Meilinda atau biasa disapa Linda.. selalu menangani urusan dinas Mr Lie.. selayaknya sekretaris.. tangan kanan atau kepercayaannya.
Profilnya yang kuning dengan darah keturunan Chinese memang kelihatan seperti putri atau cucunya sendiri.
Tapi mereka tidak memiliki hubungan darah keluarga sama sekali.
Dalam salahsatu bidang kerjaanku yang berhubungan dengan Mr Lie, aku selalu melewati Linda.
Saat ini, aku membutuhkan Mr Lie untuk investasi di lahan kosong di Malang.
Aku telah menjadi mediator bagi kedua pihak, sekarang tugasku hanya tinggal menemukan kedua pihak untuk final negosiasi, lalu ke notaris.
Tapi saat ini Mr Lie sangat sulit sekali ditemui.
Alasan Linda, Mr Lie sedang sering tidak di Jakarta, jadi sangat sangat jarang bisa bertemu.
Dalam bulan kelima dalam usahaku di minggu ini, sore menjelang malam ke kantor Mr Lie.
Linda masih ada di dalam, sedang sibuk dengan laptop di depannya dan PC layar lebar di kirinya.
“Evening Miss Linda..” sapaku.
“Belum pulang..?” basa basiku.
“Hi.. please take a seat, and make yourself comfort..” balasnya ramah.
Dalam perbincangan kami, Linda selalu berusaha meyakinkanku untuk menunggu sampai beberapa hari lagi. Seperti yang sudah sudah.
Aku sudah mulai jenuh dengan kegiatanku yang satu ini, paling lama resultnya, tapi sudah banyak bikin capai kepala.
Menjelang akhir pembicaraan, Linda menutup laptop dan mematikan layar komputer yang daritadi terus menginformasikan angka dan grafik foreign exchange.
Sambil tersenyum, Linda bertanya.. “Bagaimana kalau kita akhiri pertemuan kita, besok kukabari lagi begitu ada kabar bagus..?”
“Baik, sebelum sampai rumah masing-masing bagaimana kalau kita makan malam bersama dahulu..” tanyaku basa basi.
“Ow, bagus, I love sate or bakso at Kebayoran. Kita ke sana..?”
“Okay..” tak ada salahnya menemani Linda makan malam.
Dengan tambah lebar senyumnya, semakin terlihat cantik paras kuning dengan mata sipitnya yang seolah menyembunyikan pupil indahnya itu.
Busananya terlihat anggun.. dengan postur tubuh yang tinggi.. Linda berdiri menyambar tasnya dan memutari meja keluar..
Terlihat lututnya yang kuning putih itu terlihat bagus.. dengan betis indahnya melangkah keluar pintu.
Ditunggunya aku melewati pintu kantor.. ia melambai ke karyawannya untuk pamitan.
Harum wangi rambutnya tercium saat ia menggoyangkan kepala mengibaskannya.
Setelah turun dari lantai gedung ruang kantornya hingga pelataran parkir depan, kami berdua terdiam tak berkata apa-apa.
Sampai akhirnya mendekati lobby dan kutanya.
“Kita mau makan di mana..? photomemek.com Aku bawa motor, helm hanya satu. Gak mungkin anda saya bonceng ke tempat makan..”
“Ah, saya naik taksi saja. Kau tau bakso sebelah lapangan yang kumaksud kan..? Kita ketemu di sana ya..?”
“Baik, sekarang kutemani anda menunggu taksi ya..”
“Ow, nice offer, anda baik sekali..” senyumnya.
Setelah dua mobil taksi terisi antrean di depan kami, Linda mulai naik taksi berikut. Ia tersenyum ramah saat kututup pintu taksi dan membalas senyumnya.
Sekarang giliranku ke motor bututku, sambil mengenakan jaket coklat.. masuk kembali ke lobby menuju lift, ke tempat parkir motor di basement.
Sebelum lift menutup, sempat terlihat lift di seberang terbuka dan terlihat sosok yang kukenal.
Mr Lie..!!
Segera kutekan tombol buka di liftku dan langsung ke arah Mr Lie.
“Mr Lie..!!” seruku sambil berlari kecil.
“Ah, how are you.? Linda said you are so bussy and ..”
Sambil menyalamiku, Mr Lie terlihat senang dan menanyakan kegiatanku yang sibuk hingga sulit sekali dihubungi.
Dengan kututupi rasa heran, aku berbohong tentang pekerjaanku, dengan bercerita berbagai macam upgrade software di server-server yang kutangani.
Aku heran dengan kata-kata Mr Lie yang seolah bertolak belakang dengan alasan-alasan yang diucapkan Linda akhir-akhir ini.
Linda menipuku..??
Akhirnya dengan senang hati.. aku mendapat kepastian kalau Mr Lie akan berkenan ke Malang 2 minggu lagi untuk menuntaskan perjanjian investasinya.
Dengan senang hati pula kutemani Mr Lie menunggu sopirnya menjemput, hingga akhirnya mobilnya berbelok meninggalkan area parkir, meninggalkanku.
Tak pelak berbagai pertanyaan muncul di dalam kepala.. mengapa seolah-olah Linda membuat jarak antara aku dengan Mr Lie.. aku mengendarai motorku ke arah Jakarta Selatan dengan meliuk-liuk dan berhenti mengantre macetnya jalan Jakarta.
Cerita Sex Dewasa – Komisi Untuk Linda
Sesampai di tempat bakso, aku masih harus menunggu di motorku dalam waktu lumayan lama.. menanti kedatangan Linda.
“Hi..!!” sapanya keluar taksi, saat kubukakan pintunya.
“Kita di situ ya..” ajakku ke bangku yang hanya sisa sedikit untuk berdua berhadapan.
Sambil makan bakso besar yang telah dipesan, aku mencuri momen mengamati gerak tubuhnya saat makan.
Indah memang. tapi tertutup pertanyaan tentang ulahnya menjauhkanku dengan Mr Lie.
Aku masih belum menceritakan pertemuanku dengan Mr Lie tadi.
Sampai akhirnya kedua mangkok kami kosong dan kunyalakan rokokku dalam-dalam.
Linda menatapku sambil bertanya. “Temanku tadi juga hendak ke mari, saat kami berbicara di telpon saat di taksi. Ia hendak bertemu dengan anda.. bertanya banyak-banyak tentang komputer di tempat usahanya yang baru.. komputernya sering macet tidak bisa connect ke internet..”
Ah, kerjaan. Baguslah, money money money.
