Budi, 33 thn, adalah teman sekantor suamiku yg seumuran dengan suamiku sedangkan aku berumur 29 thn, Mereka sering tenis bersama, entah mengapa setiap Budi kerumah menjemput suamiku ia selalu meyapaku dengan senyumnya yg khas, tatapan matanya yg dalam selalu menatapku sedemikian rupa apalagi sewaktu aku memakai daster yg agak tipis tatapannya seakan menembus menjelajahi sekujur tubuhku.
Aku benar-benar risih oleh perlakuannya, sejujurnya aku juga merasakan sesuatu yg aneh pada diriku, walaupun aku telah menikah 3 thn yg lalu dengan suamiku, aku merasakan ada suatu getaran dari lubuk hatiku ditatap sedemikian rupa oleh Budi.
Pada suatu hari suamiku pergi keluar kota utk urusan pekerjaan selama 1 minggu. Pas hari minggu Budi datang kerumah maksud hati ingin mengajak suamiku tenis, pada waktu itu aku sedang olahraga dirumah dengan mengenakan hot pant ketat dan kaos diatas perut. Ketika kubuka pintu utknya ia terpana melihat lekuk tubuhku yg sexy tercetak jelas di kaos dan celana pendekku yg serba ketat itu.
Darahku berdesir merasakan tatapannya yg tajam itu. Kukatakan padanya suamiku sedang keluar kota sejak dua hari yg lalu, dia hanya diam terpaku dengan senyumannya yg khas tak terlihat adanya kekecewaan diraut wajahnya, tiba-tiba ia berkata..
“Luna mau nggak gantiin suamimu, main tenis denganku…” giliranku yg terpana selama menikah belum pernah aku pergi keluar dengan laki-laki selain suamiku tetapi jujur saja aku senang mendengar ajakannya, dimataku Budi merupakan figure yg cukup ‘gentleman’
Sementara aku masih ragu tiba-tiba dengan yakin ia berkata.
“Cepat ganti pakaian aku tunggu disni…” entah apa yg mendorongku utk menrima ajakannya aku langsung mengangguk sambil melangkah kekamarku utk ganti pakaian.
Dikamar Aku termangu hatiku dagdigdug seperti anak SMU sedang berpacaran lalu aku melihat diriku dicermin kupilih baju baju tenisku lalu ketemukan rok tenis putihku yg supermini lalu kupakai dengan blous ‘you can see’ setelah itu kupakai lagi sweater, wouw.. cukup seksi juga aku ini.., setelah itu aku pakai sepatu olahragaku lalu cepat cepat aku temui Budi didepan pintu
“..Ayo Bud aku sudah siap..” Budi hanya melongo melihat pakaianku. Jakunnya terlihat naik turun.
Singkat kata aku bermain tenis dengannya dengan penuh ceria, kukejar bola yg dipukulnya, rok miniku berkibar, tanpa sungkan aku biarkan matanya menatap CDku, ada perasaan bangga dan gairah setiap matanya menatap pantatku yg padat bulat ini.
Saking hotnya aku mengejar bola tanpa kuduga aku jatuh terkilir, Budi menghampiriku lalu mengajakku pulang. Setiba di rumah, kuajak Budi utk mampir dan ia menerimanya dengan senang hati. Budi memapahku sampai ke kamar, lalu membantuku duduk di ranjang. Dengan manja kuminta ia mengambilkan aku minuman di dapur, Budi mengambilkan minuman dan kembali ke kamar mendapatkan aku telah melepas sweater dan sedang memijat betisku sendiri.
Ia agak tersentak melihatku, karena aku telah menanggalkan sweaterku sekarang tinggal memakai blous “you can see” longgar yg membuat ketiak dan toketku yg putih mulus itu mengintip nakal, posisi kakiku juga menarik rokmini olahragaku hingga pahaku yg juga putih mulus itu terbuka utk menggoda matanya.
Tampak sekali ia menahan diri dan mengalihkan pandangan saat memberikan minuman kepadaku. Memang “gentleman” pria ini. penampilannya agak kaku tetapi disertai sikap yg lembut, kombinasi yg tak kudapatkan dari suamiku, ditambah berbagai macam kecocokan di antara kami. Mungkin inilah yg mendorongku utk melakukan sesuatu hal yg seharusnya tdk dilakukan oleh seorang wanita yg sudah bersuami.
