Aku seorang anggota cherrleader di sekolahku, saat ini aku kelas 2 SMA namaku Erlina, hari sabtu itu disekolahku ada event pertandingan basket yang melawan SMA 8, dimana tugas sebagai cherrleader aku menghibur dengan gerakan gerakan dan memberi support kedua team, seperti biasa kita semua anggota berpakaian minim.
Saat di tengah tengah pertandingan ada satu pemain cadangan SMA 8 yang sesekali melirikku dan menatapku dengan rasa, dia bukannya fokus terhadap permainan teamnya melainkan memandangi aku terus, saat babak pertama selesai dia datang menghampiriku untuk mengajak aku berkenalan sebut saja dia Gilang.
Setelah kami berkenalan, lalu kami bercakap-cakap sebentar di kantin SMA . Setelah tidak berapa lama, tiba-tiba dia berbisik di telinga saya, katanya,
“Kamu cantik sekali deh Erlina..”, sambil matanya tertuju pada belahan dada saya. Muka saya langsung merah, kaget dan dadaku berdetak kencang.
Tiba-tiba terdengar suara “Pritt…!”, tanda bahwa babak ke-2 akan dimulai, saya langsung mengajaknya balik ke lapangan.
Dalam perjalanan ke lapangan, kami melewati kelas-kelas kosong. Tiba-tiba dia menarik tanganku masuk ke dalam kelas 3 Fis 1, lalu dia langsung menutup pintu. Saya langsung bertanya padanya.
“Ada apa Gilang…, babak ke-2 sudah mau mulai nih…, kamu tidak takut dicariin pelatih kamu?”. Dia tidak membalas pertanyaanku, melainkan langsung memelukku dari belakang, dan dia berbisik lagi padaku.
“Badan kamu bagus sekali ya Lin..”.
Saya tidak bisa berbuat apa-apa selain berbalik badan dan menatap matanya serta tersenyum padanya. Dia langsung mencium bibirku dan saya yang belum pernah berciuman dengan cowok, tidak bisa berbuat apa-apa selain membiarkan lidahnya masuk ke dalam mulutku.
Setelah kira-kira 5 menit bercumbu, mulai tangannya meraba dan meremas dadaku. Saya pasrah saja padanya, karena terus terang saya belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini. Tangannya masuk ke dalam baju cheers no.3-ku, dan mulai memainkan puting payudaraku, lalu dia menyingkapkan bajuku dan melepaskan rokku hingga saya tinggal mengenakan BH dan celana dalam saja.
Lalu ia membuka baju basket dan celananya, sehingga ia hanya mengenakan celana dalam saja. Tampak jelas di depanku bahwa “penis”-nya sudah tegang di balik celana dalamnya. Ia memegang tanganku dan menuntun tanganku ke dalam celana dalamnya.
Saya merasakan “penis”-nya yang besar dan tegang itu dan ia memintaku untuk meremas-remas penisnya. Ia memaksaku untuk membuka celana dalamnya, setelah saya membuka celana dalamnya, tampak jelas penisnya yang sudah ereksi.
Besar juga pikirku, hampir sejengkal tanganku kira-kira panjangnya. Baru kali ini saya melihat kemaluan cowok secara langsung, biasanya saya hanya melihat dari film biru saja kalau saya diajak nonton oleh teman-teman dekatku.
Ketika saya masih terpana melihat penisnya, dia melepas BH dan celana dalamku, tentu saja dengan sedikit bantuanku. Setelah ia menyingkirkan pakaian dalamku, badannya yang tinggi dan atletis layaknya sebagai seorang pemain basket itu.
Menindih badanku di atas meja kelas dan ia mulai menjilati puting payudaraku sampai saya benar-benar menggeliat keenakan, kurasakan basah pada bibir kemaluanku, saya baru tahu bahwa inilah yang akan terjadi padaku kalau saya benar-benar terangsang.
Lalu tangannya yang kekar itu mulai meraba bibir kemaluanku dan mulai memainkan clitorisku sambil sesekali mencubitnya. Saya yang benar-benar terangsang tidak bisa berbuat apa-apa selain mendesah dan menggeliat di atas meja.