“Tapi ia belum bisa kemari. Hanya kujanjikan untuk mengantar mas ke tempatnya jika mas berkenan..”
“Oh okay.. kita bisa ke sana, kuikuti dari belakang ya..?”
Setelah rokokku habis dan membayar makanan, kami bepergian ke arah kantor kawan Linda.
Ia kembali naik taksi yang dipanggilnya, sementara aku tetap naik motor mengikutinya.
Tidak beberapa jauh di Blok A, kebayoran, kita telah memasuki ruang di dalam sebuah cafe yang masih tutup.
Kulihat wanita yang seperti Linda, tinggi kurus berkulit kuning ‘bening..’ sama cantiknya. Seperti saudara kembar.. benar-benar sama-sama cantik.
“Anne..” kawan Linda menyalamiku sambil membalas salam kenalku saat kuucapkan namaku.
“Sudah beberapa hari ini aku kerepotan dengan peralatan-peralatan yang baru kupindah kemari. Aku pindahan dari Depok mas, rencana ingin buka usaha di sekitar sini. Jika urusan telah selesai dengan persiapan.. kita akan launch bulan depan..” papar Anne menjelaskan panjang lebar.
“Kalau mungkin ada yang bisa dibantu dengan kesulitan di bidang komputerisasinya.. Anda bisa hubungi saya kapan saja..” promosiku sambil menyerahkan kartu nama.
Akhirnya kami berbicara masalah komputer beberapa saat kemudian.
Anne memiliki wajah yang lucu saat tersenyum, matanya hilang di balik kelopak matanya yang sipit itu.
Sama seperti Linda, Anne memiliki kulit khas timur.. Chineses.. yang kuning.
Betisnya juga sangat indah. Saat berdiri mengambilkan air untuk kami berdua.. terlihat pantatnya yang padat berisi.. pinggang yang ramping meliuk melewati kemasan kardus-kardus di ruang ini.
Setelah beberapa lama kami berbincang.. Linda dan Anne berdiri menyalamiku sambil tersenyum cantik saat aku berpamitan dan berjanji kembali ke cafe milik Anne besok pagi untuk menganalisis komputernya.
Sambil mengendarai motor hingga sampai di kontrakan.. aku masih berpikir tentang Mr Lie dan Linda yang secara tidak langsung menunda pundi-pundi uangku bertambah.
————
Esoknya.. di cafe tempat Anne.. aku diajak berkeliling rumah yang bakal menjadi tempat usahanya itu.
Kuperhatikan juga foto-foto yang terhampar di meja.. di pigura dengan rapi.
Terlihat Anne bersama seorang laki-laki Chinese juga.. sedang berangkulan.
Di beberapa lembar yang masih berserak di meja malah terlihat mereka berdua sedang bermesraan dengan pakaian pantai, pakaian mandi .. Dan foto setengah telanjang mereka berdua.
Anne tanpa bra, hanya dengan segitiga mereka duduk di kursi depan di halaman.
Anne yang di dekat meja kantor yang masih berserak.. berusaha menyalakan komputer.
Kugeser tempatku berdiri dan ikut menyalakannya, kutanya.. “Anne sudah menikah..?”
“Ah.. menikah..? Hehehe..” senyumnya kecil.. manis sekali.
Setelah komputer menyala dan kami bergantian tempat duduk.. Anne di meja memperhatikan foto-foto yang kubuka-buka tadi di meja.
Ia membereskan dan menumpukkan di sebuah kardus lalu berjalan ke tempatku.
Sambil memperhatikan program-program yang sedang loading di komputer.. aku melihat recent document yang terakhir dibuka. Banyak file jpg, avi dan wmv serta html yang dibuka.
Saat berhasil koneksi ke internet yang sebelumnya memang rewel karena kabelnya kendor tidak tercolok pas di tempatnya.
Anne tersenyum senang dan sambil meraih mouse ia membuka file spreadsheet excel melihat daftar keperluannya yang sudah pernah disiapkan.
Kemudian ia mendownload file-file lampiran lain di akun emailnya.
Setelah selesai menganalisis file-filenya dan tersenyum puas.. sambil menggelung rambutnya ia menawariku untuk menghabiskan minumku.. dan menawariku untuk mengambil sendiri di lemari es dekat dapur yang penuh kardus tadi.
Sementara ia sendiri berjalan ke sana dengan gelasnya yang telah kosong.
Saat itu aku iseng membuka file-file extension gambar yang terlihat sekilas tadi.. terlihat di layar foto-foto indah Anne sedang berpose di depan kamera.. dengan gaun putih tipis menyembunyikan tubuh indahnya secara samar-samar.
Kubuka folder yang menyimpan dokumen tersebut dan kupreview satu-satu.
Sampai akhirnya terlihat foto Anne berpose sexy.. telanjang tertutup kain tipis.. telungkup di sofa.
Dengan seksama dan perlahan kuperhatikan dadanya yang terjepit.. pinggulnya yang melengkung indah.. betisnya yang indah terangkat dan senyumnya yang cantik.
Foto berikut terlihat ia duduk menatap kamera dengan buah dadanya yang indah tersembul keluar dari kain tipisnya yang dililitkan sekedarnya itu.
“Pretty, isn’t..?” terdengar suara Anne dari samping.
“Nice shoot, like a pro..” sahutku.
“He always do the best for that..”
“Maksudnya..?”
“Ia fotografer, mungkin sekarang masih fotografer. My ex ..” sahutnya pendek.
Oh, ini hasil karya mantan..?
Lalu kugeser ke folder berikut, kuklik file movie wmv di situ.
Media player sekarang memperlihatkan Anne sedang menari.. meliuk tanpa busana di ruang kamar sebuah hotel.
Kali ini Anne tertawa geli sambil duduk di meja sebelahku, memegang pundakku.
“Jangan kauteruskan, atau kau akan hadapi konsekuensinya..” katanya centil.
Kupelototin video filem itu sampai terlihat seorang pria yang kukenal wajahnya. Sering terlihat di majalah atau mungkin di TV.
Aku menahan napas dengan apa yang terjadi selanjutnya.
Mereka saling memeluk.. memagut.. tertawa kecil hingga akhirnya berdua telah di tempat tidur.. siap hendak melakukan adegan suami istri.
“Mas, suka melihat film seperti ini..?” tanyanya perlahan.. tapi tak kugubris.. kecuali anggukan kecil.
Dengan dimulainya adegan suami istri di monitor itu.. terdengar pula erangan Anne dari speaker komputer ditimpali suara pria publik figur itu. Adegan yang syuuur itu membuatku tak berkedip.
