cerita sex gay; NIPLE SUCKER
“Bukan situ mas. Gang satunya lagi,” pesan dari Ronal.
Aku terpaksa memutar balik mobilku kearah sebaliknya. Celakanya jalanan yang kulewati ini bukan gang lebar. Aku agak kesulitan memutar haluan mobilku. Beruntung ada satu rumah yang pagarnya membuka, sehingga bisa kujadikan tempat mobilku berputar.
Urgh!
Seandainya saja yang akan kutemui ini bukanlah cowok muda berwajah manis dengan tubuh atletis, pasti tak akan kulayani permintaannya untuk menjemputnya di gang kecil seperti ini. You know, cowok hits seperti Ronal memang biasa bersikap manja. Minta dijemput, minta makan enak, minta nonton di XXI dan segambreng permintaan ajaib lainnya.
Aku bisa mengerti itu semua. Mungkin memang sudah menjadi hukum alam bahwa yang lebih senior harus memanjakan pasangan yang lebih muda. Dari segi keuangan, gaji senior pasti lebih besar dari gaji yunior. Dan yang kuharapkan dari ini semua adalah, dia bersikap nice terhadapku. Itu saja.
“Hai …”
“Iya mas”
Ada rasa lega saat Arnold sudah masuk dalam mobilku. Aroma parfum wangi dan sporty langsung menyeruak begitu saja ke dalam hidungku. Rambut yang terlihat basah membuatnya terlihat kian manis. Ditambah lagi sinar mata yang blink-blink itu kian membuatnya tampan mempesona.
Satu yang kurang darinya, tinggi badannya yang mungkin hanya 163 senti meter saja.
“Mau kemana kita?”
“Sesuai rencana, mas”
“Oke, nonton film di Ciputra?”
“Jangan, mas. Mending ke Sutos saja”
“OK”
Segera kupacu mobilku menuju ke Sutos. Jarak antara Ciputra dan Sutos tidaklah terlalu jauh. Hanya butuh waktu lima menit saja untuk mencapainya. Cuma arus jalanan di siang hari seperti ini memang padat luar biasa.
“Bapakmu masih ada, Nol?”
“Masih, mas. Alhamdulillah”
“Minggu besok bapak ada di rumah?”
“Ada. Bapak kan petani, mas”
“Oh gitu”
“Iya, mas. Kenapa memang?”
“Aku mau melamar kamu”
“Haaaaa … “
Hahaha … aku senang melihatnya histeris seperti itu. Mungkin baru sekali ini dia mendengar ada om-om ganjen yang serius ingin melamarnya. Om-om yang lain paling cuma menemuinya, mengajaknya bercinta dan membuangnya begitu saja. Tak akan ada om yang seserius aku.
“Kamu serius, mas?”
“Serius”
“Apa boleh di sini?”
“Justru karna nggak boleh itu”
“O .. dasar!”
Tiba-tiba saja aku jadi suka melihatnya. Arnol termasuk pemuda lucu dan tampan yang pernah kukenal. Selain itu, tentu saja aku melihat ada aura sensual yang teramat kental dari dirinya. Bibirnya seksi, matanya liar dan tubuhnya benar-benar menggoda.
Swear, I really like this boy!
“Parkirnya pilih yang di belakang saja, mas”
“Kenapa?”
“Asyik aja”
“Asyik? Maksudnya?”
Arnol sedikit menggumam,”Kita ML disitu aja mas”
“Hush. Nggak boleh, sayang …”
“Tapi aku pengen mas,” katanya sambil menyentuh bahuku pelan.
“Di kamar kan enak, dik”
“Bedalah mas”
“Beda apanya?”
“Sensasinya”
Hmm … aku manggut-manggut. Sebenarnya bercinta di dalam mobil bukanlah hal yang baru dalam kamus petualangan cintaku. anganku.com Tapi itu dulu, saat aku masih muda. Jangankan Cuma di mobil, ML di pantai, ML di halaman rumah bahkan ML di toilet umumpun sudah pernah aku lakukan.
Tapi aku salut dengan keberanian Arnol mengungkapkan apa yang dia inginkan dalam bercinta. Sayangnya aku tak berminat melakukan ini di dalam mobilku. Aku sudah berjanji tak akan menjadikan mobilku ini mobil mesum. Mobil yang baunya nggak jelas antara bau parfum mobil atau bau apek pejuh.
hey semuanya, salam kenal, buat kalian-kalian yang suka serial kisah sesama yang masih original seperti Cowok Rasa Apel yang sudah sampai sesi ke 3, silahkan cicipi “Serial Pelepasan” dengan jalinan kisah sesama lelaki dewasa dengan rasa yang berbeda, terimakasih banyak
,,,,,,,,,,,,,,,,,