Cukup lama ia memainkan tangannya di kemaluanku, lalu ia mulai menjilati bibir bagian bawah kemaluanku dengan nafsunya, tangan kanannya masih memainkan clitorisku. anganku.com Tidak lama saya bertahan pada permainannya itu, kira-kira 5 menit kemudian, saya merasakan darahku naik ke ubun-ubun dan saya merasakan sesuatu kenikmatan yang sangat luar biasa, badanku meregang dan saya merasakan cairan hangat mengalir dari liang kemaluanku.
Gilang tanpa ragu menjilati cairan yang keluar sedikit demi sedikit itu dengan nafsunya sampai hanya air liurnya saja yang membasahi kemaluanku. Badanku terasa lemas sekali, lalu Gilang duduk di pinggir meja dan memandangi wajahku yang sudah basah bermandikan keringat.
Ia berkata padaku sambil tersenyum, “Kamu kelihatan capek banget ya Lin…”. Saya hanya tersenyum. Dia mengambil baju basketnya dan mengelap cucuran keringat pada wajahku, saya benar-benar kagum padanya,
“Baik banget nih cowo”, pikirku. Seperti sudah mengerti, saya jongkok di hadapannya, lalu mulai mengelus-ngelus penisnya, sambil sesekali menjilati dan menciuminya, saya juga tidak tahu bagaimana saya bisa bereaksi seperti itu, yang ada di pikiranku hanya membalas perbuatannya padaku, dan cara yang kulakukan ini pernah kulihat dari salah satu film yang pernah kutonton.
Gilang hanya meregangkan badannya ke belakang sambil mengeluarkan suara-suara yang malah makin membuatku ingin memasukkan penisnya ke dalam mulutku, tidak berapa lama kemudian saya memegang pangkal kemaluannya itu dan mulai mengarahkannya masuk ke dalam mulutku.
Terasa benar ujung penisnya itu menyentuh dinding tenggorokanku ketika hampir semua bagian batang kemaluannya masuk ke dalam mulutku, lalu saya mulai memainkan penisnya di dalam mulutku, terasa benar kemaluanku mulai mengeluarkan cairan basah lagi.
Tanda kalau saya sudah benar-benar terangsang padanya. Kira-kira 5 menit saya melakukan oral seks pada Gilang, tiba-tiba badan Gilang yang sudah basah dengan keringat itu mulai bergoyang-goyang keras sambil ia berkata,
“aarghh…, Saya udah gak tahan lagi nih Lin…, Saya mau keluarr…”.Masukan Anumu ke Anuku Cepat
Saya yang tidak benar-benar memerhatikan omongannya itu masih saja terus memainkan penisnya, sampai kurasakan cairan hangat kental putih dan agak asin keluar dari lubang kemaluan Gilang, saya langsung mengeluarkan penisnya itu dan seperti kesetanan, saya malah menelan cairan spermanya, dan malah menghisap penisnya sampai cairan spermanya benar-benar habis.
Saya duduk sebentar di bangku kelas, dan kuperhatikan Gilang yang tiduran di meja sambil mencoba memelankan irama nafasnya yang terengah-engah. Saya hanya tersenyum padanya, lalu Gilang bangun dan menghampiriku.
Dia juga hanya tersenyum padaku. Cukup lama kami berpandangan dengan keadaan bugil dan basah berkeringat.
“Kamu cantik dan baik banget Lin”, katanya tiba-tiba. Saya hanya tertawa kecil dan mulai mencium bibirnya. Gilang membalas dengan nafsu sambil memasukkan tangannya ke dalam lubang kemaluanku. Cukup lama kami bercumbu, lalu ia berkata,
“Lin…, boleh nggak Saya emm…, itumu…”.
“Itu apa Lang?”, tanya saya.
“Itu…, masa kamu gak tahu sih?”, balasnya lagi. sebelun saya menjawab, saya merasakan kepala batang kemaluannya sudah menyentuh bibir kemaluanku.