Aku menggeser posisiku mendekatinya, lalu kucium pipinya sebagai ucapan terimakasihku. Budi terkejut, namun tak berusaha menghindar bahkan ia menggerakan wajahnya sehingga bibirku beradu dengan bibirnya. photomemek.com Kewanitaanku bangkit walaupun aku tahu ini adalah salah tetapi tanpa kusadari ia mencium bibirku beberapa saat sebelum akhirnya aku merespon dengan hisapan lembut pada bibir bawahnya yg basah.
Kami saling menghisap bibir beberapa saat sampai akhirnya aku yg lebih dulu melepas ciuman hangat kami.
“Bud..” kataku ragu.
Kami saling menatap beberapa saat. Komunikasi tanpa kata-kata akhirnya memberi jawaban dan keputusan yg sama dalam hati kami, lalu hampir berbarengan, wajah kami sama-sama maju dan kembali saling berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa yg memulai, aku dan Budi saling menghisap lidah dan ciuman pun semakin bertambah panas dan bergairah.
Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara tangan Budi mulai beralih dari betisku, merayap ke pahaku dan membelainya dengan lembut. Darahku semakin berdesir. Mataku terpejam. Entah bagaimana pria bukan suamiku ini bisa menyentuh ragaku selembut ini, semakin kupejamkan mataku semakin melayang perasaanku, dan menikmati kelembutan yg memancing gairah ini.
Kembali Budi yg melepas bibirnya dari bibirku. Namun kali ini, dengan lembut namun tegas, ia mendorong tubuhku sambil satu tangannya masih terus membelai pahaku, membuat kedua tanganku yg menahanku pada posisi duduk tak kuasa melawan dan akupun terbaring pasrah menikmati belaiannya, sementara ia sendiri membaringkan tubuhnya miring di sisiku.
Budi mengambil inisiatif mencium bibirku kembali, yg serta merta kubalas dengan hisapan pada lidahnya. Mungkin saat itu gairahku semakin menggelegak akibat tangannya yg mulai beralih dari pahaku ke selangkanganku, membelai barang milikku yg paling sensitif yg masih terbalut CD itu dengan lembut namun pasti.
“Mmhh.. Budiiii..sudah terlalu jauh Bud..” desahku di sela-sela ciuman panas kami.
Aku agak lega saat tangan kekarnya meninggalkan selangkanganku, namun ia mulai menarik blousku hingga terlepas dari jepitan rokku, lalu ia loloskan dari kepalaku. Toketku yg montok dan puting susuku membayang menggoda dari BH-ku yg tipis dan seksi, membuatnya semakin penasaran. Ia kembali mencium bibirku, namun kali ini lidahnya mulai berpindah-pindah ke telinga dan leherku, utk kembali lagi ke bibir dan lidahku.
Permainannya yg lembut dan tak tergesa-gesa ini membuatku terpancing menjadi semakin bergairah, sampai akhirnya ia mulai memainkan tangannya meraba-raba dadaku dan sesekali menyelipkan jarinya ke balik BH menggesek-gesek putingku yg saat itu sudah tegak mengacung. Tanpa kusadari aku mulai memainkan kaos bajunya, dan setelah bajunya kusingkap terlihat tampilan otot di tubuhnya. Aku melihat dada bidang dan kekar, serta perut sixpacknya di depan mataku. Tak lama ia pun memutuskan utk mengalihkan godaan bibirnya ke toketku yg masih terbalut BHku.
Diciumi toketku sementara tangannya merogoh ke balik punggungku utk melepas kait BH-ku. Sama sekali tdk ada protes dariku iapun melempar BH-ku ke lantai sambil tdk buang waktu lagi mulai menjilati putingku yg memang sudah menginginkan ini dari tadi.
“Ooohh.. sshh.. aachh.. Budiii..” desahku langsung terlontar tak tertahankan begitu lidahnya yg basah dan kasar menggesek putingku yg terasa sangat peka.
