anganku.com– Cersex artikel dewasa khususnya Cerita Sex, Pesta Sex, Cerita seks – “Punten pak, kalau alamat ini dimana ya?”
“Oh ade naik angkot 02 saja. Nanti minta turun di alamat yg ade tulis di kertas ini.”
“Baik pak terima kasih.”
Petualangan Seks Riki : Angelina Firliani Rosita – Nama ku Riki Alamsyah, biasa dipanggil Riki Aku datang ke Bogor merantau dari kota asalku, Jakarta. Merantau? Dari jakarta ngedip juga nyampe padahal ya. Hehe tapi tak apalah, karena barusan aku menanyakan alamat yg akan aku tuju untuk bermukin di kota ini.
Beberapa minggu lalu, aku resmi dipanggil bekerja di salah satu media penyairan di daerah Surya Kencana, kota Bogor. Karena bakat dari dulu rajin ngomong, ngobrol dan komunikasi dengan orang lain, aku diterima sebagai salah satu penyiar radio dan harus menjalani masa training selama 3 bulan sebelum benar-benar diterima sebagai penyiar tetap.
“Mas, alamatnya di sini. Masuk aja ke jalan itu.”
“iya bang. Terima kasih”
Aku berhenti di sebuah jalan masuk yg cukup besar, kembali menanyakan alamat yg aku tuju.
“Permisi pak. Rumahnya pak Haji Abdul sebelah mana ya?”
“Oh pak Abdul. Tuh ada warung warna merah. Itu warung nya pak Abdul.”
“wah terima kasih banyak pak.”
“Permisiiii. Permisiii.”
“Ya de? Mau beli apa?”
“Maaf bu, saya Riki Mau cari pak Haji Abdul ada?”
“Oh cari bapak, ada apa ya de?”
“Ini bu, kebetulan saya lihat di internet kalau pak Abdul punya kos-kosan ya bu? Kebetulan saya dari luar kota, mau menyewa beberapa bulan untuk tinggal di sini.”
“Oh begitu, di sini ada 2 tempat de, yg atas sama yg bawah. Kebetulan yg atas khusus karyawan pria, tetapi sudah penuh. Kalau ade yg di bawah bagaimana?”
“Memang yg di bawah kenapa bu?”
“Yg di bawah campur de sama karyawati dan ada yg berkeluarga tinggal di sana juga.”
“Boleh saya lihat dulu bu?”
“Baik de, mari ikut ibu”
Hmmm.. Akhirnya sampai juga di tempat yg ku tuju. Sebuah kos-kosan yg aku cari di website jual beli online. Ternyata yg diiklankan pak Abdul adalah kos-kosan campur yg berisi karyawan, karyawati, maupun yg sudah berkeluarga. Tak apalah, pasti cukup tenang karena berisi orang yg sudah bekerja semua.
“Boleh deh bu. Saya sewa 1 kamar ya bu. Yg lantai 2 ada yg kosong?”
“Ada de, silakan dilihat dulu.”
Setelah melihat-lihat sekeliling kamar yg berukuran 3×3 meter, nampaknya cukup enak untuk ditempati karena fasilitas seperti kasur, meja dan lemari sudah tersedia rapi. Sepertinya rutin dibersihkan oleh si pemilik kos-kosan ini.
“Ok bu. Bisa saya tempati mulai hari ini? Kebetulan saya sudah bawa beberapa barang keperluan untuk tinggal juga”
“Bisa de. Nanti ibu bilang bapak juga kalau ada penghuni baru masuk ke sini”
“Oh iya bu. anganku.com Masalah pembayaran bagaimana?”
“Bisa langsung ke Ibu. Sebulan 300rb. Untuk penghuni baru, minimal membayar untuk tiga bulan ya de.”
“Baik bu, saya bayar untuk 6 bulan tinggal ya. Ini, satu juga delapan ratus. Silakan dihitung bu”
“Pas. Silakan ade Riki tinggal di sini. Nanti kalau sempat, bapak akan ke sini.”
“Baik bu. makasih”
“Huaaahhhhh. Bisa tidur nyenyak juga malam ini. Untung aja ada yg kosong.”
Selepas mengantar bu Abdul ke depan gerbang, aku pun kembali ke kamar ku di lantai 2. Kebetulan aku ambil kamar yg paling pojok agar terdapat jendela yg bisa mengarah ke beberapa pemandangan sekitar.
Ketika aku berjalan kembali, ada yg menggelitik mata ku.
“Ochi..”
Sebuah gantungan bertuliskan OCHI. Mungkin sebuah nama manusia yg tinggal di dalam kamar tersebut. Aku bisa menebak kalau Ochi adalah wanita, mungkin karyawati. Tetapi terlalu childish karena gantungan tersebut serba berwarna pink. Entahlah. Yg penting aku bisa istirahat karena ini hari Jumat, weekend ini akan aku habiskan bersantai di kosan dan berkenalan dengan teman sekitar
Aku buka laptop kesaygan ku, colok modem untuk berselancar di dunia maya“ anganku.com “
Sebuah website kesaygan yg memberikan hiburan akhir minggu untuk jomblo seperti ku ini. Mengenaskan memang. Hahaha
Tak terasa berjam-jam aku berselancar mencari dan menikmati keindahan lekukan beberapa amoy yg banyak di share. Tangan kanan tetap standby di mouse, tangan kiri mengocok penis ku, pelan dan stabil.
“Gubraaakkkkk!!!”
“Set dah. Ganggu orang asik aje. Udah bikin kaget malem-malem gini pula”
Aku pakai celana ku, tanpa celana dalam. Hanya ingin melihat keadaan sekitar dan mencari tau siapa yg barusan menggebrak pintu dengan keras.
Semua kamar sudah gelap, hanya kamar sebelah yg masih terang. Padahal sudah jam sebelas malam. Hmm. Ochi ya? Apa dia yg barusan menutup pintu dengan keras?
“Huu huuu huuuu. Huuu hikss hikss……..”
Aku merinding. Jam segini terdengar tangisan wanita. Tengok kanan kiri, berharap tdk ada penampakan. Tapi, sepertinya terdengar dari kamar sebelah.
Ochi nangis?!
Hmm.. ada apa gerangan. Aku beranikan diri ke kamar sebelah, takut terjadi apa-apa. Sekalian berkenalan dengan tetangga di hari pertama ini.
“Tok.. tok.. tok…. Permisi”
Terdengan isakan tangis mulai berhenti.
“Cklek….”
“ngg… ada apa ya?”
Oh GOD! Sesosok wanita, hmm not that old. Sesosok ABG cantik bermata sipit yg sedang sembab karena habis menangis.