“Crestt.., creest”, terasa ada yang robek dalam kemaluanku dan sedikit darah keluar. Kemudian Gilang berkata,
“Lin kamu ternyata masih perawan!”, saya hanya bisa tersenyum dan merasakan sedikit perih di kemaluanku terasa agak serat waktu setengah kemaluannya masuk ke vaginaku.
Digerak-gerakan perlahan batang kemaluannya yang besar tapi setelah agak lama entah mengapa rasa sakit itu hilang dan yang ada hanya ada rasa geli, nikmat dan nikmat ketika Gilang menggoyangkan badannya maju mundur pelan-pelan saya tidak tahan lagi seraya mendesah kecil keenakan.
Kemudian semakin cepat saja Gilang memainkan jurusnya yang maju mundur sesekali menggoyangnya ke kiri ke kanan, dan dipuntir-puntir putingku yang pink yang semakin membuatku menggelepar-gelepar seperti ikan yang dilempar ke daratan.
Keringat sudah membasahi badan kita berdua. Saya sadari kalau saat itu tindakan kita berdua bisa saja dipergoki orang, tapi saya rasa kemungkinanya kecil karena kelas itu agak terpencil.
“Ahh…, ahh…, ahh”, saya mendesah dengan suara kecil karena takut kedengaran orang lain. Kulihat wajah Gilang yang menutup matanya dan terenggah-engah nafasnya. Cukup lama juga Gilang bermain denganku, memang benar kata orang kalau atlet itu kuat dalam bersenggama.
“Ahh…, aww…, aww”, geli dalam lubang kemaluanku tidak tertahankan. Tiba-tiba kurasakan sesuatu yang lain yang belum pernah kurasakan, cairan hangat kurasakan keluar dari dalam vaginaku. Oh, itu mungkin yang kata orang orgasme pikirku.
Badanku terasa rileks sekali dan mengejang. Mulutku ditutup oleh Gilang mungkin ia takut kalau saya mendesah terlalu keras. Meja kelas yang agak tua itu bergoyang-goyang karena ulah kita berdua. anganku.com Saya masih merasakan bagaimana Gilang berusaha untuk mencapai puncak orgasmenya, lalu ia duduk di bangku dan menyuruhku untuk duduk di kemaluannya.
Saya menurut saja dan pelan-pelan saya duduk di kemaluannya. Gilang memegang pinggulku dan menaik-turunkan diriku. Saya belum pernah saya merasakan kenikmatan yang seperti ini. Saya mendesah-desah dan Gilang semakin semangat menaik-turunkan diriku.
Lalu badan Gilang mengejang dan berkata,
“Lin saya mau keluarr”, sekarang malah giliranku yang semangat memacu gerakan tubuhku agar Gilang bisa juga mencapai klimaksnya, tapi lama Gilang mengeluarkan penisnya dan terdengar ia mendesah panjang,
“Ahh Lin…, Saya keluar”.
Kulihat air maninya berceceran di lantai dan sebagian ada yang di meja. Lalu kami berdua duduk lemas dengan saling berpandangan. Ia berkata,
“Kamu nyesel yah Lin?”, saya menggeleng sambil berkata,
“Nggak kok Lang…, sekalian buat pengalaman bagiku.”
Saya teringat kalau orang-orang di luar kelas sangat banyak yang menonton pertandingan, lalu saya buru-buru mengenakan pakaian dan menyuruh Gilang juga untuk memasang pakaiannya. Sebelum keluar dia bertanya padaku,
“Lin kapan kita bisa ‘begituan’ lagi?”, dan saya menjawab “Terserah kamu Lang”. “Tapi nanti setelah pertandingan selesai kamu tunggu Saya yah di pintu gerbang lalu nanti kita jalan jalan..”, Ia tersenyum dan mengangguk lalu kami berdua keluar kelas dan sengaja berpisah.
The post Cerita Sex Terkini ABG Mengajak Sex Anak Basket appeared first on CeritaSeksBergambar.