Budi menjilati dan menghisap dada dan putingku di sela-sela desah dan rintihku yg sangat menikmati gelombang rangsangan demi rangsangan yg semakin lama semakin menggelora ini,
“..Oooh Budi suuddhaah.. Budd.. stoop..!!” tetapi Budi terus saja merangsangku bahkan tangannya mulai melepas celananya, sehingga kini ia benar-benar telanjang bulat.
Penisnya yg besar dan berotot mengacung tegang, karuan aku terbelalak melihatnya, besar dan perkasa lebih perkasa dari penis suamiku, vaginaku tiba tiba berdenyut tak karuan. Oh..tak kupikirkan akibat dari keisenganku tadi yg hanya ingin mencium pipinya saja sekarang sudah berlanjut sedemikian jauh.
Budi melepas putingku lalu bangkit berlutut mengangkangi betisku. Ia menarik rokku dan membungkukkan badannya menciumi pahaku. Kembali bibirnya yg basah dan lidahnya yg kasar menghantarkan rangsangan hebat yg merebak ke seluruh tubuhku pada setiap sentuhannya di pahaku.
Apalagi ketika lidahnya menggoda selangkanganku dengan jilatannya yg sesekali melibas pinggiran CD ku, semili lagi menyentuh bibir vaginaku. Yg bisa kulakukan hanya mendesah dan merintih pasrah melawan gejolak birahi, rasa penasaranku menginginkan lebih dari itu tapi akal sehatku masih menyatakan bahwa ini perbuatan yg salah.
Akhirnya, dengan menyibakkan CDku, Budi mengalihkan jilatannya kerambut kemaluanku yg telah begitu basah penuh lendir birahi.
“ggaahh.. Buudiii..stoop..ohh..” bagaikan terkena setrum rintihanku langsung menyertai ledakan kenikmatan yg kurasakan saat lidah Budi melalap vaginaku dari bawah sampai ke atas, menyentuh klitorisku.
Kini kami sama-sama telanjang bulat. Tubuh kekar berotot Budi berlutut di depanku. Lobang vaginaku terasa panas, basah dan berdenyut-denyut melihat batang penisnya yg tegang besar kekar berotot berbeda dengan punya suamiku yg lebih kecil. Oohh..betul betul luar biasa napsu birahiku makin mengebu gebu.
Entah mengapa aku begitu terangsang melihat batang kemaluan yg bukan punya suamiku.Oooh begitu besar dan perkasa, pikiranku bimbang karena aku tahu sebentar lagi aku akan disetubuhi oleh sahabat suamiku, anehnya gelora napsu birahiku terus mengelegak.
Kupasrahkan diriku ketika Budi membuka kakiku hingga mengangkang lebar lebar, lalu Budi menurunkan pantatnya dan menuntun penisnya ke bibir vaginaku. Kerongkonganku tercekat saat kepala penis Budi menembus vaginaku.
“Hngk! Besaar..sekalii..Buud..” Walau telah basah berlendir, tak urung penisnya yg demikian besar kekar berotot begitu seret memasuki liang vaginaku yg belum pernah merasakan sebesar ini, membuatku menggigit bibir menahan kenikmatan hebat bercampur sedikit rasa sakit.
Tanpa terburu-buru, Budi kembali menjilati dan menghisap putingku yg masih mengacung dengan lembut, kadang menggodaku dengan menggesekkan giginya pada putingku, tak sampai menggigitnya, lalu kembali menjilati dan menghisap putingku, membuatku tersihir oleh kenikmatan tiada tara, sementara setengah penisnya bergerak perlahan dan lembut menembus vaginaku. Ia menggerak-gerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan, memancing gairahku semakin bergelora dan lendir birahi semakin banyak meleleh di vaginaku, melicinkan jalan masuk penis berotot ini ke dalam liang kenikmatanku tahap demi tahap.
Lidahnya yg kasar dan basah berpindah-pindah dari satu puting ke puting yg lain, membuat kepalaku terasa semakin melayang didera kenikmatan yg semakin bergairah. Akhirnya napsu birahikulah yg menang laki laki perkasa ini benar benar telah menyeretku kepusaran kenikmatan menghisap seluruh pikiran jernihku dan yg timbul adalah rangsangan dahsyat yg membuatku ingin mengarungi permainan seks dengan sahabat suamiku ini lebih dalam.