“M..Maaf mengganggu. Nama ku Riki Aku penghuni baru di sebelah. Baru tadi sore sampai di sini. Cuma mau ngecek ada apa dengan Ochi, barusan sampai menggebrak pintu dan menangis.”
“Loh ko ka Riki tau nama aku Ochi?”
“Itu…”
Sambil menunjuk ke gantungan nama yg menempel di pintu, miring karena barusan Ochi membanting pintu tersebut agak keras untuk ukuran wanita.
“Ohh itu. Hehe iya ka. Salam kenal. Ochi gak apa-apa ko. Cuma ada masalah sedikit.”
“Beneran Ochi gak apa-apa? Mau teh? Kebetulan aku lagi masak air di heater. Jadi sekalian aku bikinin ya.”
“Huum iya ka. Makasih. Kalau boleh, Ochi minta airnya sekalian ka. Air Ochi abis, belum sempet beli gara-gara kemaleman pulangnya.”
“Hiyaaa. Boleh boleh, sini ada teko ga? Nanti aku ambilin airnya.”
“Nih ka, udah siap teko nya. Yg penuh ya ka.”
“Tega bener. Ini mah bukan minta, tapi ngerampok. Hahaha”
“hehe ya gak apa-apa atuh ka, ochi kalau sempet juga beli air tadi”
“iyaa dehh. Gak apa-apa ko. Buat yg cantik mah masa ga boleh”
“Huu gombal malem-malem ni.”
“Hahaha. Nih air nya, nah ini teh nya. Eh sebentar belum dikasih gula”
“Ga usah ka. Nanti aku diabetes. Udah manis ko teh nya”
“loh kan blm aku kasih gula, masa udah manis?”
“Minumnya kan ditemenin ka Ris”
“Diiihh gombal juga nih.”
“Hehehe emang ka Ris doang yg bisa gombal, Ochi juga dong”
Malam yg indah. Bertemu bidadari cantik dan supel. Ochi, siswa SMA kelas 3 di salah satu SMA yg dekat dari kosan ini. Ternyata dia menetap di sini karena tdk mau ikut pindah bersama orang tua nya. Selain sudah kelar tiga, sibuk mempersiapkan ujian akhir nanti, Ochi juga beralasan karena sudah banyak teman yg dia kenal di kota ini.
Karena orang tuanya pindah karena dipromosikan sebagai kepala cabang dari perusahaan Tekstil di Bekasi. Ochi, anak bungsu dari empat bersaudara. Ketiga kakaknya laki-laki yg sudah berkeluarga, sehingga Ochi dibesarkan tdk dengan dimanja seperti anak bungsu kebanyakan. Ayahnya telah meninggal saat Ochi duduk di bangku SD kelas 5.
“iya ka. Seminggu sekali Ochi ke rumah mama di bekasi. Tapi minggu ini Ochi ada janji sama temen mau nonton bareng.”
“temen apa temeeeennn..”
“iihh ka Ris godain aja nih. Temen tau ka. Ochi udah lama jomblo. Gara-gara ga cocok sama Ochi. Cowo nya pada manja.”
“Cowo nya? Udah brapa kali pacaran emang sih?”
“Dua kali ka. Hehehe. Semua nya putus baru beberapa bulan doang.”
“Gara-gara cowo nya pada manja?”
“iya ka, maunya ditemenin mulu. Telepon mulu. Ketemu mulu. Dikit-dikit nanya lagi ngapain, udah makan belum, dan lainnya.
Ochi pusing ditanyain itu mulu ka. Kaya ga ada pertanyaan lain aja. Ga dibales, marah. Dibales nanya mulu. Ga ketemu bete, sekalinya ketemu ribut mulu.”
“Ohhhh jadi tadi banting pintu gara-gara ribut sama pacar?”
“iihhh ka Ris mah. Kan Ochi bilang, Ochi itu jomblo. Tadi mah gara-gara di jalan ketemu sama si mantan. Ngajak balikan. Ujung-ujungnya ribut. Konyol deh”
“Hahaha sampe banting pintu sama nangis gitu kamu nya”
“Hehehe namanya juga cewe ka. Bisa apa kami kalo ngga nangis?”
“Sekarang udah ga sedih dong?”
“hehe udah ka, makasih ya udah hibur Ochi malem ini”
“Iya. Sama-sama. Jangan sedih lagi, kalau ada apa-apa cerita aja sama aku ya. Siapa tau ga harus nangis sama banting pintu. Bikin orang jantungan aja.”
“maaf deh ka. Hehehe Ochi janji ga bakal gitu lagi. Yuk ah ka beberes, udah malem gini. Sini biar Ochi yg beresin gelasnya”
“yuk deh. Makasih ya Chi”
“Iya ka. Ihh tuh ka Ris gimana sih minum teh nya sampe netes ke celana deh. Sini Ochi bersihin.”
“Ehh jangan. Ga usah.”
Panik. Ya, aku panik. Aku tahu itu bukan teh yg menetes, tetapi cairan pre cum hasil ngocok tadi. Terlebih aku tdk memakai celana dalam. Gawat
“Udah gapapa, mumpung Ochi lagi pegang tisu nih gara-gara abis nangis tadi”
Aku pasrah. Tak bergerak. Menanti apa yg akan dilakukan oleh Ochi. Pikiran berkecamuk.
“Loh ko, licin lengket gini. Ini gula?”
Ochi mencium cairan tersebut yg menempel di jari telunjuknya
“Ko kaya kenal bau nya. Iiiihh ka Ris, itu nya bangun….”
Sambil menunjuk ke celana, aku juga dapat merasakan. Penis ku bangun perlahan karena perlakuan Ochi. Aku terdiam.
“udah ah, Ochi liat apa sih. Aku ga apa-apa ko. Udah yaa.”
“Eh tar dulu ka Ris. Itu nya ko bisa bangun?”
“Apanya?”
“itu… ngg… penis ka Ris…”
Aku terkejut. Ochi ternyata vulgar juga. Apa dia sudah kenal hal yg begini?
“tuh kan bener bangun..”
Ochi seketika meraba celana ku. Lebih tepatnya, meraba penis ku dari luar celana.
“Ochi, udah. Jangan…”
Aku tak bisa berbuat banyak. Sebuah penolakan yg notabene hanya formalitas. Selain menikmati perlakuan Ochi, aku juga menantikan apa yg akan Ochi lakukan selanjutnya.
“Gede ya ka? Ochi boleh liat?”
“Emang Ochi mau liat penis aku?”
“kalau boleh, kenapa ngga?”