“EHH..!?” Aku terkejut. Terputar tempat dudukku saat Anne menarik sandaran tangan kursi yang kududuki.
Aku kini melihat Anne tersenyum. Sambil menggoyangkan gelas, kakinya diangkat dan jemari kakinya telah berada di pangkal pangkuanku.
Kudiamkan saja beberapa saat kakinya menggoyang pusakaku yang mulai terasa agak kejepit itu.
“C’mon..” katanya meraih tanganku di sandaran tangan kursi.
Aku berdiri memutar mengikutinya memutari meja. Kemudian ia berbalik arah menatapku sambil memeluk pinggangku.. menarik tubuhku ke arahnya.
Kuikuti gerakannya sampai ia bersandar di meja dan mendudukinya.
Pahanya terbuka dan langsung mempersilakan tubuhku merapat di tubuhnya yang kemudian tanganku akhirnya pasti ikutan bergerak.
So.. aku tak mungkin diam saja, kan..? Maka dengan lembut kuremas dari depan pinggangnya perlahan ke atas.. ke dadanya yang masih tertutup blus dan bra.
Hmm.. lembut.. kenyal.. dan ukurannya lebih besar sedikit dari telapak tanganku.. buah mengkal di dadanya.
Matanya sedikit tertutup.. menambah sipit matanya. Bibirnya sedikit terbuka.
“You need this, masss ..” bisiknya mendekapku.
Kujentik bibirnya. Ia menatapku tenang. Telunjukku kusapukan ke bibirnya. Ia diam.
Saat sekali lagi kusentuh bibirnya, ujung lidahnya menyentuh telunjukku.
Aku jadi gak sabar lagi. Ia kurengkuh dan kukulum bibirnya. Ia membalas pelukanku dan menyambut bibirku. Bibirnya yang lembut.. kenyal dan hangat kulumat habis.. lidahku menyusup di sela bibirnya.
Dengan hangat ia menyambut lidahku. Bunyi serupa cercapan lembut segera tersiar dari pertemuan bibir dan lidah kami itu..
Kurapatkan tubuhnya ke tubuhku hingga payudaranya menekan dadaku.
Kurasakan tubuhnya mengencang dan makin hangat dalam dekapanku. Bibir kami terus bertaut selama beberapa saat.
“Great kiss..” bisiknya saat kulepaskan untuk bernapas.
“You too..” balasku memuji.
Komisi Untuk Linda – Cerita Seks Dewasa
Perlahan kulanjutkan petualangan bibirku mencucup di wilayah leher jenjangnya..
Jemarinya mencengkram lenganku saat kususuri sisi lehernya dengan bibirku dengan nafas mulai terengah.
Ia terlihat makin gelisah. Tarikan napasnya pendek-pendek dan tersendat.
Saat lidahku menyapu cuping telinganya yang bagus dan napasku mengembus tengkuknya.. ia melenguh pelan sambil menggigit bibir.. sementara tangannya liar menggerayangi dada dan punggungku.
Desahnya makin cepat saat ciumanku menuruni lekuk lehernya hingga ke batas atas buah dadanya.
Suhu ruangan yang ber-AC terasa makin gerah saja. Blusnya kurenggut pelan dari roknya.
Hingga tanganku kini mendapatkan pinggangnya yang mulus.. hangat dan liat.
Kedua belah tangannya melingkar menahan tengkukku saat ia mengecupi bibirku.
Sebelah tungkainya mulai naik melingkungi pinggangku.
Kutarik maju pantatnya hingga pusakaku menempel pas di bawah perut Anne.
Sambil melingkarkan pahanya di pinggangku.. Anne perlahan mulai memetiki dan melepaskan kancing bajuku.
Aku sedang mencium leher dan melepaskan kancing bajunya berikut mencoba melukar bra putihnya saat ia melonggarkan pahanya melepaskan kancing celanaku.. untuk selanjutnya dengan ‘gugup’ ia meraih kancing bra-nya saat blusnya telah berhasil kulucuti.
Anne kini telah mengelus-elus pusakaku dari luar celana dalam dan merabanya perlahan sambil merintih saat kuremas-remas dengan gemas dadanya.
Rok mininya kini kusingkap ke atas.. memperlihatkan pahanya yang kuning mulus dan halus saat kuraba dan kupijit perlahan.
Kepalaku telah di dadanya mengisap kedua buah dada sekalnya dalam-dalam.. menghidu aroma harumnya.
Anne terus merintih saat aku melakukannya.
Mulutku mendapatkan pucuk-pucuk buah dadanya yang coklat muda kemerahan dan dengan gemas kunikmati.
Sementara kuremasi buah pantatnya. “Enghhh.. masshh..” desisnya menikmati remasan di buah pantatnya.
Sembarangan ia mencoba membuka hem-ku.. dua biji kancing lepas saat tak sabar ia menariknya.
Aku lantas berbalik.. kuangkat Anne dalam gendonganku.. anganku.com aku kini yang bertumpu pada sisi meja.
Ia merosot dari gendonganku.. dengan jemari bergetar ia berusaha membuka gesper ikat pinggangku.
Tidak berhasil. Tangannya beralih merabai selangkanganku.. padahal tanpa dirabainya pun aku sudah ‘hard on’ daritadi.
Tiba-tiba ia berlutut dan membuka ritsleting-ku dengan giginya.
Dengan sukarela kubuka gesperku karena celanaku terasa makin sempit oleh kelaminku yang menggembung.
Celana itu segera ditarik turun hingga lepas.. lengkap dengan celana dalamku.
Happ..! Anne langsung menyambut ujung kemaluanku dengan mulutnya.. sementara paha dan pantatku habis diremasinya.
“Aaahh..!” tubuhku serasa dijalari arus listrik. Anne agaknya benar-benar tahu cara membuat laki-laki meniti ‘ekstase..’
Lidahnya menyusuri batang kemaluanku hingga ke pangkal zakar.
Susah payah kujaga keseimbanganku agar tak terjatuh tiapkali kepala kemaluanku diisapnya.
Tubuh dan lengan Anne serasa membara.. sementara telapak tangannya dingin dan lembab.
Peluh menitik di pelipisnya. Makin lama makin rapat ia mengulum ‘pusakaku..’
Sebelah kakiku dikepitnya di sela paha hingga bagian kewanitaannya menggeser kakiku.
Aku sudah gak tahan lagi. Setengah paksa kulepas ia dari ‘jarahannya’ pada pusakaku.