“Ouuch.. sshh.. aachh.. teruuss.. Buudiii.. masukin penismu yg dalaam..!! oouch.. niikmaat.. Bud..!! Baru kali ini lobang vaginaku merasakan ukuran dan bentuk penis yg bukan milik suamiku, yg sama sekali baru ..besaar dan perkasaa.., aku merasakan suatu rangsangan yg hebat didalam diriku. Seluruh rongga vaginaku terasa penuuh, kurasakan begitu nikmatnya dinding vaginaku digesek batang penisnya yg keras dan besaar..!
Akhirnya seluruh batang kemaluannya yg kekar besar itu tertelan kedalam lorong kenikmatanku, memberiku kenikmatan hebat, seakan bibir vaginaku dipaksa meregang, mencengkeram otot besar dan keras ini. Melepas putingku, Budi mulai memaju-mundurkan pantatnya perlahan,
“..oouugghhh.. niikmaat.. Buudiii..!!” aku pun tak kuasa lagi utk tdk merespon kenikmatan ini dengan membalas menggerakan pantatku maju-mundur dan kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, dan akhirnya napasku semakin tersengal-sengal diselingi desah desah penuh kenikmatan.
“hh.. sshh.. hh.. Buduu.. oohh ..suungguuhh.. niikmmaat sahygghh..” Budi membalas dengan pertanyaan
“Ohh.. Lunaaa nikmatan mana dengan penis suamimu..?” otakku benar benar terhipnotis oleh kenikmatan yg luar biasa..! jawabanku benar benar diluar kesadaranku“Ohh ssh Budiii. penismu besaar sekalii..! jauh lebih nikmaat ..!! Budi makin gencar melontarkan pertanyaan aneh aneh,
“..hh..Luna lagi diapain lubang meqimu sama batang penisnya Budi..?” aku bingung menjawabnya,
“Bilang lagi dientot..!” Budi memaksaku utk mengulangnya, tapi dasar aku lagi terombang ambing oleh buaian birahi akupun tdk malu malu lagi mengulangnya
“hh.. hh.. sshh.. mmhh..lagi dientot sayaang..”
Terus menerus kami saling memberi kenikmatan, sementara lidah Budi kembali menari di putingku yg memang gatal memohon jilatan lidah kasarnya. Aku benar benar menikmati permainannya sambil meremas-remas rambutnya. Rasa kesemutan berdesir dan setruman nikmat makin menjadi jadi merebak berpusat dari vagina dan putingku, keseluruh tubuhku hingga ujung jariku. Kenikmatan menggelegak ini merayap begitu dahsyat sehingga terasa seakan tubuhku melayang. Penisnya yg dahsyat semakin cepat dan kasar menggenjot vaginaku dan menggesek-gesek dinding vaginaku yg mencengkeram erat.
Hisapan dan jilatannya pada putingku pun semakin cepat dan bernapsu. Aku begitu menikmatinya sampai akhirnya seluruh tubuhku terasa penuh setruman birahi yg intensitasnya terus bertambah seakan tanpa henti hingga akhirnya seluruh tubuhku bergelinjang liar tanpa bisa kukendalikan saat kenikmatan gairah ini meledak dalam seluruh tubuhku. Desahanku sudah berganti dengan erangan erangan liar kata kataku semakin vulgar.
“Ahh.. Ouchh.. entootin terus sayaang.. genjoott.. habis lubang meqiku..!! genjoott.. batang penismu sampe mentok..!!” Ooohh.. Budiii.. bukan maiin.. eennaaknyaa.. ngeentoot denganmu..!!” mendengar celotehanku, Budi yg kalem berubah menjadi semakin beringas seperti banteng ketaton dan yg membuat aku benar benar takluk adalah staminanya yg bukan maiin perkasaa.., tdk pernah kudapatkan seperti ini dari suamiku.