“Di dalem aja yuk, ga enak di luar takut ada yg liat”
Aku ajak Ochi masuk ke dalam kamar ku. Masih rapi untungnya karena baru terisi sedikit barang.
Aku duduk di kasur, Ochi berlutut di lantai.
“Aku buka ya ka celananya”
“kamu yakin Chi?”
“Iya ka. Liat doang ko.”
“bener ya, jangan diapa-apain”
“iya kaa. Ga Ochi apa-apain ko”
Celana ku diturunkan. Aku duduk di atas kasur. Dan perlahan terpampanglah penis kebanggaan ku.
“Wah gede juga. Padahal belum tegang ya ka.”
Nyesss. Tangan Ochi yg cukup dingin menyentuk penisku perlahan. Memberikan rangsangan yg langsung membuat penisku keras seperti kayu
“Loh loh ko keras? Ihhh gede ka. Lebih gede dari penis mantan ku”
“kamu udah pernah pegang penis lain sebelum ini ka?”
“udah ka. Baru penis mantan ku yg tadi siang ngajak balikan. Biasanya sih cowo ada maunya kalo ngajak balikan. Bener aja, pas tadi siang nonton, aku digrepe-grepe di dalem bioskop. Aku ga suka. Risih banyak orang. Aku tolak, dia nya maksa. Ya udah aku kesel, keluar trus kabur deh”
“terus, kamu sama mantan udah ngapain aja?”
“hmm.. aku baru ngocokin sama emut ini aja ka”
“segitu baru?”
“ehehe namanya juga anak muda ka.”
“udah ya liat itu nya”
“ehh ntar dulu ka. Penis kaka lucu nih, keras banget. Panjang lagi. Aku kocok ya ka.”
“uuhhhhhhh enak Chi”
Ochi mengocok penis ku dengan perlahan tapi pasti. Sudah 1 tahun penisku tak tersentuh tangan wanita, karena satu tahun lalu aku ditinggal kawin oleh pacar yg sudah bersama selama 3 tahun. Nasib banget, jomblo ditinggal kawin. Kocokan Ochi nikmat banget. Like a pro!
“kamu udah brapa lama kenal sama yg begini Chi?”
“kenal apa ka?”
“itu, ngocok”
“Ohh. Hmm udah lama ka. Dari awal jadian sama mantan dulu”
“Berapa kali sama mantan?”
“wah udah ga keitung kali ka. Hampir setiap hari dia minta, lama-lama bosen sih. Dia mulu yg minta. Pas udah keluar, Ochi nya didiemin.”
“emang Ochi mau diapain sih?”
“yaa mau yg enak juga lah ka. Ochi kan juga kepengen ka”
“ko ga minta ke mantan kamu dulu?”
“ngga ka, Ochi malu minta nya. Mau nungguin inisiatif cowo, susah banget”
“jadi kamu ga pernah diapa-apain sama cowo kamu dulu?”
“paling grepe dari luar ka, abis itu dia minta diemut penis nya sampe keluar. Udah deh”
“ohh gitu”
“iya ka. Udah ah ga usah ngomongin dia lagi. Udah males Ochi sama dia”
“ya udah. Hehe mau Ochi lanjutin ngocok nya apa Ochi mau ngerasain enak juga dari aku?”
“hmm mau yg enak dong ka? Emang ka Ris mau ajarin Ochi?”
“boleh aja. Siapa takut? Sini duduk di pangkuan ku”
Ochi yg saat ini memakai kaos hello kitty berwarna pink, mulai beranjak dari bawah menuju pangkuan ku. Kami berciuman. Tangan kiri Ochi masih memegang erat penisku sambil di kocok perlahan di sela pangkuan. Aku kulum bibir atas dan bibir bawah, kemudian dia menjulurkan lidah keluar dan ku sambut dengan mengulum lidahnya. Manis.
Baru satu hari datang ke kota ini, berkah langsung datang hari itu juga. Bidadari cantik duduk dipangkuan ku sambil mengulum bibir bersama. Ciuman ku alihkan ke leher jenjang Ochi, rambutnya yg panjang se dada, aku sibak ke belakang punggung dan memudahkan ku untuk mencium lehernya. Perlahan sembari aku kecup pelan, aku hirup aroma tubuh Ochi. Aroma khas anak muda yg selalu wangi.
“ngghhh ka Ris.. geliii…uuhhh”
Tangan kiri ku mulai nakal. Mencoba meraba dada nya. Tak ada penolakan. Yg ada hanya Ochi membusungkan dada nya lebih ke depan. Tangan kanan ku tanggap, masuk lewat celah belakang dan membuka kaitan bra.
“Ochi, kaos nya aku buka ya.”
“iya ka”
Kaos pink Ochi aku angkat ke atas, terlepas dari tubuh yg mulus nya. Bra nya masih menggantung longgar. Kemudian aku tarik ke atas pula sampai bra nya juga terpisah dari tubuh mulus Ochi. Ochi yg malu, seketika menutup kedua dada nya
“Malu ka”
“belum pernah ada orang lain yg liat ya?”
“huuh.”
“Buka ya, aku mau liat.”
Perlahan Ochi mulai menggeser kedua telapak tangannya yg menutupi dua buah dada yg amazingly beautiful.
Oh my, guys kalian tau apa kelebihan seorang amoy? anganku.com They have a beautiful nipples with pink around. Ochi punya segala keindahan yg dapat dipandang mata ini. Aku pun terpana melihat kedua buah dada membusung indah, padat, tdk turun sama sekali, ukuran pas untuk tubuh Ochi yg cukup mungil.
“ka Ris, Ochi malu atuh diliatin terus”
“Boleh aku pegang Chi?”
“boleh ka, pelan-pelan ya. Belum pernah dipegang siapapun soalnya.”
“loh katanya mantan kamu grepe-grepe”
“itu kan dari luar ka, ini kan langsung. Cepet ihh mau dipegang apa ngga?”
“hehe iya deh iyaa. Nikmatin ya Chi.”
“huum…”
Sempurna. Tak ada kata lain yg dapat menggambarkan kedua buah dada yg terpampang jelas di depan kedua mata ku. Aku pun langsung memberikan rangsangan perlahan kepada kedua dadanya. Tangan kanan meremas pelan dada sebelah kiri, dan kecup demi kecupan bibir ku daratkan di dada sebelah kanan.
“ngghhhh ka Ris…..”
Sengaja aku tak langsung menyerang puting Ochi. Bagi mereka, wanita yg baru pertama kali melakukan, jangan sampai kita langsung mendaratkan sebuah rangsangan puncak. Biarkan gairahnya terkumpul memuncak, pada saat itu lah kita baru menyerang. Itu aku praktekan ke Ochi. Kecup demi kecup aku arahkan ke sekeliling puting dada sebelah kanan Ochi, refleks dia pun mengarahkan puting nya ke arah bibir ku agar tersentuh. Tetapi dengan cepat aku menghindar.
