Hampir 5 menit kunikmati vagina Sherry sudah sangat basah Saya duduk di kelas 3 SMU sekarang ini. Namaku Nia, lengkapnya Lavenia, saya begitu populer di sekolah, rekan-rekan mengagumi akan juga akan kecanti
kanku, terlebih cowok-cowok, yang seringkali mengusilli saya dengan menggoda, saya sich cuek saja, soalnya saya juga suka sich. Saya miliki satu “geng” di sekolah, Manda serta Lea yaitu rekan-rekan dekatku. Dimanapun saya pergi mereka seperti umumnya senantiasa ada.
Th. ajaran baru kesempatan ini telah tiba, banyak adik-adik kelas baru yang baru masuk kelas 1. Sherry Andhina, nama gadis itu, ia baru duduk di kelas 1, namun ia telah populer di sekolah ini. Bahkan juga ia dapat menyaingiku. Memanglah dia cantik, lebih cantik dari saya, kulitnya putih bersih tertangani, dengan muka agak kebule-bulean serta rambut sebahu, badannya bagus juga, sintal, serta sexy. Baru 2 bulan bersekolah, nama Sherry seringkali jadi bahan perbincangan cowok-cowok kelas 3 di kantin, ada yang naksir berat, bahkan juga terkadang mereka sukai sharing fantasi sex mereka mengenai Shery. Sherry tidak seperti saya, ia gadis pendiam yang tidak banyak tingkah. Mungkin saja itu yang buat golongan cowok tergila-gila kepadanya.
Makin hari Sherry makin populer, keegoisanku keluar saat saat ini saya bukanlah sekali lagi jadi bahan perbincangan cowok-cowok. Kekesalanku juga mencapai puncak pada Sherry, pada akhirnya saya, Manda serta Lea berencana suatu hal, suatu hal untuk Sherry. Seperti saya, Sherry juga anggota cheerleaders sekolah, siang itu saya menggerakkan rencanaku, saya bohongi Sherry tidak untuk segera pulang sekolah nanti, karna juga akan ada latihan cheers yang mendadak, ia menampik, tetapi dengan semua usaha saya membujuknya hingga ia ingin.
Sore itu, sekolah telah sepi, tersisa saya, Manda, Lea, Sherry serta 4 orang penjaga sekolah. Saya juga mulai menggerakkan gagasan ku. “Kak, hingga kapan Sherry harus nunggu di sini? ”“Udah tunggulah saja, sebentar sekali lagi!! ”Sherry mulai terlihat kuatir, ia mulai berprasangka buruk terhadapku. “Sudah beres Non” Tejo si penjaga sekolah melapor padaku. “Oke” jawabku.
Gagasan ini telah kusiapkan dengan masak, hingga saya membayar 4 penjaga sekolah untuk ingin bekerja bersama denganku, bukanlah hal yang berat bagiku, saya anak orang kaya. “Ya telah, turut gue saat ini!! ” perintahku untuk Sherry. Dengan bebrapa sangsi, Sherry ikuti saya, Lea serta Manda. Kubawa ia ke ruangan berolahraga sekolah, tempat di mana kita umum latihan cheerleaders.
Sherry menangis karna bentakan dari saya, Manda serta Lea, ia tampak ketakutan, namun kami selalu menekannya dengan psikologis, hingga ia menagis. “Sherry salah apa Kak? ” ia menangis terisak-isak. “Lo baru masuk sekolah 2 bulan saja telah banyak lagak, lo ingin nyaingin kita-kita yang senior? hormatin dong!! ” bentakku“Nggak kok Kak, Sherry tidak begitu”“Nggak apaan? Tidak usah ngebantah deh, Lo ingin nyaingin kita-kita kan?! ” Lea memberikan bentakanku.