Aku benar benar sudah lupa siapa diriku yg sudah bersuami ini, yg aku rasakan sekarang adalah perasaan yg melambung tinggi sekali yg ingin kunikmati sepuas puasnya yg belum pernah kurasakan dengan suamiku. Budi mengombang ambingkan diriku di lautan kenikmatan yg maha luas, seakan akan tiada tepinya.
Akhirnya aku tdk bisa lagi menahan gelombang kenikmatan melanda seluruh tubuhku yg begitu dahsyatnya menggulung diriku
“Ngghh.. nghh .. nghh.. Budiii.. Akku mau keluaar..!!” pekikanku meledak menyertai gelinjang liar tubuhku sambil memeluk erat tubuhnya mencoba menahan kenikmatan dalam tubuhku, Budi mengendalikan gerakannya yg tadinya cepat dan kasar itu menjadi perlahan sambil menekan batang kemaluannya dalam dalam dengan memutar mutar keras sekalii.. Clitorisku yg sudah begitu mengeras habis digencetnya.
“..aacchh.. Budiii.. niikmaat.. tekeen.. teruuss.. itilkuu..!!”
Ledakan kenikmatan orgasmeku terasa seperti ‘forever’ menyemburkan lendir orgasme dalam vaginaku, kupeluk tubuh Budi erat sekali wajahnya kuciumi sambil mengerang mengerang dikupingnya sementara Budi terus menggerakkan sambil menekan penisnya secara sangat perlahan, di mana setiap mili penisnya menggesek dinding vaginaku menghasilkan suatu kenikmatan yg luar biasa yg kurasakan dalam tubuhku yg tdk bisa kulontarkan dengan kata kata.
Beberapa detik kenikmatan yg terasa seperti ‘forever’ itu akhirnya berakhir dengan tubuhku yg terkulai lemas dengan penis Budi masih di dalam vaginaku yg masih berdenyut-denyut di luar kendaliku. Tanpa tergesa-gesa, Budi mengecup bibir, pipi dan leherku dengan lembut dan mesra, sementara kedua lengan kekarnya memeluk tubuh lemasku dengan erat, membuatku benar-benar merasa aman, terlindung dan merasa sangat disayangi. Ia sama sekali tdk menggerakkan penisnya yg masih besar dan keras di dalam vaginaku. Ia memberiku kesempatan utk mengatur napasku yg terengah-engah.
Setelah aku kembali “sadar” dari ledakan kenikmatan klimaks yg memabukkan tadi, aku pun mulai membalas ciumannya, memancing Budi utk kembali memainkan lidahnya pada lidahku dan menghisap bibir dan lidahku semakin liar. Sekarang aku tdk canggung lagi bersetubuh dengan teman suamiku ini. Gairahku yg sempat menurun tampak semakin terpancing dan aku mulai kembali menggerak-gerakkan pantatku perlahan-lahan, menggesekkan penisnya pada dinding vaginaku. Respon gerakan pantatku membuatnya semakin liar dan aku semakin berani melayani gairahnya yg memang tampaknya makin liar saja.
Genjotan penisnya pada vaginaku mulai cepat, kasar dan liar. Aku benar-benar tdk menygka bisa terangsang lagi, biasanya setelah bersetubuh dengan suamiku setelah klimax rasanya malas sekali utk bercumbu lagi tapi kali ini Budi memberiku pengalaman baru walau sudah mengalami klimax yg maha dahsyat tadi tapi aku bisa menikmati rangsangannya lagi oleh genjotan penisnya yg semakin bernapsu, semakin cepat, semakin kasar, hingga akhirnya ledakan lendir birahiku menetes lagi bertubi-tubi dari dalam vaginaku.
Lalu Budi memintaku utk berbalik, ooh ini gaya yg paling kusenangi “doggy style” dengan gaya nungging aku bisa merasakan seluruh alur alur batang kemaluan suamiku dan sekarang aku akan merasakan batang yg lebih besar lebih perkasa oohh..! dengan cepat aku berbalik sambil merangkak dan menungging kubuka kakiku lebar, kutatap mukanya sayu sambil memelas “..Yeess..Budd..masukin batang penis gedemu dari belakang kelobang lubang meqiku..” Budi pun menatap liar dan yg ditatap adalah bokongku yg sungguh seksi dimatanya, bongkahan pantatku yg bulat keras membelah ditengah dimana bibir vaginaku sudah begitu merekah basah dibagian labia dalamku memerah mengkilat berlumuran lendir birahiku mengintip liang kenikmatanku yg sudah tdk sabar ingin melahap batang kemaluannya yg sungguh luar biasa itu.