“uuhhhh.. ka Riiiisssss…”
Jurus foreplay berikutnya pun aku keluarkan. Sedikit kecupan sedikit jilatan lidah tanpa mengenai puting. Tentu saja Ochi seperti cacing kepanasan.
“ka Riiissss. Ayooo dooong. Uuhhhhh”
“ayo apa Ochi sayg..”
“jilatin puting Ochi ka Ris… uuuhhh please”
Tengkuk belakang Ochi mulai berkeringat, itu pertanda dia sudah dalam keadaan puncak birahi. Tak perlu lama, berikutnya serangan mendadak aku berikan pada kedua puting Ochi. Kiri aku cubit dengan kedua jari, dan kanan aku sedot dengan kuat. Hasilnya….
“AUUUUUUHHHHHHHHHH KA RIIIIIIISSSSSSS…. aaaaahhhh aduuuhhh Ochi mau pipis kaaaahhh… ooooohhhhh aaaakkkkkkkhhhhhhh”
Jeritan tertahan Ochi, menandakan orgasme pertama nya malam ini.
“enak sayg?”
“uhhh nngghhh huuhhh enak banget kaaaa… huuffttt”
“atur napas kamu dulu ya. Sampe kelojotan gitu”
“ihh atuh enak ka gimana dong. Hihihi”
“Mau lagi?”
“Mau sih ka. Tapi kapan-kapan ya. Ochi cape. Lemes bgt.”
“ohh ya udah. Hehe tapi Ochi mau bantuin aku ga?”
“Bantuin apa ka Ris?”
“ini nih. Belum keluar. Hehehe”
“Ihhhh maaf ka Ris. Dari tadi penis ka Ris dianggurin. Sini biar Ochi kocokin”
“Iyah..”
Ochi pun turun dari pangkuan ku. Dipegangnya penis ku dan mulai dikocok nya perlahan. Nikmat banget.
“uuhhh Ochiii. Enak bangett.”
“seginimah belum ka Ris, nih yg lebih nikmat buat ka Ris”
Tanpa aku sadari, dia langsung mengulum batang penisku.
“oooohhh shiiittt. Ochiiii. Enak bangeeetttt. Ooohhhhh”
“nikhmkn ahaaa haa prrrr (nikmatin aja ka Ris)”
“huuuhhh. Uhhh ohhhhh…”
Kini Ochi mempercepat kulumannya. Naik turun. Seirama dengan kocokan tangan kanan nya. Lembut, hangat, basah.
“uuuhhh ohhhhhh Ohhhchiiiii mmmhhhhh huuuhhhhh dikit lagi aku keluarrrhh nngghhhh”
Mendengar desahan ku, Ochi malah makin mempercepat kocokan dan kuluman nya
“Ohhhh ochiii awasss aku mau keluaaarrrr… ooohhhhhhhhhhhhh”
croottt crootttt croooottt
Aku rasakan beberapa kali menembak mulut Ochi. Ya, aku keluar di dalam mulut mungil Ochi. Dia menikmati seluruh cairan sperma ku. Ada sedikit sperma yg mengalir dari sudut bibir nya. Aku tahu dia telah menelan seluruh sperma yg masuk ke dalam mulutnya. Kemudian dia pun membersihkan sperma dengan menjilat seluruh batang penis ku dari kepala sampai pangkal batang.
“Ochii.. uhhh ko di telen? Kamu ga jijik?”
“ngga ko ka Ris, enak asin ternyata. Sperma ka Ris nikmat deh. Tapi agak lengket nih di tenggorokan. Bagi minum ya ka Ris.”
“iyahh itu ambil aja. Kamu sebelumnya pernah?”
“pernah apa ka?”
“telen sperma..”
“ohh, belum ka. Baru kali ini. Sama mantan Ochi Cuma keluar di tisu. Paling-paling dia minta keluar di muka sekali. Terus Ochi ga mau lagi. Lengket. Sedikit waktu itu kerasa pas jatoh di deket bibir, asin. Agak aneh. Tapi Ochi penasaran. Baru sekarang deh ngerasain”
“ohh gitu..”
“hehe lemes ya ka Ris? Enaakk?”
“enak bangettt..”
Ochi memakai baju nya, bra nya ditenteng begitu saja. Mungkin dia ingin istirahat jadi tdk memakai bra.
“ya udah Ochi balik ke kamar dulu ya ka. Kapan-kapan mau lagi kan ka?”
“yehh ga tebalik tuh yg nanya, biasanya kan cowo yg nanya.”
“abisnya ka Ris ngasih Ochi kenikmatan sih tadi”
“hahaha iya deh. Siapa sih yg ga mau ngasih kenikmatan ke bidadari yg turun dari surga?”
“huuu gombal dehh..”
“hehehe tapi aku ga jamin loh kalo Cuma ngasih yg kaya tadi doang”
“Jadi mau ngasih lebih nih? Oke. Siapa takut?! Ya udah Ochi ke kamar dulu ya ka.”
“Oke deh. Mimpi indah ya Ochi.”
“Ka Ris juga mimpi indah. Mimpiin Ochi kalau bisa”
“waduh, bakal mimpi basah dong kalo mimpiin Ochi”
“Huu mau nya ka Ris itu mah. Hehehe”
Kecupan aku berikan di kening Ochi. Mengantar dia di malam yg sunyi. Di sebuah kosan yg belum genap satu hari aku tempati. Bertemu dengan gadis impian semua lelaki. Ntah apa yg akan kami lakukan selanjutnya. Petualangan kami, masih berlanjut.
“Ka Riiiiiiiiiiiissssssssss………”
Tiap hari. Tiap pagi. Suara yg selalu aku dengar membangunkan aku dari mimpi indah, kadang juga ga mimpi sama sekali. Gara-gara jam 3 pagi baru balik ke kosan. Kalian tau sekarang jam berapa? Jam 5 pagi !!!
Ckleeekkk
“Ka Risr banguuunn udah pagiii..”
“nngggg ntaaarr ahhhh masih pagiiii… baru pulaaang ini Ochiiii..”
“Ohh ka Ris pagi ini siaran ya? Hehe maap atuh da Ochi mah lupa. Hehe maaf ya ka Ris”
“Hehehe gak apa-apa Ochi, asal jangan Pak Tarmin aja yg bangunin. Aduh masih sepeetttt”
“Haha masa iya pak tarmin tukang ronda yg bangunin. Kan tiap hari Ochi yg bangunin ka Ris. Pagi ini ka Ris ada agenda ga? Mau ochi buatin teh anget?”