Sesudah senang membentak-bentak Sherry, saya berikan tanda pada Manda. Selang beberapa saat 4 penjaga sekolah yang telah kuajak bekerja bersama itu masuk ke ruangan berolahraga, mereka yaitu Tejo, Andre, Lodi serta Seto. Dari barusan mereka telah kusuruh menuggu diluar. Sherry waktu itu terperanjat serta begitu ketakutan. “He.. he.. he.. inilah Non Sherry yang ngetop itu” Seto berujar sembari tersenyum menyeringai. “Cantik banget, sexy sekali lagi.. ” lebih tejo. Sherry gemetaran ia tampak begitu takut. “Sikat saja tuch!! ” perintahku pada 4 pria itu. “Oke, sip bos!! He.. he.. he.. ” Tejo menyeringai.
Manda yang dari barusan diam mulai mempersiapkan satu camera handycam yang memanglah sisi dari rencanaku. Seto mencengkram tangan kanan Sherry, sesaat Lodi mencengkram tangan kirinya. Badan Sherry mereka seret ke atas satu meja sekolah. Sherry tampak begitu ketakutan ia juga menangis sembari menjerit-jerit minta tolong. “Gue duluan ya” Tejo mendekati Sherry.
Saya cuma tersenyum lihat kondisi Sherry saat ini, saya senang lihat ia ketakutan. “Mau apa Pak? Tolong saya, ampun Pak? ” Sherry memohon ampun. Namun Tejo telah tidak peduli sekali lagi dengan permintaan Sherry, ia telah dibakar oleh nafsu. Perlahan-lahan Tejo mendaratkan tangannya menyentuh payudara Sherry, Sherry menjerit ketakutan. anganku.com Tanpa ada mempedulikan teriakan Sherry, Tejo meremas-remas payudara Sherry perlahan. “Yang kenceng Jo!! ” perintahku. Tejo mengeraskan cengkramannya di buah dada Sherry. Sherry berteriak, ia terlihat kesakitan, serta saya juga begitu nikmati ekspresi muka Sherry waktu itu. Dipenuhi nafsu yang membara, Tejo buka seragam SMU sherry kancing untuk kancing hingga payudara Sherry yang tertutup BH tampak.
“Gila!! Seksi banget nih toket, putih banget!! ” sahut Tejo sembari tertawa senang. Perlahan-lahan Tejo menyentuh kulit payudara Sherry, Sherry juga tampak gemetaran. “Tolong janganlah Pak!! ” sahut Sherry memelas. Semua orang di ruang ini telah tidak sabar sekali lagi menyuruh Tejo melepaskan penutup payudara Sherry itu. Tejo juga pada akhirnya melepas BH yang menutupi keindahan payudara Sherry itu. Saya tergelak menahan ludah, payudara Sherry indah sekali, mulus, bersih dengan puting yang merah muda merekah, seksi sekali fikirku. “Abisin saja Pak!! ” Lea memohon Tejo dengan muka cemburu, ia kelihatannya iri pada keindahan payudara Sherry. “Ok Sherry sayang, tenang saja ya? Tidak sakit kok, ditanggung nikmat deh.. ” Tejo berseloroh, ia tampak bernafsu sekali seperti Lodi serta Seto yang masih tetap memegangi tangan Sherry agar ia tidak melawan, sesaat Andre berdiri dibelakangku sembari memerhatikan dengan nafsunya. “Jangan Pak!! ampun Kak!! tolong Sherry.. ” Sherry memohon dengan muka pasrah, tetapi saya tidak peduli.
Sama sepertiku, Tejo juga tidak peduli dengan keinginan Sherry. Tejo mulai memainkan tangannya di payudara Sherry, ia mulai meremas perlahan sembari kadang-kadang mengelus serta menekan-nekan puting payudara Sherry dengan jarinya. Lodi serta Seto tidak ketinggal, mereka nikmati mulusnya kulit lengan Sherry dengan mengelusnya serta kadang-kadang mencium serta menjilatinya, saya juga mulai terasa panas. “Ah.. cukup Pak.. ampun Kak.. ” Sherry mulai mendesah. Tejo semakin bernafsu, ia memutar-mutar jarinya di sekitaran puting payudara Sherry, akupun dapat memikirkan apa yang dirasa Sherry saat sisi sensitifnya dirangsang, ia tentu terasa kesenangan.