Hmm.. Pipinya merona.. rambutnya acak-acakan, bibirnya memerah dan basah oleh liur. Tubuhnya sedikit menggigil. Ia kelihatan makin seksi.
Segera kuberdirikan Anne.. lantas mengembalikan posisinya di atas meja seperti semula.. dengan aku bertumpu pada sisi meja.
Ia langsung menarik tubuhku ke arahnya. Kuikuti gerakannya sampai ia bersandar di meja dan mendudukinya.
Pahanya kembali membuka dan langsung mempersilakan tubuhku merapat di tubuhnya.
Tanpa meminta persetujuannya lagi.. kutarik sedikit celana dalam putih yang dikenakannya ke samping belahan kemaluannya yang berbulu halus dan rapi.. kubuka lagi pahanya.
Ia sedikit mendorong tubuhnya ke belakang.. bertopang dengan siku sambil mengangkat kedua lututnya ke atas.
Splash..! Kakinya sekarang terbuka lebar di atas meja dan segera kuposisi pusakaku ke selangkangannya.
Plekk..! Kutempelken kepala pusakaku yang tegang ke pangkal pahanya.. dan lantas memutari area bawah tubuhnya itu sambil kudorong dan kusodokkan ke area-area tertentu.
Anne merintih.. “OUGHH.. mass..” katanya menahan nikmat.
Anne mngerang.. merintih dan terus menatapku sayu dengan mata sipitnya.
Anne membuka mulutnya lebar.. menahan nafas sambil mendorong tubuhnya ke arahku.
Sleppp.. Pusakaku yang telah siap langsung masuk dengan segera ke liang kewanitaan Anne.
Jlebg..!
“Erghh..” Lenguhku nikmat..
“Nghhhh..” Erangnya tak kalah penuh nikmat..
Ughh.. Terasa sempit..!! Kering..!! Pereettt..!!
Alamak..!!
Desahnya tertahan saat batang kemaluanku mulai tegas menyelusup memasuki liang nikmatnya.
Geliginya terkatup rapat menahan bibir. Kukulum bibirnya dan lidahku masuk ke rongga mulutnya.
“Mmhhh..!” jeritnya tertahan bibirku.. saat kujejalkan seluruh batang kemaluanku ke lubang kemaluannya yang kesat dan hangat.
Tak menunggu lama.. beberapa detik kemudian Anne mulai menggoyangnya.
Tekanan darahku yang sudah naik memperlancar nadi di pusakaku.. mulai terasa hingga ke ubun-ubun.
Kugerakkan maju-mundur perlahan.. tetapi Anne malah mempercepat gerakannya di depanku.
“Hhhhh..” ia menggelinjang.. menggeliat berusaha meronta dari pelukanku saat kugerakkan panggulku.. sehingga organ intimku kian kuat menggeser dinding dalam liangnya yang menyempit merapati kemaluanku.
Semakin ia memekik.. dan otot-ototnya berusaha mendorong batang kemaluanku.. meremasnya di dalam relungnya sana..
Heghh..! Makin keras dan dalam kudesak kemaluannya..
Anne beringsut maju sedikit.. dan kini mengangkat kedua kakinya ke bahuku.. menjepit kepalaku dan merapatkan pahanya..
Sampai akhirnya ia melepas telekan tangannya di pinggiran meja.. kemudian menguntai pelukan kedua tangannya di leherku.
Kubiarkan ia menggigit bahuku untuk melampiaskan segala yang dirasainya hingga akhirnya ia mulai mengikuti irama shake up-ku.
Hangat nafasnya menyapu wajahku. Peluh mengembun di sekujur tubuh kami meski suhu AC 17º C pada saat itu. Anne mengusap peluh di wajahku dan meniupiku.
Pangkal paha kami beradu intens dan kuat.. disertai bebunyian nan ramai namun syahdu.
Tiba-tiba jepitan tungkainya di pinggangku mengetat.. denyutan liangnya pun makin hebat.
Anne mengatupkan giginya.. panggulnya berayun menyambut setiap desakanku.. kedua tangannya pindah ke panggulku.. seakan menuntutku lebih dalam pada setiap goyangan menusuk-tarikan penisku di liangnya.
Lubang kemaluannya kini lembab dan licin oleh cairan kewanitaannya.. terasa kian berdenyut dinding-dinding kemaluannya mengurut batang peinsku.. Ughhh.. nikmatnya..
Dengan ‘terpaksa’ aku harus menghentikan tusukan meriamku di liang nikmatnya jika tak mau bobol dan knock out dengan cepat.
Ia menatapku terang-terangan dengan senyum manisnya. Ujung-ujung jarinya menyusuri wajahku.
Menyibak rambut yang menutupi dahiku.. mengikuti bentuk alisku.. menuruni hidungku.. menyapu kumis tipisku dan merabai bibirku. Aku merasa seperti mainan.
Saat telunjuknya menyentuh bibir bawahku kutangkap tangannya dan kugigit telunjuknya. Ia memekik dan tertawa.. suara tawanya merdu.
Ia menarik leherku mendekati wajahnya sambil menjulurkan ujung lidahnya ke depan bibirku.
Tentu saja kusambut godaannya itu untuk sekiankalinya.. lidah merah jambu itu kutarik ke mulutku dan kukulum.. sementara buah dadanya yang kenyal menekan dadaku yang terbuka. Jantungku serasa berdetak di telinga.
Kuusap kedua gumpalan indah di dadanya itu sembari bibir kami terus beradu.
Selanjutnya tangannya menjangkau tanganku dan membawanya merabai gunung kembar itu dengan cara yang disukainya.
Ia bahkan membiarkanku meremasnya. Saat itu baru kusadar betapa putih kulitnya dibanding kulit sawo matang gelapku.
Darahku serasa telah naik sampai ke kepala. Aku sudah gak tahan lagi.
Apalagi batang kejalku di jepitan daging liang kemaluannya makin megap-megap nikmat gak keruan. Arghh..
Kembali kupegang panggulnya.. dan.. heghh.. kudesak kuat ia beberapakali maju-mundur.
Tak pelak.. Ia sesekali meringis dan mendesis karena gerakan itu..
Tetapi.. tiapkali kelaminku menyodoki kemaluannya.. tiapkali itu pula ia memajukan panggulnya.. hingga rasanya penisku masuk makin dalam dan liangnya jadi makin sempit karena kontraksi.
“Mmasss..” rintihnya sambil berpegangan erat pada tepi meja saat kupaksa anuku meghentak lebih dalam lagi.