Sambil memegang batang penisnya disodokannya ketempat yg dituju
”Bleess..” ..Ooohh.. Budii.. teruss.. Budd.. yg.. dalaam..!! mataku mendelik merasakan betapa besaar dan panjaang batang penisnya menyodok liang kenikmatanku, urat urat kemaluannya terasa sekali menggesek rongga vaginaku yg menyempit karena tertekuk tubuhku yg sedang menungging ini.
Hambatan yg selalu kuhadapi dengan suamiku didalam gaya ‘doggy style’ ini adalah pada waktu aku masih dalam tahap ‘menanjak’ suamiku sudah terlalu cepat keluar, suamiku hanya bisa bertahan kurang dari dua menit.
Tetapi Budi sudah lebih dari 15 menit menggarapku dengan gaya ‘doggy style’ ini tanpa ada tanda tanda mengendur. Oh bukan maiin..! bagai kesurupan aku menggeleng gelengkan kepalaku, aku benar benar dalamkeadaan ekstasi, eranganku sudah berubah menjadi pekikan pekikan kenikmatan, tubuhku kuayun ayunkan maju mundur, ketika kebelakang kusentakan keras sekali menyambut sodokannya sehingga batang penis yg besaar dan panjaang itu lenyap tertelan oleh kerakusan lobang vaginaku. kenikmatanku bukan lagi pada tahap “menanjak” tapi sudah berada di awang-awang di puncak gunung kenikmatan yg tertinggi.
“Hngk.. ngghh..Budii..akuu mau keluaar lagii.. aargghh..!!” aku melenguh panjang menyertai klimaksku yg kedua yg kubuat semakin nikmat dengan mendorong pantatku ke belakang keras sekali menancapkan penisnya yg besar sedalam-dalamnya di dalam vaginaku, sambil kukempot kempotkan vaginaku serasa ingin memeras batang kemaluannya utk mendapatkan seluruh kenikmatan semaksimum mungkin.
Setelah mengejang beberapa detik diterjang gelombang kenikmatan, tubuhku melemas dipelukan Budi yg menindih tubuhku dari belakang. Berat memang tubuhnya, namun Budi menyadari itu dan segera menggulingkan dirinya, rebah di sisiku. Tubuhku yg telanjang bulat bermandikan keringat terbaring pasrah di ranjang, penuh dengan rasa kepuasan yg maha nikmat yg belum pernah aku rasakan sebelumnya dengan suamiku.
Budi memeluk tubuhku dan mengecup pipiku, membuatku merasa semakin nyaman dan puas.
“Luna aku belum keluar sayang..! tolongin aku isepin batang penisku sayaang..!” Aku benar benar terkejut aku sudah dua kali klimaks tapi Budi belum juga keluar, bukan main perkasanya. biasanya malah suamiku lebih dulu dari aku klimaksnya kadang kadang aku malah tdk bisa klimaks dengan suamiku karena suamiku suka terburu buru.
Merasa aku telah diberi kepuasan yg luar biasa darinya maka tanpa sungkan lagi kuselomot batang kemaluannya kujilat jilat buah zakarnya bahkan selangkangannya ketika kulihat Budi menggeliat geliat kenikmatan,
“..Ohh yess Na.. nikmat sekalii.. teruss Na.. lumat batang penisku iseep yg daleemm.. ohh.. Luunaaa.. saayaangg..!!” Budi mengerang penuh semangat membuatku semakin gairah saja menyelomot batang kemaluannya yg besar, utk makin merangsang dirinya aku merangkak dihadapannya tanpa melepaskan batang kemaluannya dari mulutku, kutunggingkan pantatku kuputar putar sambil kuhentak hentakan kebelakang, benar saja melihat gerakan erotisku Budi makin mendengus dengus bagai kuda jantan liar, dan tdk kuperkirakan yg tadinya aku hanya ingin merangsang Budi utk bisa cepat ejakulasinya malah aku merasakan birahiku bangkit lagi vaginaku terasa berdenyut denyut clitorisku mengeras lagi.