Lihat situasi yang panas itu, Andre pada akhirnya turun tangan, pria hitam bertubuh gendut itu maju mendekati Sherry. Andre serta Tejo sama-sama sharing payudara Sherry, kiri serta kanan, dengan nafsu mereka mulai memainkan lidah mereka menyapu kulit payudara Sherry serta menyebar dengan liar di sekitaran puting payudara Sherry, terkadang mereka lakukan hisapan serta gigitan kecil di puting payudara Sherry. Sherry mendesah sembari ketakutan, tampak ia baru pertama kalinya diperlakukan sesuai sama itu. Manda juga beraksi merekam semua peristiwa yang menerpa payudara Sherry dengan cermat lewat handy cam-nya.
Tejo turunkan ciuman serta jilatannya ke perut Sherry yang indah serta mulus, saya cukup terperanjat lihat pusar Sherry yang ditindik itu, tampak seksi. Sesudah senang mencium serta menjilati daerah pusar Shery. Tejo berhenti serta menyuruh Andre yang tengah nikmati puting payudara Sherry berhenti. Tejo lantas mulai membuka rok sekolah Sherry, sembari mengelus paha Sherry. Ia memainkan jarinya menelusuri halusnya paha Sherry yang mulus serta putih itu. Tangan Tejo perlahan-lahan naik menyentuh selangkangan Sherry yang ditutup celana dalam pink itu. “Jangan Pak!! Ampun!! ” Sherry memohon pada Tejo. Andre juga turut mendekat ke Tejo. “Wah, Celana dalam Non Sherry lucu sekali.. ” ejek Andre.
Tejo yang sangatlah nafsu perlahan-lahan buka celana dalam Sherry. Tidak berapakah lama lalu, Celana dalam itu telah lepas dari tempatnya. “Wow Non Sherry!! Vaginanya indah banget!! ” Tejo terlihat semangat. Vagina Sherry memanglah tampak tertangani, daerah selangkangannya putih, bersih, serta Sherry kelihatannya tidak sukai dengan rambut-rambut yang tumbuh di sekitaran vaginanya, ia membiarkan vaginanya tertampang mulus tanpa ada rambut kemaluan. Perlahan-lahan tangan Tejo serta Andre menelusuri paha, serta sekitaran selangkangan Sherry. Sherry cuma dapat menggeliat ke sana kemari hadapi rangsangan itu.
Selang beberapa saat tangan Tejo serta Andre, tiba dibagian vital Sherry. Dengan nafsu membara, Andre buka bibir vagina Sherry, sesaat Tejo memasukkan jarinya dalam liang vagina Sherry. Perlahan-lahan jari tangan Tejo menyolok-nyolok vagina Sherry, serta semakin lama pergerakannya semakin cepat. Badan Sherry terlihat menegang, sembari mendongakkan berwajah, Sherry mendesah perlahan-lahan. Tejo dengan pintar memainkan kecepatan jarinya menyolok-nyolok vagina Sherry, sesaat saya serta beberapa rekanku memerhatikan peristiwa itu. Sesudah nyaris 2 menit jari Tejo menembus liang vagina Sherry, dari bibir vagina Sherry kulihat cairan kewanitaan yang keluar, rupanya Sherry terangsang. “Wah Non, terangsang nih? Enak ya? Ingin lebih cepat? ”“Jangan Pak, tolong!! ” Sherry memohon. Tejo tidak memedulikan permintaan Sherry, Jarinya keluar masuk vagina Sherry secara cepat. “Ahh.. stop Pak!! Tolong..! ” Sherry terlihat begitu terangsang, tetapi ia berupaya melawan. “Ahh..! ” Sherry vaginiak perlahan, kelihatannya ia nyaris menjangkau orgasme sembari menahan kesakitan di lubang vaginanya.