“Waduh ga usah Ochi, masih ngantuk”
“Udah gak apa-apa. Biar ka Ris ngantuk nya ilang”
“Emang Ochi mau ngapain siihhh bangunin aku pagi buta gini”
“Jogging ka Riiss.. Jogging. Ka Ris mah atuh lupa deh udah janji juga nemenin Ochi jogging pagi ini.”
“oh iya. Ya udah kalau Ochi ngga keberatan, tolong bikinin teh anget ya. Jangan pake gula. Aku mau gosok gigi cuci muka sebentar.”
“iya ka Ris. Siaapp”
Sudah tiga bulan, hampir empat bulan sepertinya aku tinggal di kosan ini. Sudah mau pergantian tahun ke tahun 2011. Memang tiap pagi aku tdk mengunci kamar ini selepas aku dan Ochi sering bermain dan mengobrol tiap pagi. Kebiasaan baru Ochi sejak tiga bulan lalu adalah, membangunkan aku tiap pagi, jam 5 pagi. Nganterin ke sekolah lah, padahal jalan kaki 5 menit juga sampe. Ngajak jogging lah. Ngajak ngobrol lah. Pernah juga ngajak petting gara-gara Ochi lagi subur katanya, sampe libido nya ga kuat ditahan, padahal malemnya udah dua kali menggapai kenikmatan tertinggi.
Ochi masih perawan. Aku pun tdk ingin merusak masa depan Ochi, walaupun kadang aku sering menggoda nya untuk memasukkan penis ku ke dalam vagina nya. Dia masih menolak, dengan alasan takut sakit. Memang dia termasuk anak yg lugu, ceria, talkative, makanya kalau murung sedikit pasti ketauan lagi ada masalah. Ntah kecil ntah besar, pasti ujung-ujungnya semua dicurahin ke aku. Bagi Ochi, aku udah seperti kakak nya. Karena semua kakak Ochi laki-laki.
“hochi ngudah ngihin teh ha behumm? (Ochi udah bikin teh nya belum)”
“HAH? APA KA?”
ggrrhhhhhh…puaahhh
“hehe maap tadi masih gosok gigi. Ochi udah bikin teh nya belum?”
“Ohh udah ka, ini lagi diaduk. Nih ka diminum. Ati-ati masih panas”
“Wahh seger nih. Makasih ya Chi”
“Sama-sama ka, yuk kita cabut. Track nya kali ini ke Elos (ekalokasari plaza) ya ka.”
“Wah, emang kamu kuat? Kemarin aja baru muterin lapangan belakang udah nyerah.”
“hehehe kuat dong ka. Tapi kalau nanti cape berenti dulu ya.”
“hahaha iya dehh. Yuk”
Pagi ini judulnya jogging bareng Ochi. Seminggu lagi, masa percobaan ku sebagai penyiar akan selesai. Semua aku jalani dengan baik. Banyak penyiar yg aku kenal. Banyak juga artis lokal dan crew yg aku kenal dari mengambil siaran sebagai pegawai percobaan. Alhasil, sering banget ketemu di jalan, menyapa, akhirnya aku ditraktir makan dan lainnya.
“…. ayo Ochi semangaaaaatttt….”
“hhhh hhhhhhhhh ka Riiissssssss atuh stop duluuuu hhh. Kan Ochi bilang kalo cape stop dulu. Jahat iiihhh..”
“hahaha iyah iyah.. mau minum? Nih aku bawain teh buatan kamu tadi pagi. Masih anget”
“wahh makasih ka. Lumayan nih buat nguras keringet. Biar tetep sexy. Hihihi”
“kamu mah ga usah buang keringet juga tetep sexy kalo Chi”
“Huuuu ngerayu tuh, gombal tuhh, ada mau nya tuuhhh. Hayo ngakuuu”
“Ah nggaaaa. Hehehe yuk lari lagi”
“yukk”
Ochi tampak bersemangat hari ini. Lebih semangat dan ceria ketimpang minggu-minggu sebelumnya. Pasti ada yg Ochi akan ceritakan nanti. Entah apa.
“Yahhh ka. Banyak orang ih cowo-cowo motor gitu. Tuh tuh kan. Pada nongkrong pagi-pagi”
“Loh emang kenapa? Kan mereka juga mau menghirup udara segar pagi hari Chi”
“Ochi takut ka. Hiii”
“hey, jangan melihat orang dari tampang nya, dari sampulnya. Ga baik. Belum tentu dia jahat. Siapa tau dia lebih baik dari Ochi. Hayoo”
“hmm iya sih. Don’t judge the book by the cover. Betul ga ka?”
“Nahh tuh tau. Jangan mikir yg aneh-aneh terhadap orang lain lagi yaa.”
“Iya kaaa Riissss.. hehe”
“duduk di situ yuk. Kosong”
“yuk”
Bruukkkk
“Aduh”
“Eh Ochi gak apa-apa? Loh, Hans? Ngapain lo di sini?”
“Weyyy lo Ris. Sorry tadi gw meleng, lagi whatsapp temen janjian di marih kaga nongol-nongol tu bocah. Eh siapa nih?”
“Oh iya, Ochi ini Hans. Temen aku di tempat siaran. Dia yg pegang sound di sana. Hans ini Ochi”
“Ohhhhhhhhhhh ini Ochi toh. Ade kesaygan lo. Cantik juga. Hahaha”
“Eiittsss lepasin tuh tangan lo Hans. Ketagihan yee salamannya sampe dicuekin gw”
“Hahaha sorry deh.”
“Ya udah gw cabut dulu deh. Temen gw ada di ujung sono katanya. Ochi, gw duluan ya.”
“Iya ka.”
“Ati-ati hans.”
Hening sejenak
“Ka Ris. Cerita apa sama temen kaka tentang aku? Sampe dibilang ade kesaygan. Huuu ngaku-ngaku. Kalo ade ke saygan mah atuh di traktir makan, pizza hut gitu. Hanamasa kalo perlu.”
“Ya bangkrut kali Chi aku. Hahahaha biasa, soalnya kan makin ke sini hubungan kita makin intens. Kamu nya minta ajarin pelajaran ke aku. Minta dimasakin mie lah kalo begadang ngerjain PR. Minta ini itu. Udah aku anggep ade aku sndiri. Tiap hari rasanya kurang kalo ga denger sapaan kamu di pagi hari Chi.”
“iiihh ka Ris mah, Ochi malu niiihh.”
“Lah ko malu?”