Ohh.. beginikah multiple orgasme yg banyak dibicarakan teman temanku? Selomotanku makin beringas, batang yg besar itu yg menyumpal mulutku tak kupedulikan lagi kepalaku naik turun cepat sekali, Budi menggelinjang hebat, akhirnya kurasakan vaginaku ingin melahap kembali batang kemaluannya yg masih perkasa ini, dengan cepat aku lepas penisnya dari mulutku langsung aku merangkak ke atas tubuhnya kuraih batang kemaluannya lalu kududuki sembari ku tuju ke vaginaku yg masih lapar itu. Bleess.. aachh..aku merasakan bintang bintang di langit kembali bermunculan.
“..Ooohh..Luna..kau sungguuh seksxyy.. masuukin batang penisku..!!” Budi memujiku setinggi langit melihat begitu antutiasnya aku meladeninya bahkan bisa kukatakan baru pertama kali inilah aku begitu antusias, begitu beringas bagai kuda betina liar melayani kuda jantan yg sangat perkasa ini.
“..Yess.. Budii.. yeess.. kumasukkan batang penismu yg perkasa ini..!” kuputar-putar pinggulku dengan cepatnya sekali kali kuangkat pantatku lalu kujatuhkan dengan derass sehingga batang penis yg besar itu melesak dalaam sekali..
“..aachh.. Lunaaa.. putaar.. habiisiin kontoolku.. eennakk.. sekaallii..!!” giliran Budi merintih mengerang bahkan mengejang-ngejangkan tubuhnya, tdk bisa kulukiskan betapa nikmatnya perasaanku, tubuhku terasa seringan kapas jiwaku serasa diombang ambing di dalam lautan kenikmatan yg maha luas kucurahkan seluruh tenagaku dengan memutar menggenjot bahkan menekan keras sekali pantatku, kali ini aku yg berubah menjadi ganas dan jalang, bagaikan kuda betina liar aku putar pinggulku dan bagai penari perut meliuk meliuk begitu cepat.
Batang kemaluannya kugenjot dan kupelintir habiss.. bahkan kukontraksikan otot-otot vaginaku sehingga penis yg besar itu terasa bagai dalam vacum cleaner terhisap dan terkenyot didalam liang vaginaku. anganku.com Dan yg terjadi adalah benar benar membuatku bangga sekali, Budi bagai Layang-layang putus menggelinjang habis kadang mengejangkan tubuhnya sambil meremas pantatku keras sekali, sekali-kali ingin melepaskan tubuhku darinya tapi tdk kuberikan kesempatan itu bahkan kutekan lagi pantatku lebih keras, batang penisnya melesak seluruhnya bahkan rambut kemaluannya sudah menyatu dengan rambut kemaluanku, clitorisku yg lapar akan birahi sudah mengacung keras makin merah membara tergencet batang kemaluannya. Badanku sedikit kumiringkan ke belakang, buah zakarnya kuraih dan kuremas-remas,
“..Ooohh.. aachh.. yeess.. Naaa.. yeess..!!”
Budi membelalakan matanya sama sekali tdk menygka aku menjadi begitu beringass..begitu liaar.. menunggangi tubuhnya, lalu Budi bangkit, dengan posisi duduk ia menylomot toketku… aachh tubuhku semakin panaas.. kubusungkan kedua toketku.
“..selomot.. putingku.. dua. duanya.. Budd..yeess..!! …sshh.. …oohh..!! mataku menjadi berkunang kunang, “..Ooohh.. Lunaaa.. nikmatnya bukan main posisi ini..! batang batang penisku melesak dalam sekali menembus lubang meqimu..!” Budi mendengus-dengus kurasakan batang penisnya mengembung pertanda spermanya setiap saat akan meletup,
“..Ohh.. sshh..aahh.. Budiii ..keluaar.. bareeng..sayaannghh..!!” jiwaku terasa berputar putar..!