“Payah lo!! Baru segitu saja telah ingin orgasme.. cuih.. ” saya meledek Sherry, saya memikirkan bila saya dalam tempat Sherry, tentu saya semakin lebih lama sekali lagi orgasme. “Dasar perek amatir, baru gitu saja telah ingin orgasme!! ” Lea turut menghina. Tejo hentikan jarinya yang menyolok-nyolok vagina Sherry, kelihatannya ia belum juga ingin Sherry menjangkau puncaknya. Tetapi saya telah tidak sabar, dendam di dadaku selalu membara menginginkan membuat malu Sherry. Kutarik jari Tejo keluar dari vagina Sherry, lantas kudorong badannya menjauhi Sherry. “Lho Non.. saya belum juga senang nih.. ” Tejo tampak bingung. “Sabar dahulu!! Kelak lo bisa giliran sekali lagi!! ” bentakku pada Tejo.
Saat kulihat Sherry dihadapanku, nafsu dan amarahku membara. Aku tak tahan lagi, kujongkokkan tubuhku hingga wajahku tepat menghadap vagina Sherry. Tertampang jelas keindahan vagina Sherry di mataku, bibir vaginanya yang memerah karena gesekan jari Tejo dan cairan yang membasahi sekitar selangkangannya membuat aku menahan ludah. Perlahan kudekatkan wajahku ke vagina Sherry, dan kucium harum vagina Sherry, Ia terlihat sangat merawat daerah vitalnya ini. Dengan penuh nafsu dan dendam, perlahan kubasuh vaginanya dengan lidahku.
Semua yang ada disitu spontan terkejut, dan Sherry terlihat sangat kaget.“Waduuh.. Non Nia ternyata juga mau ngerasain vagina Non Sherry ya?” Andre berseloroh meledek.“Bilang dong Non dari tadi, kalo gini saya malah jadi tambah horni nih..” Tejo menimpali.Aku tak perduli dengan ledekan Tejo dan Andre, yang kupikirkan hanya satu, aku ingin membuat Sherry malu di tanganku.
“Aaah.. Kak.. mau apa Kak? Jangan Kak..” Sherry mulai merasa terangsang lagi, perlahan kurasa otot selangkangannya menegang. Kubasuh vagina Sherry dengan jilatan lidahku, dan kujalari daerah selangkangannya dengan ciuman dan jilatan erotis. Kutelusuri bibir vagina Sherry dengan lidahku, sambil kubuka liang vaginanya dengan jariku supaya lidahku dengan leluasa menjalar di daerah sensitifnya.
Tak berapa lama kutemukan klitoris Sherry, perlahan kujilat dan kuberi dia hisapan-hisapan kecil dari mulutku. Semua laki-laki yang ada diruangan ini kurasa sangat beruntung menyaksikan dua bunga sekolah ini terlibat aktivitas seksual.“Ahh.. ah.. ah..” Sherry tak sanggup berkata-kata lagi, ia hanya bisa berteriak kecil merasakan rangsangan di klitorisnya. Perlahan tubuh Sherry menggelinjang kesana kemari, keringatnya makin deras membasahi tubuh dan seragam sekolahnya. Sampai akhirnya kurasakan vagina Sherry memuncratkan cairan-cairan kewanitaan yang menggairahkan membasahi mulutku, tanpa kusadari akupun terangsang dan menghirup cairan kewanitaan Sherry dalam-dalam.
Hampir 5 menit kunikmati vagina Sherry, daerah selangkangannya sudah sangat basah, sama seperti tubuhnya yang dibanjiri keringat. Sherry hanya bisa mendesah pasrah sambil menikmati rangsanganku. anganku.com Tak berapa lama, kurasa otot vaginanya menegang, Sherry agak terhentak, lalu kedua tangannya tiba-tiba mencengkram pundakku, ia hampir mencapai puncak. Saat itu pula kuhentikan jilatanku, lalu menarik nafas istirahat. Sherry terkulai lemas, tubuhnya tergeletak tak berdaya diatas meja sambil perlahan mencoba mengumpulkan nafas. Tejo, Seto, Lodi dan Andre hanya bisa terpaku menatap aku dan Sherry, sementara Lea dan Manda terlihat puas melihat “siksaan”ku terhadap Sherry. Aku berdiri setelah istirahat sejenak.“Gilaa!! Non Nia hebat!! Saya jadi horni banget nih lihat cewek lesbian kayak gitu” Seto angkat bicara.