“iyaaa.. hehe ka Ris juga perhatian sama Ochi. Ka Ris udah Ochi anggep kaka Ochi juga. Apapun yg Ochi minta ka Ris selalu penuhin, kecuali traktir makan di hanamasa. Huuu jahat ga mau traktir”
“Hahaha nanti siiihh. Sabar. Lagi ngirit gaji nih gara-gara masih jadi pegawai percobaan”
“hehe iyaaa tau ko. Ka Ris berjuang ya. Seminggu lagi kan? Pasti diterima deehh”
“iya Chi, ga kerasa seminggu lagi nih. Mau balik ga? Balik nya harus sprint ya. Biar panas lagi”
“Oke. Siapa takut?”
Sprint? Nyatanya tdk. Baru aku lari 50 meteran, Ochi sudah teriak ga sanggup. Lemes katanya.
Akhirnya kami berdua jalan, sambil bercanda. Seperti abg sedang dimabuk cinta. Padahal mah pacaran aja ngga kan. Hehe
Sesampainya di kosan, dia tdk lantas langsung ke kamarnya, melainkan ke kamar ku.
“ka Ris, numpang kipasan ya. Kipas Ochi di kamar rusak ihh. Ga tau kenapa”
“bawa ke tukang servis atuh Chi.”
“Males ah ka, mendingan ngadem di sini. Gratis”
“Hahaha ada-ada aja. Ya udah pake aja kipasnya. Aku juga mau tiduran dulu”
“Ihh jorook ka Ris mah. Mandi gih.”
“Mau nya dimandiin Ochi ah”
“huuu mau nya”
“emaaaang. Hehehe”
“ka Ris. Rasanya ML itu gmn sih?”
“Loh ko tiba-tiba nanya itu?”
“Iya. Abis Ochi penasaran. Kata temen enak, kata temen juga sakit tapi enak. Jadi ML itu enak kan yah?”
“hmm enak ga yaaahh? Ga tau tuuhh”
“Loh emang ka Ris blm pernah ML”
“Hmm pernah ga yaaa?”
“Ihhh atuh dijawab dong ka. Bikin penasaran aja”
“hehehe iya pernaaahh”
Dia yg mendengar aku menjawab pernah ML, langsung beranjak dari meja belajar yg ada kipasnya ke pinggir tempat tidur. Aku yg sedang tiduran di situ pun kaget melihat muka Ochi yg cukup serius pagi ini. Menggairahkan. Hehehe
“Ka, ajarin aku ML dong”
DUARR
Petir di siang bolong? Bukan. Ini adalah ledakan gas elpiji 3kg di siang hari.
“kka.. kamu serius Chi? Ga lagi becanda kan?”
“Engga ka. Ochi mau banget diajarin ML sama ka Ris. Sebelumnya kan kita udah intens petting. Ka Ris sering bikin aku nikmat. Nikmat banget malah. Jadi mau kan ka ajarin aku ML?”
“Ochi yakin?”
“Yakin ka!”
“Tapi aku kan bukan siapanya Ochi. Masa main ambil perawan kamu gitu aja”
“Gak apa apa ka. Ka Ris kan udah Ochi anggep kakak sendiri. Ochi juga sayg ke ka Ris. Ga tau saygnya kaya gimana. Pokoknya Ochi nyaman kalo bareng ka Ris.”
“hehe aku juga sayg Ochi. Muach. mau sekarang apa abis mandi?”
“sekarang aja ka. Ochi udah horny soalnya”
“Wahh dari kapan kamu horny?”
“dari liat ka Ris tiduran. Pengen rasanya Ochi langsung tindih. Hihihi”
“Huu dasar”
Aku berpindah ke pinggir tempat tidur. Membuka kaos ku yg agak basah dengan keringat. Baru sedetik aku membuka, Ochi juga ikut membuka. Semua!
“Loh Ochi ko buka semua?”
“kan ka Ris buka juga. Emang ka Ris ga buka semua?”
“Ya belum atuh. Foreplay nya kan ga dibuka semua biar mesra. Hehe”
“Yaahh. Pake lagi nih?”
“hahaha udah ga usah. Aku juga buka semua deh”
Kami berdua pun sudah berbugil ria. Saling berpandangan. Saling memuji satu sama lain
“Kamu dirawat banget ya Chi body nya. Sexy banget”
“Ka Ris juga. Hihi Ochi suka banget sama yg nyempil di selangkangan ka Ris tuh. Gemess”
“hehe Sini Ochi sayg duduk di pangkuan aku.”
“Hihi iya ka Ris sayg”
Ochi duduk di pangkuan ku. Di pinggir kasur. Tangannya langsung melingkarkan ke pundak ku. Berhadapan dengan tatapan mesra. Tanganku ke belakang kepala Ochi. Menarik kepalanya untuk mendekat. Ku sambut bibir lembut Ochi. Memulai pertempuran di siang ini.
“mmuuaachh. Mmhhh mhhhhh”
“mmuuuaacchhh mmhh kaaa.. mmhhhh”
“ya sayg?”
“Mhh bikin aku nikmat ya”
“Iyaa. Muaachhh mmmhhh”
Lumatan bibir Ochi dan lidahnya siang ini terasa berbeda. Entah mengapa. Sepertinya Ochi semangat sekali
Ciuman ku beralih ke lehernya. Perlahan memberikan kecupan di lehernya yg putih mulus
“uuuuhhhhh… sayaangghhh terusiin. Mmhhh”
Aku ingin Ochi merasakan kenikmatan yg sebelumnya dia tak pernah dapatkan dari siapapun
Kecupan ku turun ke bawah. Ke dada Ochi. Tanganku pun mengusap punggung Ochi agar lebih relaks. Ketika kecupanku sampai di dada sebelah kiri Ochi, tangan kiri ku pun mulai meremas pelan dada sebelah kanan Ochi.
“nnnnnnggghhhhh oohhhh huuufff sayaang. Puting nya sekaranghhhh… isep puting Ochi sayaang. Isep yg kencengg.”
Aku menurut. Puting Ochi langsung aku serang. Puting bagian kiri Ochi yg telah menegang, langsung aku sambar dengan isapan dan kuluman yg kuat
“AUUUUHHHHH sayaaaang. Oooohhh enak bgttt. Puting Ochi gatel sayg. Isep yg kuat biar makin nikmattttthhh eeehhhh”
Jeritan Ochi yg sedang diserang puting kiri nya membuat siang ini makin memanas. Kini aku tambah serangan ke puting kanan Ochi. Aku puntir dengan ibu jari dan telunjuk. Seperti mencari sinyal radio
“UUUGGGHHHHHHH aaaaaaahhhhhhh nikmaattt uuuhhh. Terusin sayg. Yg kenceng. Aduuuhhh puting Ochi enak banget sayg. Gatel. Nikmat. Oohhhhhh…”
Rekor Berhubungan Seks Dengan 919 Pria Dalam Satu Hari
Basah. Terasa basah di paha ku. Salah satu kelebihan dari amoy adalah ketika rangsangan tertinggi sedang dirasakan, vagina nya banjir bandang. Mungkin bisa dibilang squirt. Walaupun bukan seperti squirt ala air mancur.
