cerita sex gay; Kenikmatan di Gubuk

Author:

cerita sex gay; Kenikmatan di Gubuk

Ini adalah kisah nyata yang terjadi padaku sekitar beberapa bulan lalu, meskipun terlihat seperti khayalan, inilah cerita yang sesungguhnya terjadi antara aku dan supirku Mukhlis.
Pada hari itu aku sedang dalam perjalanan menuju Lumajang untuk menyegarkan pikiran seusai ujian yang baru saja berlangsung. Aku berangkat berdua bersama supirku, Mukhlis. Meskipun umurnya mungkin sudah menginjak usia 40an, ia terlihat masih gagah. Dadanya yang tegap dan lengannya yang kekar tidak menunjukkan bahwa ia sudah berusia 40an. Setelah beberapa jam mengemudi, Mukhlis akhirnya meminta waktu untuk beristirahat sebentar, ia menghentikan mobil di samping padang rumput yang sepi dan menggelar tikar, lalu tidur diatasnya. Terik matahari yang panas menyengat membuatnya melepaskan kaus singletnya hingga terlihatlah otot yang seksi itu, membuatku ingin menikmati tubuhnya, ketiaknya yang dipenuhi dengan bulu-bulu semakin membuatku terangsang.
Aku mendekatinya dan mencium aroma keringatnya yang sangat jantan, aku meraba-raba dadanya yang berkilat-kilat karena keringat. “Den Calvin lagi ngapain?”, ia tampak kaget melihat aksiku, namun tidak berkata apa-apa. “Ga ada apa-apa kok pak, cuma pingin pegang aja”, jawabku. “Mau pegang apa den emang? Pegang aja ga apa apa kok.” Kemudian ia mengarahkan tanganku ke dadanya yang kekar dan membimbingku untuk mengelus-ngelusnya, menuju putingnya yang hitam ke perutnya yang berotot. Kemudian memegang kepalaku dan mengarahkan mulutku ke bibirnya, ia sangat pandai melakukan french kiss. “Pak, emang bapak suka cowok?”, “Engga den Calvin, bapak kangen banget sama istri bapak di kampung, dan liat wajah den Calvin bapak jadi nafsu, maklum udah lama ga coli, den Calvin mau ngga coliin bapak?” Tanpa berpikir lebih lama lagi, aku membuka retsletingnya dan mengarahkan kontolnya keluar, kontolnya yang sudah setengah ngaceng itu terlihat sangat besar, kuusap-usap beberapa saat dengan ludahku, kemudian kontol itu ngaceng tegak sempurna, kontolnya panjang sekali, sekitar 20cm dengan diameter sekitar 5cm. “Den coliin bapak dong den..” pinta Mukhlis kepadaku, aku pun membuka mulutku dan mengulum kontolnya. Tanganku bergerilya di atas putingnya, ia hanya mengerang keenakan serta menjambak rambutku. Ia kemudian berdiri, lalu memaju mundurkan kontolnya ke mulutku seperti sedang mengentot sambil menjambak-jambak rambutku. Aku mengulum kontolnya seperti seekor anjing menjilat-jilat majikannya, dan ia mengentot mulutku dengan binalnya seperti ia mengentot istrinya. Keringat peluh membasahi tubuhnya, membuatnya sangat seksi. Setelah sekitar 10 menit bergerilya di mulutku, ia semakin cepat memasukkan kontolnya “ARGHHH DEN AKU MAU KELUAR!!” CROOOOT CROTT CROOT CROTTT!! Pejunya banyak sekali hingga keluar dari mulutku karena aku tidak sanggup menelan semuanya, ia lalu mengusap-usapkan kontolnya yang masih bercampur peju di wajahku, akupun membersihkan sisa pejunya dengan lidahku. “Makasih ya den, ayo masuk ke mobil, bapak tahu tempat yang sepi disini jadi kita bisa ngelanjutin yang barusan.” Ia mengenakan kembali singletnya dan mengajakku kembali ke mobil dan melaju kembali sekitar 5 menit dari tempat awal tadi hingga kita menuju ke sebuah gubuk “ini tempat kesukaan bapak coli den kalau bapak lagi perjalanan jauh ke Bondowoso, dijamin aman deh!”.
Ia mengajakku keluar dari mobil dan masuk ke dalam gubuk tadi, lalu mengunci rapat-rapat gubuk yang pengap itu sehingga udara semakin panas. Ia kemudian mendorongku ke kasur yang ada di gubuk itu dan melucuti pakaianku, tangan kanannya memainkan putingku, sementara tangan kirinya mengunci kedua tanganku, anganku.com dan lidahnya menempel pada lidahku dengan birahinya. “Den bapak akan buat kamu puas hingga ke langit ketujuh!” ia kemudian dengan kasarnya membuka seluruh pakaianku hingga aku telanjang bulat, sementara ia masih memakai baju lengkap. Bau keringatnya yang jantan memenuhi seluruh gubuk membuatku semakin terangsang, ia menyodorkan kontolnya yang mencuat dari retsleting jeansnya ke