Kutatap Sherry yang terkulai lemas dengan pandangan nafsu dan dendam.Kulebarkan kedua kaki Sherry sampai ia mengangkang. Kutarik pinggulnya sampai sisi meja. Kali ini akan aku buat ia orgasme. Kutanggalkan rok sekolahku lalu kulepas celana dalamku. Semua pria yang ada disitu tergelak menahan ludah, menanti kejadian selanjutnya. Kubuka seragam sekolahku karena udara sudah sangat panas, sambil kutanggalkan BH-ku, begitu juga dengan Sherry, kubuat ia telanjang bulat.
Posisi kaki Sherry yang mengangkang membuat vaginanya melebar, membuka bibir vaginanya, dan itu membuatku terangsang. Kuangkat kaki kiriku keatas meja, lalu kudekatkan selangkanganku ke selangkangan Sherry. Posisi tubuhku dan Sherry Seperti dua gunting yang berhimpitan pada pangkalnya. Dengan nafsu yang membara kugesekkan vaginaku dengan vagina Sherry yang masih terkulai lemas itu.“Hmm.. aah.. cukup Kak.. aah..” Sherry mendesah memohon padaku.Tanpa perduli pada Sherry, aku yang sudah dibakar nafsu terus melaju. Sementara Pria-pria yang ada disana mulai mengeluarkan kemaluan mereka kemudian melakukan onani sambil menyaksikan aku dan Sherry. Semakin lama semakin kupercepat gesekkan vaginaku, sambil kulihat wajah Sherry yang cantik itu dengan nafas memburu, membuatku kian terangsang. Tubuhku dan Sherry bergerak seirama, kurasakan keringat mengucur dari tubuhku, serta vaginaku kian basah oleh cairan kewanitaanku yang bercampur dengan cairan kewanitaan Sherry. Selama hampir 5 menit kupacu tubuh Sherry, dan tiap detik pun kurasakan kenikmatan dan rasa dendam yang terbayar.
Di tengah deru nafasku yang saling memacu dengan nafas Sherry, tiba-tiba kumerasa sesosok tubuh besar memelukku dari belakang. Ternyata itu Andre, pria hitam bertubuh gendut itu sudah telanjang bulat dan memeluk tubuhku sambil memainkan jemarinya di puting payudaraku.“Saya juga ikutan ya Non Nia? Habis Non Nia bener-bener hot sih” permintaan Andre kuturuti tanpa menjawab, sebab jarinya yang memilin puting payudaraku semakin membuat aku berenang dalam lautan kenikmatan.
Kulirik Sherry yang menarik nafas terengah-engah dan kulihat tubuhnya mulai menggelinjang merasakan kenikmatan. Kupercepat gerakanku, sambil mencoba untuk mengatur nafas, tiba-tiba sebuah benda kurasa menyentuh pantatku lalu menelusup diantara belahannya. Aku mendengar Andre melenguh, ternyata benda itu adalah penisnya yang menegang dan berusaha meyodok lubang anusku.“Non Nia, saya nggak tahan lagi nih..” permintaan Andre kupenuhi, kubiarkan penisnya masuk ke lubang anusku.
Dengan sedikit hentakan, penis Andre menerobos masuk anusku. Kurasakan benda itu berukuran besar, memenuhi lubang anusku.“Aaah.. lobang Non Nia masih rapet banget nih..” Andre mencoba menekan pinggulnya untuk memasukkan seluruh batang penisnya. Sambil terus kupacu tubuh Sherry, Andre juga mulai memompa penisnya di lubang anusku. Tak berhenti, Andre menjelajahi bagian atas tubuhku dengan tangannya.