Tiapkali ia mengeluh. Memanggilku.. aku jadi makin semangat.
Ampun dah.. hanya beberapa menit bergoyang dalam posisi demikian.. Bagai kesetanan.. –mungkin memang kesetanan– tubuhnya kurangkul.. kuciumi bibir.. leher dan dadanya dan kutahan panggulnya kuat-kuat saat semenku menyembur ke liangnya.
Crttt.. crrttt.. crrrtt.. crrtt..! Gelenyar nikmat menjalari setiap titik syaraf di tubuhku.
Ughh.. aku langsung menyemprotkan cairan nikmatku di dalam lubang kemaluan milik Anne yang berkedut-kedut seolah mengisapnya.
Beberapa saat berselang Anne kali ini menggoyangkan dengan lambat tubuhnya.. mengikuti nafasku yang mulai perlahan menurun temponya.
Anne berkaca-kaca.. segaris air mata membasahi pipi kirinya.. merebahkan tubuh ke dadaku.
Tanganku diraih dan diletakkannya di pipinya.
Anne yang tersengal dan terengah menatapku. “So..? How was it..? Gimana enaknya..?” sambil tersenyum. Kemudian mencium bibirku.
Cerita Sex Dewasa Terbaru – Mister Sange
Aku diam saja.. tetap tersenyum.. puas karena mencapai yang kumau daritadi.. tetapi tetap merasa sedikit gak nyaman kalo mencapainya sendiri.
Tetapi Anne telah turun dari meja.. berdiri lalu berjalan merapikan pakaiannya.. ia melangkan ke dapur.
Tak lama datang kembali membawa gelas kosong dan dua botol minuman suplemen.. ia meletakkannya di meja sambil memperhatikanku mengenakan celana.
“Please, buat dirimu senyaman mungkin. Minumlah.. kau membutuhkannya, mas..”
“Yeah, terimakasih..”
“Tell me, mas. Kau sudah menikah atau punya kekasih..?”
“Belum..”
“Bagus, berarti mas bisa menemaniku malam ini kan..? How about that..?”
“Ah.. tapi dengan apa yang sudah tadi barusan ..”
“Hihihi… Ayolah, mas kan yang menginginkannya tadi. Aku hanya membantu mas saja untuk mencapainya. Apalagi mas belum beristri kan..? Sayang kalau dibuang ke sembarang tempat..” sambungnya dengan ketawa kecil menggoda sekali.
Aku dirangkul dari belakang di kursiku.. sambil perlahan dia berkata.. “Berarti mas punya utang padaku malam ini..” kemudian diciumnya pipiku, sambil mengelus dadaku.
“Hem.. Anne, engkau cantik.. menarik.. dari ras yang beda denganku. Kenapa ..” Belum selesai ucapanku.. ia sudah menutup mulutku dengan bibirnya.
Kami berpelukan dan saling memagut.. ada rasa suka kami melakukan ini beberapa saat.
Sesekali ia menceritakan dirinya yang kini sendirian, tanpa status jelas sejak ditinggal kekasihnya.
Keluarganya tidak mengakuinya lagi sejak bersama laki-laki itu.
Anne merasa lebih sendiri setelah ditingggal lelakinya sekarang. Ia malu untuk kembali ke keluarganya.
Cerita punya cerita, sampai saatnya aku musti pamit.. kukatakan untuk harus pergi ke tempat pelanggan lain.
“Jam 9 malam sudah di sini ya..” Anne mengingatkanku atas date malem ini.
Kubalas sambil menarik kepalanya mendekat, mencium bibirnya.
Akhirnya.. sambil mendorong keluar motorku, aku mengetahui bakal ada aktivitas baru malam ini.
Sedikit senang..? Yah begitulah, sebenarnya aku juga menginginkan kekasih.. tetapi bukan mantan someone seperti ini.
Senang..? Yup aku senang.. karena wanita ini cantik.. menarik dan ******
Ditambah pengalaman sexnya.. sepertinya aku memang sedang membutuhkannya.
Siang itu.. Linda menelponku saat aku di toko alat-alat komputer mencari spare part pesanan pelangganku kemarin.
“Mas sudah bertemu Mr Lie kemaren ya..? Why didn’t you tell me mas..?”
“Why should I..? Kan Linda nanti tahu sendiri..” jawabku.
“Yeah, tapi aku tidak suka mas tidak cerita. Sekarang aku tidak ingin menjadikan usaha bisnis kalian berdua berhasil..”
“Apa maksudmu..?” tanyaku heran.
“Kita kan belum bicara komisi pribadi mas, aku tau mas bakal menerima berapa persen dari nilai perjanjian..”
“Loh, kan gak ada hubungannya dengan komisi pribadimu, Linda..”
“Oooh jangan dikira aku tak tertarik uang juga mas..”
“Baik, baik. Kita bicarakan ini perlahan dan santai. 2 minggu lagi kami akan ke Malang..”
“Dan aku bisa membatalkannya mas. Aku bisa saja bilang macam-macam dengan Mr Lie untuk membatalkannya..”
Huaduh..!!
Dengan heran dan terkejut mendengar penjelasannya barusan, aku mulai berpikir untuk mencari tempat berbicara berdua dengan Linda.
Harus ada negosiasi baru sepertinya nih.
Setelah menyebutkan tempat dan jamnya, Linda menutup telepon.
Melirik jamku dan memperkirakan jarak tempuh dan lama perjalanan.
Dengan kesal kubayar pesananku tanpa menawar di toko itu, aku harus bergegas ke tempat parkir motorku.
Di tempat yang dijanjikan, di lobi hotel itu aku sudah melihat postur tubuh Linda yang duduk sedang mengamati laptopnya.
“Linda..” sapaku di dekatnya.
Ia tersenyum, mengulurkan tangan menjabatku.. lalu mempersilakanku duduk di sebelahnya.
Sambil sedikit memutar duduknya ke arahku, Ia perlahan berbicara..
“Uangmu bakal banyak nanti mas, aku menginginkannya sebagian..” katanya tanpa malu-malu dan basa basi.
“Tapi Linda, kita berbicara uang yang tidak sedikit bagi saya. Saya tidak bisa berpikir dan berbicara di sini melihat dan terlihat orang.
Kita carilah tempat yang sedikit private. Di cafe dalam mungkin..?”
“Baik..” balasnya singkat.. menyetujui alasanku.
Sesampai di ruang cafe yang masih sepi itu, Linda menjelaskan posisinya sebagai maskot Mr Lie.
