aku aktifkan, Sudah ada pesan dari Tiara, bunyinya singkat, “Belum berhasil, Pak!.
Aku lihat dikirim jam 23.10 malam. berarti kemungkinan Tiara mengirimnya saat baru selesai berhubungan dengan suaminya.
Sampai di kantor aku baru membalas SMSnya.
“Memang kenapa?”
Tak lama Tiara pun membalasnya.
“Tidak tahu kenapa, apa nanti sore kita ketemu lagi, Pak?, saya merasa nyaman mengobrol dengan Bapak.”
Aku berfikir tentang arti pesannya, Apakah dia mengajakku selingkuh? Atau hanya perasaanku saja? Atau memang dia hanya ingin mengobrol saja? Sebagai lelaki aku tidak mungkin menampiknya, Sorenya kami janjian di tempat yang kemaren, dan ungkapan Tiara yang jujur sangat mengagetkanku.
“Pak, terus terang, keinginan saya untuk meraih orgasme jadi tambah kuat. tapi herannya malah saya inginkan dari Bapak, Entahlah saya yakin sekali saya bisa meraihnya bersama Bapak”
Jantungku terasa terhenti berdetak mendengarnya, belum selesai aku menenangkan pikiranku, Tiara kembali melanjutkan pembicaraannya.
“Tapi bukan berarti saya ingin berhubungan dengan Bapak lho, saya hanya ingin tahu kenapa perasaan saya begini?”
Aku hanya diam, namun aku mengambil kesimpulan dalam hari bahwa kemungkinan Tiara terkesan dengan aku karena aku atasannya, bisa saja dia tanpa sadar kagum dengan cara kerjaku, atau apalah yang berhubungan dengan pekerjaan, Karena kalau secara fisik tidak mungkin, jauh lebih ganteng dan atletis suaminya dari pada aku.
Namun hal ini tidak aku ungkapkan kepadanya.
Suasana hening diantara kami beberapa saat, tapi tiba-tiba saja tangan Tiara meraih tanganku,
“Pak,” Hanya itu yang keluar dari mulutnya
Tatapan mata kami beradu, Aku melihat ada gairah disana, Aku balas meremas jarinya, Sentuhan kulitnya terasa menimbulkan percik-percik gairah diantara kami, Akhirnya aku beranikan diri untuk mengajaknya,
“Ti, bagaimana kalau kita diskusi langsung dengan praktek untuk meraih orgasme kamu?” suaraku terasa bergetar, mungkin agar canggung.
“Terserah Bapak deh” jawabnya manja sambil mencubut tanganku.
Pucuk dicinta ulampun tiba, aku segera membayar makanan kami dan langsung menuju hotel, sepanjang jalan ke hotel, jari-jari kami saling bertaut mengantarkan kehangatan ke jiwa kami, Dan setelah sampai di kamar hotel yang asri, Kami langsung mulai, Meskipun awalnya agak canggung, Namun akhirnya kami dapat menikmatinya.
Masih dalam keadaan berpakaian, aku memeluk tubuh Tiara yang padat, bibir kami saling melumat lembut, kadang lidah kami saling kait dan saling dorong, sehiingga gairah di dada kami semakin memuncak
Satu per satu pakaian kami bertebaran dilantai, seiring dengan nafsu kami yang semakin menggebu, Kini seluruh organ tubuhku bekerja untuk mememuhi hasrat Tiara, aku rebahkan tubuh mulusnya di ranjang, sungguh pemandangan yang indah dan mendebarkan, dengan kulit tubuh yang putih bersih kontras dengan bulu-bulu halus di permukaan kulitnya apalagi di kemaluannya yang begitu lebat menghitam. Aku langsung mengelus buah dadanya yang padat dan lembut, sementara mulut dan lidahku menciumi dan menjilati centi demi centi tubuhnya tanpa terlewati,
“Tubuh kamu bagus sekali, Ti! Aku mencoba memberikan rasa percaya diri.