Kejadian ini berlangsung hampir 7 menit sebelum, Sherry berteriak kencang memperoleh puncak kenikmatannya. Tak berapa lama kemudian giliranku dan Andre yang mencapai orgasme bersamaan, ditandai semburan spermanya di lubang anusku. Aku sangat lelah, tubuhku basah oleh keringat, namun aku sangat puas, puas karena dendamku terbayar dan puas atas kenikmatan yang kuperoleh tadi. Kubiarkan Sherry beristirahat selama kurang lebih 5 menit, sampai akhirnya “penyiksaan” ini dimulai lagi.
Aku duduk menjauh dari Sherry, kali ini kuputuskan menjadi penonton saja. Tongkat komando kini dipegang Lea, ia kini yang memerintah semua yang ada disitu. Tejo, Lodi dan Seto mendekati tubuh Sherry yang tergeletak tak berdaya. Lea memberi tanda pada Seto yang dijawab dengan anggukan kepalanya. Seto memegang pinggul Sherry yang lemas itu kemudian memutar tubuhnya. Posisi Sherry kini telungkup dengan memperlihatkan bulatan pantatnya yang padat berisi.“Nah, Non Sherry siap-siap ya!” Seto berujar sambil mengangkat pinggul Sherry sampai ia dalam posisi menungging. Sherry cuma bisa menunggu siksaan apa lagi yang akan diterimanya dengan pasrah. Meski tubuh Sherry tampak lemas, ia masih saja menggairahkan. Seketika saja Sherry mendesah pelan, Seto dengan nafsunya meremas bongkahan pantat Sherry sambil mengelusnya.“Hajar aja!!” perintah Lea.
Setelah mendengar perintah Lea, Seto yang sudah menunggu dari tadi langsung melesakkan penisnya yang menegang itu ke lubang vagina Sherry. Wajah Sherry terlihat terkejut sambil menahan sakit. Ukuran penis Seto yang besar memaksa masuk ke lubang vagina Sherry yang rapat itu. Sherry berteriak tiap kali Seto mendorong penisnya masuk.“Vagina Non Sherry rapet banget nih, aahh..” Seto berkata sambil mendorong penisnya lagi memasuki vagina Sherry.
Setelah seluruh penis Seto masuk dalam lubang vagina Sherry, seto berhenti sejenak, ia membiarkan Sherry mengambil nafas sejenak. Namun Seto tidak membiarkan Sherry berlama-lama, perlahan-lahan ia mulai memompa penisnya didalam vagina Sherry. Gerakan Seto makin cepat, deru nafas Sherry dan Seto terdengar keras dibarengi gerakan mereka yang seirama. Sambil terus memompa penisnya, Seto memainkan tangannya menjelajahi pantat dan pinggul Sherry yang basah oleh keringat. Sekali lagi Lea memberi tanda, Seto mempercepat lagi gerakannya, membuat tubuh Sherry bergerak kian liar. Tejo maju menghampiri Sherry, ia berdiri di depan wajahnya. Tejo mengangkat tubuh Sherry sampai ia dalam posisi merangkak.
“Aaah.. cukup Pak.. ah..” Sherry memohon pada Tejo.Dengan senyum mengejek Tejo memaksa Sherry membuka mulutnya. Dengan nafsu yang membara ia memaksa penisnya masuk ke bibir mungil Sherry.“Ayo isep penis saya Non!! isep!!” Paksa Tejo.Karena ketakutan, Sherry dengan pasrah menerima batangan penis Tejo menembus bibirnya. Besarnya penis Tejo nampak memenuhi seluruh mulut Sherry. Tak bisa kubayangkan betapa puasnya Tejo, ketika gadis SMU secantik Sherry kini sedang mengulum penisnya.
Dari jauh kulihat Sherry menangis, airmata jatuh ke pipinya, ia merasa terhina dan jijik. Dendamku benar-benar terbalas, Sherry benar-benar menderita. Dibalik semua itu aku juga merasa kasihan padanya. Tejo mulai memompa penisnya, melakukan gerakan maju mundur dihadapan wajah Sherry. Kini mulut dan vagina Sherry telah dipompa dua batang penis. Keringat membasahi seluruh tubuhnya, membuat tubuh Sherry terlihat berkilau seksi. Hanya Lodi saja yang belum menikmati Sherry, kini ia naik keatas meja, lalu memposisikan dirinya diatas punggung Sherry seolah-olah ia sedang menaiki kuda. Lodi meletakkan penisnya diatas punggung Sherry, sambil kemudian ia gesekkan. Tangan lodi menjelajah kedua payudara Sherry yang tergantung.