Ia diperlakukan sebagai anak sendiri, tidak tersentuh perbuatan kotor tak senonoh sebagai jimat keberuntungan Mr Lie.
Linda juga menceritakan kalau sejak remaja dirawat dan dijaga dari berbagai macam gangguan agar mampu menjaga bisnis Mr Lie secara spiritual.
Linda menginginkan sebagian dari bagianku nanti.
Sedikit lemas juga aku mendengarnya, mengingat bagian jerih payahku bakal berkurang.
Tiba-tiba terdengar suara gaduh memasuki cafe.. saat beberapa anak muda dan anak kecil berseragam datang, membuat sedikit gaduh di cafe tersebut.
Kemudian datang lagi beberapa Ibu guru membawa tas mereka mencari meja yang tiba-tiba terasa penuh itu.
Aku menatap sekeliling dan bertanya ke Linda. “Apa sebaiknya kita pindah tempat, ke cafe di seberang jalan..?”
“Tidak usahlah kita ke sana. Kalau mas lebih komfort negosiasi di kamarku, ayo kita ke atas..” ujarnya sambil menjinjing laptop.
Cerita Porno Terbaru dan Terpanas
Kamarnya..? Linda tinggal di sinikah..? Sambil bertanya dalam hati aku mengikutinya ke dalam lift.
Ia membawa tasnya seperti biasa, mengenakan sepatu hak tingginya. Mana mungkin tinggal di sini..?
“Yeah.. aku ada tempat menginap di sini, bisa saja kutagihkan ke Mr Lie saat aku ingin sendiri..”
Memasuki kamarnya di lantai atas gedung ini, aku melihat kamarnya memang berisi beberapa barang yang berserakan di tempat tidur.
Baju kerja, baju tidur, celana dalam dan sebagainya serta macam-macam kertas di situ.
Ditariknya kursi dekat meja, dia duduk sambil memepersilakanku duduk.
“Aku ingin sebagian uangmu, engkau sanggup berapa memberiku..?” tanyanya tanpa basa basi.
“Apa resikonya jika engkau tidak mencapai yang kau mau..?” tanyaku memastikan.
“Engkau tidak bakal menerima sesenpun..” senyumnya.
“Sebetulnya, apa yang Mr Lie inginkan dari kehadiran dan keberadaanmu Linda..?”
“Sebagai Maskotnya, itu yang utama. Selanjutnya keahlianku bernegosiasi yang dibutuhkannya..”
“Engkau sudah memiliki apa yang kau mau. Hanya tinggal meminta dari Mr Lie kan..?” tanyaku penuh selidik.
“Yaaah.. aku sekarang ingin mengutip bagian dari negosiasi Mr Lie. Hitung-hitung sebagai upahku. Bukan pemberian Mr Lie. Mau minum..?” sambungnya sambil berdiri, yang kuikuti berdiri memberinya jalan.
Sesaat sampai di depanku, tanpa pikir panjang lagi kudorong Linda ke tempat tidur lebar yang penuh baju berserakan itu.
“AAAH..!! APA MAKSUDMU..!?” serunya kaget.
Kutarik kaki kirinya dari pinggir tempat tidur dan kuangkat ke atas.
Dengan kedua tanganku kuputar pergelangan kakinya.. memaksa ia telungkup jika tidak ingin patah kakinya.
“MAS..!! KURANG AJAR!! APA-APAAN INI..!?” Makinya.. masih dengan nada terkaget.
Kali ini kunaiki tempat tidur dan kududuki tubuhnya di bagian pantat. Kugeser maju dudukku di bagian panggulnya, kutarik tangan kanannya yang berusaha menopang tubuhnya. Kuputar sedikit pergelangan tangannya dan kutempelkan di punggungnya.
“MAASS..!!” Linda mulai gemetar suaranya.
“TOL .. AHH..!!” Teriakan minta tolongnya berhenti saat kudorong ke atas tangannya. Tambah terpuntir bahu dan sikunya.
“AWW..!!” rintihnya ngilu.
Kutindih tangannya dengan lututku. Kali ini siku tangan kirinya kutarik dan kupuntir ke belakang tubuhnya. Kedua tangannya di punggungnya sekarang.
“M.mass .. What r U doing..!?” tanyanya lirih menahan sakit.
“Awas.. kubatalkan bisnismu mas. AWW..!!” rintihnya.
“Aku mungkin merelakan tidak mendapat apa-apa dari bisnis yang mungkin gagal ini. Tapi aku ingin sesuatu, Linda..”
Kuraih stoking panjang hitam di tempat tidur, kuikatkan ke kedua tangan Linda.
“Hentikan mas.. kita bicara baik-baik saja.. AW..!!” pekiknya saat kukencangkan ikatannya.
“DIAM..!!” perintahku
Kuputar dudukku, menghadap kaki, ke arah bawah tubuhnya. Kuambil kaki kanannya dan kuikat pergelangannya dengan sabuk selendang kain hijau di tempat tidur.
Kuambil pergelangan kaki satunya dan kuikat dengan stocking coklat tipis dari tempat tidur.
Kali ini aku berdiri di samping tempat tidur sambil menarik stocking kain hijau itu, lalu kuikatkan di kaki tempat tidur.
Kuambil dua celana dalam tipis di atas tempat tidur dan kusumpal ke mulutnya, saat ia mulutnya terbuka kesakitan, kala tangannya lebih tertelikung, karena kupuntir ke belakang punggung.
“MMMPP..!!” ujarnya tak jelas.
Kutarik stocking coklat yang mengikat kaki kirinya, ia berguling terlentang sekarang. Kutarik kerah bajunya dan kududukkan Linda di hadapanku.
Terlihat matanya mulai basah, sebentar lagi pasti menetes ke bawah. Matanya yang sipit mulai terbelalak, ketakutan.
Ia gemetar saat kutarik kedua kerah bajunya, membuka dengan paksa. Terlepas semua kancing atas bajunya.
Terlihat pakaian dalam lingerie hitam tipis dan terbentang di depanku buah dada Linda, terlindung lingerie hitam tanpa tertutup bra.
Seketika Linda bergoyang berusaha melepaskan diri, kali ini malah terjengkang telentang ke belakang.
“MMMMM..!! MMMM..!! MMMM..!!” Linda masih berusaha bersuara.
“Diam..!!” perlahan dengan suara berat kodorongkan mukaku mendekati wajahnya.
Kuremas kedua buah dada di balik pakaian dalam hitam itu dengan kedua tanganku.