Sementara Jilatanku sudah sampai pada memeknya, aku sibakkan bulunya dengan lidahku, aku kemut lembut klitorisnya, kadang lidahku menusuk langsung memeknya, Jari-jari ikut membantu memberi kenikmatan dengan memilin-milin puting buah dadanya yang semakin mencuat, Sehingga membuat Tiara mengerang dalam nikmat.
Sementara Tiara pun tidak tinggal diam, dia balas mengelus dadaku, kadang ujung dadaku di pilinnya, Tangan yang satunya lagi meremas-remas dan mengocok senjataku sehingga semakin meregang kaku dalam penggamannya, Yang aku yakin berdasarkan ceritanya pasti punyaku lebih besar dari pada punya suaminya, Gairah yang membuncah didadaku membuat aku lupa bahwa aku punya tugas yang mengantarnya meraih orgasme.
Tubuh kami berguling-guling di kasur saling memberikan ransangan dan kenikmatan, hingga akhirnya Tiara sendiri yang tidak tahan dan mengambil inisiatif, dia langsung mengangangi tubuhku dan langsung memegang senjataku untuk dibimbing kedalam liang surganya,
Perlahan, Centi demi centi, senjataku memenuh rongga memeknya berbarengan dengan rasa nikmat dan hangat disenjataku, Cengkraman memeknya yang begitu kuat terasa mengurut senajatku, Tiara terus menggoyangkan pantatnya yang bulat padat
Tanganku memilin kedua putingnya, butir-butir keringan mulai membasahi tubuh kami berdua, tak lama Tiara berteriak histeris dan menggigit pundakku, tubuhnya mengejang kaku, dan wajahnya agak memerah melepas orgasmenya,
Aku berhasil mengantarkannya meraih orgasme, Tubuhnya diam sejenak diatas tubuhku.
“Terimakasih. Pak” ia mencium keningku.
“Saya masih mau lagi” ucapnya serak.
Sungguh diluar dugaan, mungkin karena baru kali ini dia meraih orgasme, Tiara begitu liar, hanya beberapa detik, tubuhnya mulai bergoyang diatas tubuhku, Dan anehnya lagi, Hampir disetiap gaya Tiara bisa meraih orgasmenya begitu cepat, Mungkin ada 6 kali dia sudah orgasme tapi dia belum puas juga, sementara aku sendiri bersusah payah menahan orgasmeku,
Aku benar-benar ingin memuaskan dahaganya, Apalagi saat gaya doggy, sambil meremas buah pantatnya yang bulat, aku benar-benar tak kuat lagi menahan semprotan dalam spermaku, sentuhan buah pantatnya di pangkal senjataku menambah sensasi tersendiri.
“Ti, aku mau keluar, di dalam atau di luar?” sambil aku mempercepat kocokanku.
“Di dalam aja Pak, cepat sodok yang kuat!” erangnya.
Akhirnya Seluruh tubuhku bagai tersetrum nikmat, aku melepas orgasmeku, menyemburkan cairan hangat ke dalam kemaluan Tiara yang telah basah berbarengan dengan kedutan-kedutan kecil hangat dari dalam liang memek Tiara.
Yah, kami orgasme berbarengan, Sungguh nikmat sekali.
Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, namun Tiara kelihatannya belum puas juga, aku sampai bingung sendiri, biasanya istriku sekali orgasme tidak bisa lagi orgasme, Namun memang pernah aku baca ada wanita yang seperti Tiara.
Akhirnya waktu jualah yang harus memisahkan kami, kembali ke kehidupan nyata, Aku dengan istriku dan Tiara dengan suaminya, Namun sejak saat itu hubungan kami semakin hangat membara, Ada satu kelebihan Tiara yang tidak bisa aku lupakan,
Memeknya sangat mencengkram meskipun sudah puluhan kali kami berhubungan, Pernah aku Tanya katanya dia sering minum jamu, Dan Tiara sendiri pun jelas sangat membutuhkan orgasme dariku, Karena terakhir cerita dia belum bisa meraih dengan suaminya, entahlah sampai kapan.
The post Cerita Sex Bergambar Perselingkuhan Staf Kantor appeared first on CeritaSeksBergambar.