“..yess..Naa..aku… keluarkan diluar apa didalam..?”.
“..Ohh.. Budi kontoolmu.. jaangaahhn..dicabuut..keluarin.. didalaam..!!
Tiba tiba bagaikan disetrum jutaan volt kenikmatan tubuhku bergetar hebat sekalii..! dan tubuhku mengejang ketika kurasakan semburan dahsyat di dalam rahimku,
“..aachh. jepiit kontoolku.. yeess.. sshh.. oohh.. nikmaatnya.. lubang meqimu Lunaaa..!!” Budi memuncratkan air maninya di dalam rongga vaginaku, terasa kental dan banyak sekali. Akupun mengelinjang hebat sampai lupa daratan
“..Nggkkh.. sshh.. uugghh.. Budu.. teekeen kontoolmu.. sampe mentookkhh.. sayaahng.. aarrgghh..!! gelombang demi gelombang kenikmatan menggulung jiwaku, ooh benar benar tak kusangka makin sering klimaks makin luar biaasaa rasa nikmatnya jiwaku serasa terbetot keluar terombang ambing dalam lautan kenikmatan yg maha luas.
Kutekan kujepit kekepit seluruh tubuhnya mulai batang penisnya pantatnya pinggangnya bahkan dadanya yg kekar kupeluk erat sekali.
Seluruh tetes air maninya kuperas dari batang kemaluannya yg sedang terjepit menyatu di dalam liang vaginaku. aarrgghh.. Nikmatnya sungguh luar biaasaa!! Oohh Budi aku kuatir akan ketagihan dengan batang penismu yg maha dahsyat ini!! Akhirnya perlahan lahan kesadaranku pulih kembali, klimaks yg ketiga ini membuat tubuhku terasa lemas sekali, Budi sadar akan keterbatasan tenagaku, akhirnya ia membaringkan tubuhku di dadanya yg kekar, aku merasakan kenyamanan yg luar biasa, kepuasanku terasa sangat dihargainya. Tiga kali klimaks bukanlah hal yg mudah bagiku utk mendapatkannya didalam satu kali permainan seks.
Budi telah menaklukan diriku luaar.. dalaam..!! akan kukenang kejadian ini selama hidupku. Tiba tiba Budi melihat jam lalu dengan muka sedih ia mengatakan kepadaku bahwa ia harus menemui seseorang 10 menit lagi, akupun tak kuasa menahannya, aku hanya mengangguk tak berdaya.
Sepeninggal Budi dari rumah, aku termenung sendirian di ranjang. Suatu kejadian yg sama sekali tak terpikir olehku mulai merebak dalam kesadaranku. Aku telah menikmati perbuatan seks dengan sahabat suamiku bahkan harus kuakui, aku betul betul menikmati kedahsyatan permainan seks dengan sahabat suamiku itu. Tetapi aku telah mengkhianati suamiku. Aku mulai merasakan sesuatu yg salah, sementara di lain pihak, aku sangat menikmatinya dan sangat mengharapkan Budi melakukannya lagi terhadapku.
Hati dan akal sehat terpecah dan menyeretku ke dua arah yg berlawanan. Pergumulan batin terjadi membuatku limbung. Akhirnya kuputuskan utk mencoba melupakan Budi. Setelah beberapa minggu dalam kondisi seperti ini, hatiku makin tdk menentu, makin kucoba melupakannya makin terbayang seluruh kejadian hari itu, aku masih merasakan tubuhnya yg kekar berkeringat napasnya yg mendengus dengus terngiang sayup sayup terdengar suaranya memanggilku ‘sayang’. Budi berhenti bertugas di kantor suamiku. Entah itu keinginannya sendiri atau memang ia dialih tugaskan, aku tdk tahu.
Namun hingga kini, pergumulan batin dalam diriku masih terus berlangsung. Di lain pihak aku tetap ingin mencintai suamiku, walaupun ia tak bisa memberikan apa yg telah diberikan Budi padaku. Aku masih merindukan dan menginginkan sentuhan tangan kekar Budi, dimanakah kau berada Budi.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,