Terpejam matanya dan mengeluarkan air mata, Linda mulai menangis. Tubuhnya berhenti bergoyang dan meronta.
Aku berdiri dan melepaskan celanaku bersama celana dalamku. Langsung kudekatkan pusakaku ke wajahnya.
Linda mengerutkan kening dan tetap memejamkan matanya.
“Ini nanti yang akan bernegoisasi denganmu.. Linda..” kataku pelan dan kuberatkan suaraku.
Dengan tangan kiri kuturunkan tali lingerie hitam dari kedua bahunya.. Blubb..! Menyembulkan keindahan ranum dua buah dadanya dan kuremas-remas.
“MMM..!!” kembali Linda bersuara lagi dan kembali menangis.
Dengan mudah aku sekarang duduk di tepi tempat tidur dekat pahanya.
Mengangkat ke atas rok bawahnnya.. memperlihatkan pangkal pahanya terbungkus lingerie hitamnya dan celana dalam hitam.
Linda gemetar tubuhnya.. menangis.
Kutarik ke bawah pelan-pelan celana dalam itu, yang dilawan dengan geliatan tubuhnya.
Tak berdaya, Linda diam tak bergerak saat celananya sudah di pergelangan salahsatu kakinya.
Kunaik dan kutindih badannya, di atas perutnya. Linda meronta dan bergoyang tak berdaya.
Pusakaku yang belum bisa berdiri tegang.. mulai kudekatkan ke buah dadanya.
Dengan kujepit kedua buah di dadanya mengapit pusakaku.. aku merasakan tegang dan kenyal di dadanya menggesek pusakaku.
Linda memalingkan wajahnya sambil tetap menangis.
Lama sekali kugesek-gesekan dalam jepitan dadanya.. hingga belahan dada putih Linda mulai bersemu merah menjepit pusakaku.
Kupercepat gesekannya hingga merasa sedikit nikmat.. yang akhirnya aku bergerak ke tubuh bawahnya sekarang.
Aku mulai memperhatikan mahkota kehormatan Linda yang terancam.
Woahh.. Indah.. tertutup bulu halus yang tersisir alami menuju ke bawah.. ke pangkalnya.
Kuangkat kakinya satu dan kuletakkan ke atas bahuku. Terasa sekali tenaga Linda masih berusaha melawan usahaku.
Kududuki lutut kakinya.. kumulai maju pelan-pelan.. hingga kini aku duduk di salahsatu pahanya yang kududuki.
Sambil mendekap kakinya ke badanku dengan satu tanganku, kucoba meraba mahkota indah Linda dengan tangan satunya.
Kubuka dengan jariku dan berusaha mencari lubang utamanya.
Kumpulan Cerita Mesum Terbaru 2020
Linda menangis.. miring telungkup sekarang.. meronta-ronta dengan tubuh bawahnya yang miring.
Satu kaki tertindih pantatku.. satu kakinya tertahan di bahuku.
Linda mengejang dan mengerang saat jariku mencoba masuk ke lubang itu. Hmm.. Masih kering.
“WMM..!!” Linda menjerit tertahan, memalingkan wajahnya, melotot ketakutan padaku.
Segera kuludahi tanganku itu banyak-banyak dan kuoleskan ke pusakaku sambil mengurutnya perlahan.
Lama-kelamaan tambah tegang penuh dia sekarang.. memuai keras.. bersiap menjalankan ‘tugas sucinya’. Hehe..
Lalu gantian kuusap-usap mahkota Linda, berirama kiri-kanan, naik-turun dan kuputar-putar.
Kucoba sekarang menyiapkan posisi kepala pusakaku di depan liang sempit serupa daging berbelah vertikal di selangkangannya.
Clepp.. Kudorong pelan. Slepp.. Sedikit masuknya. Hanya ujung atasnya yang bisa.
Erghh.. Sempit..!!
Linda kembali meronta tambah keras goyangannya.
Sleppp..! Kupaksa lagi.. labianya mulai membuka. Erghh.. kudorong perlahan tapi pasti.. Labianya mulai membasah..
Otot paha Linda ikut mengeras.. lalu kupeluk erat-erat dengan segera.
“MMMM..!!! MMMM..!!!” Teriakan Linda terendam kain di mulutnya, diiringi isak tangis.
Slepp..! Kudorong lagi.. lagi.. lagi dan lagi.. membelah lepitan daging belah kemaluannya.. hingga kepala penisku kini telah menyelusup masuk utuh.. terjepit dan seolah diemut-emut bibir kemaluan Linda.
Ughh.. Berdenyut kurasakan pijatan di leher pusakaku.. Nikmat.
Emmhh.. Kutarik lepas perlahan pusakaku dari jepitan belahan bibir-bibir kemaluannya yang hangat.
Jlebb..! Kemudian kuulangi memasukkannya hingga terasa berdenyut lagi pusakaku dipijatnya.
Erghhh.. Sensasi yang luar biaasa..!!
Slebb..! Kali ini kutekan perlahan sedikit demi sedikit.. hingga setengah pusakaku masuk ke dalam lepitan hangatnya.
Linda masih menangis.. bergoyang.. memalingkan wajahnya ke bawah.. ke sprei.
Kutarik dan kudorong bergantian tubuhku berirama.. kusesuaikan tusukan setengah batang pusakaku di lorong liang kemaluannya.
Kunikmati sambil terus berirama mendorong maju-mundur pusakaku di kerapatan liang nikmat Linda yang kian berdenyut-denyut itu.
Keluar-masuk.. maju-mundur pusakaku menguak lipatan bibir kemaluannya.. mengoyak mahkota Linda.
“HHMMMMM..!!! MMMM..!! HHMMM..!!” terus-menerus ia berteriak dalam sumpalan kainnya.
“Gimana rasanya, Linda..?”
Kali ini kuputar tubuhnya, kuraih ikatan tangannya dan kutarik hingga Linda menungging. Membuat tercabutnya pusakaku dari jepitan berkedut kemaluannya yang terlihat memerah.
Slebb.. Segera pusakaku yang terlepas kubenamkan lagi ke dalam lubangnya.. sambil meremas pantat dan menarik ikatan tangannya.
Ahh..!! Sensasi yang nikmat.
Kupercepat gerakanku maju-mundur hingga terasa sekali.. nafasku berlari mengejar kecepatan gerakanku. Terasa sempit lubang kemaluan itu dan erangan tangis yang tak jelas itu membuatku merasa melayang.
Peluh telah banyak turun di tubuhku.. kubuka bajuku.. kulirik Linda juga telah berkeringat.. keringat dingin mungkin.