Aku regangkan kedua paha ku agar kedua paha Ochi juga meregang. Aku lepas tangan kiri ku, ku belai perut Ochi agar lebih relax. Tetapi nyatanya tdk. Reaksi yg diterima Ochi malah lebih merangsang dia. Tangan ku perlahan menuju selangkangan dia. Tanpa ragu, jari ku langsung membelai klitoris nya. Dan hasilnya…
“ENNNNNNNNNGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH KAAAAAAAAAAAAAAAAAA.. Cepetin cepetin aduuuuuuuhhhhh… aduh cepet kocokin sayg. Aduuuuuuuhh aku pipis kaaaa.. aaaaaahhh”
swiiiinnggg
She’s really squirting!
Ochi melenting ke belakang. Menegang. Pemandangan yg sangat sexy siang ini.
“Enak sayg?”
“Ngghhh enak ka. Uuhhh enak banget.. aduhh maaf ya ka Ris basah tuh kasur nya. Lantai nya juga. Ochi ga ketahan. Enak banget tapi ka. Uuuhhh”
“Hehehe lanjut yuk.”
“Sekarang gimana ka?”
“Kamu rebahan aja sini sayg. Mau mas emut vagina nya ga?”
“Ehh aku belum emut penis ka Ris. Aku dulu sini yg emut penis ka Ris.”
“Hush ga usah. Siang ini aku aja yg ngasih kamu kenikmatan. Hehe mau kan?
“Mau banget. Gapapa ka?”
“Gak apa-apa sayg. Relaks ya. Buka paha nya. Buat kamu nyaman posisi nya ya”
“Huum”
Ochi yg sudah rebahan membuat dirinya nyaman siang ini. Aku akui, kalau tdk punya pengalaman pasti akan langsung buka dikit JOS! Tapi hal terpenting dalam memerawani adalah membuat si wanita merasa nyaman. Berikan mereka kenikmatan terlebih dahulu agar nantinya ketika penetrasi di mulai, si wanita tdk merasakan sakit berlebih.
“ka Ris ga mau Ochi emut dulu penisnya?”
“Ga usah sayg. Langsung aja, biar Ochi langsung ngerasain enaknya”
“uhhm iya ka. Pelan-pelan ya ka Ris. anganku.com Ochi belum pernah make love.”
“Iya Ochi sayg. Percaya sama aku ya. Kamu nya relaks. Kalo sakit bilang aja. Kalo enak juga bilang ya”
“Iya ka”
Ochi sudah cukup relaks untuk menerima penetrasi pertamanya di miss pussy. Vaginanya merekah dengan warna pink. Kecil. Becek. Hampir tdk terlihat ada lubang di sana. Walaupun aku tau ini akan cukup berat bagi Ochi, tapi cairan squirtnya tadi cukup membantu dalam proses pelepasan keperawanannya siang ini.
Ochi yg sudah mengangkang, memejamkan matanya. Aku mulai mengarahkan penis ku yg cukup keras menegang. Karena kalau tdk keras, justru lebih membuat proses pecah selaput dara akan lebih sakit. Kepala penisku digesekan ke clitoris Ochi. Membuatnya sedikit menggeliat dan mendesah.
“uhhh geli ka. Enakkk ummhh”
Sesekali aku dengan sabar mencoba memasukkan kepala penisku ke dalam lubang vaginanya. Selalu diiringi dengan desahan Ochi yg membuat gairah lebih meninggi.
“uuhhhh.. ayo ka masukin. Enak. Uuuhh”
Aku rasakan di kepala penisku, otot vagina Ochi sudah cukup mengendur. Itu artinya vagina Ochi siap untuk diperawani. Perlahan aku masukkan kepala penisku perlahan. Sampai kepala penisku tertelan masuk, aku maju mundurkan penisku perlahan dengan tetap mempertahankan kepala penis berada di sekitar bibir vagina Ochi. Kenikmatan gesekan kepala penis di jepitan bibir vagina Ochi mulai berasa. Nikmat sekali vagina perawan ini.
“oohhh uuhh sshhh kaa Risr.. kepala penisnya ngeganjel di vagina Ochi. Enak ka Ris. Masukin sekarang ka Ris. Ochi mau. Ooohhhh mmhhh”
Rekor Berhubungan Seks Dengan 919 Pria Dalam Satu Hari
Aku tahu ini akan sakit, jadi buatlah secepat mungkin. Jangan sampai slip karena akan membuat wanita menjadi trauma dengan rasa sakit. Aku posisikan kepala penis di dalam vagina Ochi. Tertelan semua. Penisku dalam kondisi standby menunggu respon baik dari Ochi.
“Siap ya sayg”
“Iya ka. Pelan ya”
“huum”
Aku tarik nafas dalam-dalam. Dan beberapa detik kemudian, aku lesakkan penisku dalam-dalam masuk ke vagina Ochi. Seluruhnya!
“AAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHH KAAAA Rissssskiiiiiii. Uuuuuuuuhhh”
“sakit ya sayg?”
“Iya ka. Aduhh.. jangan digerakin ka. Sebentar. Masih sakit”
Aku lihat ke bawah. Ada sedikit darah mengalir. Hanya sedikit karena dari awal Ochi sudah menerima dengan baik keberadaan penisku di dalam vaginanya.
Vaginanya masih mencengkram kuat. Sempit sekali. Otot vagina Ochi menekan kuat penisku. Merasa ada benda asing memasuki vaginanya. Aku biarkan penisku berada di sana sejenak. Sampai aku rasakan otot vaginanya meregang dan tdk menekan kuat lagi. Saat itu lah penisku mulai ku tarik keluar dan masukkan perlahan
“Aduuhh kaa iyahh enaakk. Jangan dikeluarin penisnya ka. Biar di dalem aja. Enak banget”
“Udah ga sakit sayg?”