Tiga orang itu sekaligus menikmati tubuh Sherry, tak bisa kubayangkan perasaan Sherry saat ini. Vagina, mulut, punggung, payudara, hampir seluruh bagian tubuhnya dirangsang. anganku.com Kulihat Seto berejakulasi di dalam liang vagina Sherry, sperma yang melimpah keluar dari penis Seto mengalir keluar melalui liang vagina Sherry, seketika itu juga Sherry bergumam sembari menaikkan pinggulnya, ia berorgasme. Setelah Seto puas membasahi vagina Sherry dengan spermanya, giliran Lea menggantikan posisi Seto. Dengan liar, Lea menjilati vagina Sherry yang masih basah oleh sperma Seto.
Selang berapa menit kemudian Tejo berejakulasi, ia berteriak kencang memanggil nama Sherry sembari memuncratkan spermanya di wajah Sherry, kulihat Sherry menerima semburan sperma itu di sekitar bibir dan pipinya, bahkan ia menelannya, mungkin Sherry sudah pasrah dan memilih untuk menikmati kejadian ini.
Setelah Tejo, giliran Lodi berejakulasi diatas punggung Sherry. Sperma lodi nampak membasahi kulit punggung Sherry yang putih mulus. Andre yang dari tadi diam, bergerak menggantikan Lea yang kini merubah posisi Sherry menjadi terlentang, lalu memegangi tangan Sherry keatas.Penis Andre yang ekstra besar itu menembus vagina Sherry, dan dengan liar memompa tubuh Sherry. Sherry yang sudah sangat lelah hanya mendesah pelan sambil menikmati. Hampir 10 menit Andre memompa penisnya didalam vagina Sherry sampai akhirnya gerakan Andre dipercepat, Sherry berteriak, pinggulnya naik, tubuhnya nampak bergetar, ia kembali berorgasme. Tidak lama kemudian Andre berejakulasi di luar vagina Sherry, ia membiarkan spermanya jatuh membasahi selangkangan Sherry.
Suasana sunyi hanya terdengar desah nafas Sherry yang mencoba mengatur kembali nafasnya. Tubuhnya basah oleh keringat, selangkangannya dipenuhi sperma, Sherry hanya tergeletak diatas meja itu. Kubayar uang yang kujanjikan pada Tejo, Andre, Seto dan Lodi. Mereka lalu pergi meninggalkan ruangan ini dengan senyum puas.
“Nah, sekarang kapok kan lo?” bentak Lea kepada Sherry.“Makanya jangan macam-macam, kalo lo bilang-bilang kejadian ini sama siapapun, rekaman video tentang lo bakal gue sebar luas!! Terus lo bisa jadi bintang porno terbaru dan terkenal, he.. he.. he.. ” ancamku pada Sherry.“Sekarang lo bilang!! Gimana rasanya tadi?! Ayo jawab!!” bentak Lea.“Kok diem aja?! Ayo jawab tolol!!” bentakku.“Enak Kak..” jawab Sherry ketakutan.“Enak?! lo seneng dientot?!” bentak Lea lagi.“Iya Kak.. enak sekali.. nikmat..” Sherry menjawab.“Lo mau lagi?!” Manda yang dari tadi diam kini bicara.“Ma..mau Kak..” jawab Sherry.Aku, Lea dan Manda saling berpandangan sambil tersenyum. Ya, akhirnya Sherry kini menjadi bagian gengku, geng gila seks yang suka sekali mencari kenikmatan, haus akan hal-hal berbau seks. Dan si cantik Sherry, adik kelasku menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam petulangan seks ku selanjutnya
The post Hampir 5 menit kunikmati vagina Sherry sudah sangat basah appeared first on CeritaSeksBergambar.