mulutku, kukulum kontolnya dengan semangat sementara ia mengikat kedua tanganku ke atas, kemudian ia menjilat-jilat ketiakku dengan bernafsu, menuju kedua putingku, ia memelintir kedua putingku dan menjilat kemudian menggigit-gigit kecil keduanya. Setelah beberapa saat dalam posisi itu, ia akhirnya melepaskan kembali kaus singletnya hingga ia hanya memakai celana jeansnya saja dengan kontolnya yang keluar dari retsletingnya. “Den Calvin mau ga dimasukin sama pak Mukhlis?” ia berkata sambil menepuk-nepuk pantatku “Mau banget pak, masukin aja pak”, setelah mendengar izin yang kuberikan, dia melumuri jarinya dengan ludahnya, lalu berusaha memasukkan jari-jarinya yang kasar ke lubangku. “Auh sakit pak, pelan-pelan pak!” pintaku yang sebenarnya keenakan karena lubangku yang sudah lama tak dientot ingin segera dipuaskan. Kemudian ia melepaskan kulumanku terhadap kontolnya, kontolnya yang basah itu ia arahkan dan gesek-gesekkan ke lubang pantatku. “Den bapak masukkin ya” belum selesai ku berkata iya, ia sudah dengan bersemangat memasukkan kontolnya yang gede itu ke dalam lubangku. “ARGHH! PAK MUKHLIS KONTOL BAPAK BESAR SEKALI!! ENAK SEKALI PAK!!” teriakku karena rasa sakit dan enak yang bercampur jadi satu. “Gila lubangmu sempit amat den! Lebih sempit daripada memek istri bapak vin! Bapak akan membuatmu nikmat vin! Santai saja!” ia berada di atasku menghadap wajahku, dengan semangatnya ia mengentotku sambil mencium dan menjilat lidahku serta putingku “Vin bapak seneng sekali sama kamu vinn! Kamu lebih enak daripada istri bapak vin!” sambil mengentotku. Ia menjilat-jilat ketiakku dan menggigit-gigit putingku hingga berbekas, semangatnya membuatku kewalahan, keringatnya yang segede jagung kujilat-jilat, rasanya asin tapi sangat jantan. Setelah beberapa saat dalam posisi itu, ia melepaskan kontolnya yang basah, kemudian berbaring dan menyuruhku duduk di atas kontolnya. Kumasukkan kontolnya yang basah ke lubang pantatku, lalu naik turun di atas pinggangnya berpegangan ke perutnya. “argh terus vin.. pantat kamu sempit banget.. enak sekali vin!!”, ia menarik tanganku hingga aku berpegangan pada tembok, lalu mulai menghisap-hisap putingku “oh vin putingmu lebih enak daripada istriku!!” aku hanya mengerang keenakan karena kontolnya yang gede panjang itu menyodok-nyodok setiap inci lubangku dengan kerasnya. Puas menyodok lubangku dengan posisi itu, ia menyuruhku untuk berputar menghadap tembok, lalu menarik tubuhku hingga tubuhku yang basah berkeringat menempel pada tubuhnya yang juga basah oleh keringat jantan. Ia semakin bersemangat mengentotku, mulutnya semakin liar menggigit-gigit putingku, lalu menuju mulutku dan ke telingaku “argh vin sempit benerr, bapak ga tahan vin.. bapak suka banget sama kamu vin.. kamu lebih enak daripada istri bapak!!”, kemudian entotannya semakin keras, ia menggerakkan pinggulnya seperti orang kesetanan, lalu dengan rakusnya melahap lidahku sambil kedua tangannya yang kasar memelintir dan memainkan kedua puting susuku. “AAARGH BAPAK MAU KELUAR LAGI VIN!!” “AKU JUGA MAU KELUAR PAK!! KELUARIN AJA DI DALAM PAK!” CROTT! CROOOT! Pejuku keluar terlebih dahulu, ejakulasiku membuat lubang pantatku semakin sempit dan menghimpit kontolnya yang ada di dalam lubangku, “AAAARGH BAPAK MAU KELUAR!” CROOT CROTT CROOOOT CROOT ! Semburan pejunya di dalam lubangku terasa panas. Ia menyemprotkan banyak sekali peju ke dalam lubangku tanpa ampun. “vin bener lubang orang cina sempit banget, enak banget ngentot sama orang cina kayak kamu vin.. lebih enak daripada istri bapak.. makasih ya vin..” ia menciumku lalu menutup mata dan terlelap sementara kontolnya masih di lubangku, aku puas karena telah mendapat kehangatan pejunya di mulut dan lubangku, kami tidur hingga pagi menjelang dan meneruskan perjalanan kami ke Lumajang.

hey semuanya, salam kenal, buat kalian-kalian yang suka serial kisah sesama yang masih original seperti Cowok Rasa Apel yang sudah sampai sesi ke 3, silahkan cicipi “Serial Pelepasan” dengan jalinan kisah sesama lelaki dewasa dengan rasa yang berbeda, terimakasih banyak :),,,,,,,,,,,,,,,,,,,,