“Sedikit ka. Tapi enak nya banget jadi ga berasa sakit lagi. Aduhh enak ka terusin”
“aku ga keluarin ko, tapi aku tarik sama dorong ya sayg”
“Iya ka Ris. Bikin Ochi enak ka. Bikin Ochi puas. Uuhhh”
Perlahan aku majukan penisku sampai masuk semua. Kemudian aku tarik penisku setengah. Aku lanjut memasukkan dngan cepat. Makin aku percepat. Tetap dengan tempo yg konstan tapi lebih cepat dari sebelumnya.
“ohhh uuhhhh kaa Ris penisnya gesek-gesek vagina Ochi ka. Aduuhh enak bangettt.. oohhhh”
“vagina kamu sempit banget sayg. Enak banget jepit penisku”
“uuh iya kaa. Vagina Ochi juga enak banget digesek pake penis ka Ris. Cepetin ka. Ayooo aduhh Ochi mau pipis lagi kaa.. cepetin penisnya ka”
Kedutan agak keras oleh otot Ochi, menandakan dia akan orgasme. Entah orgasme ini membuat Ochi squirt lagi atau tdk. Aku pun makin mempercepat kocokan penisku masuk keluar vagina Ochi. Nikmat sekali. Ketika masuk mendapatkan kedutan otot vagina Ochi, ketika keluar dinding penisku serasa dijepit oleh otot vagina Ochi yg membuat ku ingin memasukkannya lagi. Sungguh nikmat
“oooohhh ka Riisss.. iyaahh iyaaahh gitu kaaa. Ooooohhhh Ochi mau pipis ka. Ochi mau keluar. Aduh enak banget. AAAAAAAHHHHH KA RIISSSS…………”
Jeritan Ochi menandakan orgasme pertama nya setelah perawan dia aku ambil. Kedutan otot vagina Ochi menambah nikmat penis ku yg aku biarkan di dalam vagina Ochi. Karena wanita lebih nikmat orgasme jika ada sesuatu di dalam vaginanya.
“enak Ochi sayg?”
“huuuhh hhhh enak ka Ris. Uuhhh enak banget”
“Hihihi kamu sampe kejang-kejang gitu. Untung ga pipis lagi”
“hehe maaf dehh ka Ris. Tapi asli loh enak ka. Duh kalau tau make love enak gini, dari dulu deh”
“Yee emang kalo dari dulu kamu mau sama siapa make love nya?”
“hehehe ga tau ka.”
“Huu dasar. Btw lanjut ga?”
“Eh iya, ka Ris blm keluar ya?”
“Belum. Hehe”
“Ya udah ka lanjut. Ochi juga mau ngerasain orgasme lagi. Enak banget ka”
“Oh iya Chi, kamu lagi subur ga?”
“Hmm kayaknya sih lagi subur ka. Aku kelar dapet seminggu yg lalu”
“Ohh iya bener lagi subur. Jaga-jaga aku biar ga keluar di dalem gitu. Tar hamil lagi.”
“Ehh atuh jangan sampe hamil ka. Dikeluarin di mulutku aja. Biar aku minum spermanya”
“Boleh deh. Hihi yuk lagi. Ochi mau coba di atas ga?”
“Ngga deh ka. Lain kali aja. Ochi lemes. Mau nya ka Ris aja yg genjot. Gak apa-apa kan ka? Hehe”
“haha ya udah. Muachhh ka Ris sayg Ochi”
“Ochi juga sayg ka Ris. Muach”
Perlahan kemudian aku tarik dan dorong penisku ke dalam vaginanya. Masih nikmat seperti pertama.
“oohh enak ka Ris. Terusin”
Peluh kami bersatu. Nafas kami memburu. Nafsu kami menyatu menuju kenikmatan tiada akhir.
Aku tak mau posisi erotis ini berakhir. Tapi hendak seperti apapun kenikmatan pasti akan menjemput. Kami berdua pun berusaha mengejar kenikmatan tertinggi untuk mengakhiri semua rangkaian kenikmatan yg kami rasakan siang ini.
“nngghhh ooohhh oooohhh shhhh uuuhhh”
“mmhhhhhh ohhhhh”
“uuuhh ka Ris. Ochi udah mau keluar”
“aku juga Chi. Bareng ya”
“uuhhh iyaaa kaaa… sshhh”
Tangan Ochi erat menggenggam tangahku yg berada di samping kepala nya. Penisku mulai berkedut. Vagina Ochi juga mulai terasa kedutannya. Peluh kami semakin deras. Genjotanku mulai tak beraturan. Makin cepat.
“ohhh Chi. Aku mau keluar mmhh”
“Ohhh uuuhhh iya kaaa. Ochi juga udah mau keluar dikit lagi. Oohhh cepetin kaa.”
“Ohhh iyahhh ohhhhhh Ochiiii.. nngghhhhh”
“ooohhhhhh KAAAAAAAAAA RISSSSS… ochiii keluaarrr kaaaaa”
“Ohhh iyaaahhhhh… nggghhhh aku juga keluar Chiii….”
Secepat kilat aku cabut penisku, aku arahkan ke mulutnya
“OOOOOOHHHHH SSSHHHH.. mmhhhhh”
CROOOOOTTTTTTTT
Sperma ku keluar masuk ke dalam mulut Ochi. Langsung dia melahap penisku. Membersihkan smua sperma di kepala penisku.
Aku rebahan di samping Ochi. Dia langsung memeluk ku dari samping. Terasa kenyal toket lucu nya menyentuh dada ku. Kepalanya disandarkan ke bahu ku. Sungguh romantis. Akupun membelai rambutnya. Wangi.
“Makasih ya ka Ris. Ochi senang banget siang ini”
“Hehe harusnya aku dong yg bilang makasih. Makasih ya Ochi udah ngasih hal yg berharga buat aku.”
“Hihi iya ka sama-sama. Ochi ga nyesel ngasih perawan Ochi ke ka Ris. Meskipun ka Ris bukan siapa-siapa Ochi. Meskipun Ochi baru kenal ka Ris empat bulan ini, tapi Ochi tau ka Ris orang baik. Ka Ris udah ngajarin Ochi semua tentang sex. Ochi berusaha jaga diri di luar. Ka Ris tetep jadi kakak Ochi di sini ya. Ochi sayg ka Ris”
“Aku juga sayg Ochi. Muach”
“Muach”
“Mau bobo di sini?”
“Iya ka. Boleh kan siang ini Ochi bobo di pelukan ka Ris?”
“Boleehh. Hehe”
Siang ini, aku antarkan Ochi kepada kenikmatan yg tdk akan dia lupakan seumur hidup. Aku juga tdk akan melupakan kenikmatan ini. Karena ini adalah kenikmatan kedua, wanita perawan yg aku rasakan.
The post Cerita Sex : Petualangan Seks Riki appeared first on CeritaSeksBergambar.