Beberapa saat berselang kupercepat ayunanku maju-mundur dengan sangat-sangat cepat.
Clepp-clepp-crepp-clepp-crepp-clepp-crepp-clekk-clepp..
Kemudian .. “AAARGHHHH..!!” Seruku lepas.. mengungkapkan kepuasanku. Crttt.. crttt.. crrtt.. crrrtt..
Sangat nikmat ujung pencapaianku saat kesemburkan cairanku ke dalam liangnya.
Kubenamkan dalam-dalam di pangkal pahanya, di dalam lubang yang kupaksa masuk tadi.
Saat kulepaskan tanganku tubuh Linda jatuh ke depan.. telungkup di tempat tidur masih menangis.
Terlepas pusakaku dari jepitan lubangnya.. dan terlihat jelas warna campuran putih dan sedikit cairan merah di sekeliling pusakaku.
Aku membungkuk dan membuka lubang di pangkal paha Linda.. terlihat juga ada cairan putih mulai menetes keluar dibarengi sedikit warna merah.. membasahi pangkal pahanya itu.
Kuoleskan sedikit ke jariku meraupnya dan kudekati wajah Linda.
Sedikit terpicing membuka mata sipitnya.. segera kuoleskan cairan tadi ke hidung dan mulutnya.
Linda menggeleng lemah.. masih terus menerus menangis.
Sampai kudekatkan mulutku ke pipinya sambil berucap..
“Kalau kau diam, tidak berteriak dan bersuara kecuali kutanya, sumpalan di mulutmu akan kulepas. Setuju..? Janji Diam. Diam ya..?”
Perlahan ia mengangguk dan berusaha menahan tangisnya.
Kutarik keluar celana dalam sumpalan mulutnya dengan cepat dan sedikit kasar.. sambil kuangkat telunjukku yang berlendir..
“Ingat janjimu yah..!?”
Kali ini kubiarkan ia tergolek di tempat tidur sementara aku meraih handuk dan membersihkan perutku sampai kaki, sambil menyalakan tv.
Kubesarkan volumenya pada musik mtv chanel, aku melilitkan handuk ke pinggangku.. lalu duduk di kursi menghadap tempat tidur.
Sekaleng bir di meja kubuka dan kuperhatikan Linda yang kini terisak perlahan.. menatapku memelas.
“Diam di situ..!” perintahku pelan dengan suara berat.
5 atau 6 lagu kunikmati sambil minum dan merokok di ruangan itu, aku kembali mendekati Linda kembali.
Ia diam, sambil sesenggukan tetap menangis.
Kulepaskan ikatan tangannya sambil berkata.. “Kali ini kulepaskan tanganmu. Kamu sudah tak memiliki apa yang jadi kebanggaanmu..
Sekarang kau ikuti kemauanku.. atau kembali kau kusakiti tambah parah..”
Linda mulai terduduk di samping tempat tidur.. merapatkan kedua pahanya perlahan.. menutupi buah di dadanya dengan tangannya yang sudah bebas sekarang.. membungkukkan badannya ke depan.. mengenakan pakaian dalam hitamnya dan mulai menangis tak bersuara.
Kulit tubuhnya bagus.. terlihat terawat.. buah dadanya tersembul di sampingnya. Pahanya putih.. betisnya bagus.. membuatku ingin duduk di sebelahnya.
Kumpulan Cerita Bokep Terbaru dan Terlengkap
Aku berdiri.. duduk di sebelahnya. mengusap kulit punggungnya yang tertutup lingerie lagi itu. Kumasukkan tanganku ke balik pakaian dalam itu.
Perlahan semua kulitnya kujamah.. kurasakan haluuuusnya di tanganku.
Kubuka lagi bajuku sekarang. Kuturunkan tali pakaian dalam hitamnya dari bahunya sekali lagi dan turun tertahan di sikunya.
Kupeluk badannya dari belakang.. kutarik ke arahku. Ia memiringkan badan ke arahku.
Kuraba punggungnya ke atas.. ke leher dan kuraih rambut coklatnya.
Dengan sedikit tenaga kuarahkan kepalanya ke pangkuanku. Tangannya masih mengatup rapat di depan dadanya.
Kutarik handukku ke atas menyingkap pahaku.. kemudian perlahan kutemukan pusakaku dengan wajahnya.
Kuusap dan kusisir rambutnya ke belakang. Matanya terpejam.
Kusisir rambut coklat di wajahnya.. sambil perlahan kutempelkan pusakaku ke mulutnya.
Kulirik matanya sedikit terbuka.. tapi Linda seolah pasrah dengan apa yang kuinginkan.
Dengan kedua tanganku, perlahan berhasil membuka mulutnya dan memasukkan pusakaku ke dalamnya.
“Isap dan jilat..” pintaku sambil membenamkan pusakaku pada wajahnya dengan kedua tanganku.
Kembali Linda bergoyang menangis tak bersuara.
Terasa sedikit geli ketika mulut Linda mulai mengulum pusakaku.
Diiringi dengan gerakanku mengayunkan membenamkan ke mulutnya.. tanganku mulai mengangkat tangan Linda.. meraih buah dadanya yang tak terlindungi dan meremasnya dengan perlahan. Kuremas keduanya bergantian.
“Pegang Linda.. pijit.. urut perlahan..”
Linda mulai menyentuh pusakaku dengan tangannya.. Ia mulai memijitnya perlahan.. seolah takut menyakitiku.
Sepertinya mengulum pusaka lelaki memang serasa belum pernah dilakukan Linda.. sehingga terasa geli juga aku dibuatnya.
Tapi itu juga yang membuatku senang.
Kali ini kuajarkan kepalanya naik-turun membenamkan pusakaku ke mulutnya dan menariknya.
Perlahan tapi pasti Linda mulai mengerti yang kumau.
Sekarang kuremas lagi buah dadanya perlahan. Selang berberapa saat tanganku mulai turun ke bawah dan mencoba membuka pangkal pahanya.
Semula Linda menahannya.. tapi saat kukerahkan sebagian kecil tenagaku Linda mulai menurut.
Kakinya satu telah terangkat di atas tempat tidur. Pakaian dalam hitamnya kembali kusingkapkan.. pahanya terbuka lebar.
Dari belakang punggungnya tanganku mulai meremas pantatnya. Dan tanganku yang masih memegang kepalanya.. mulai meremas dadanya.
Dari belakang.. pantatnya.. tanganku mulai maju meraba pangkal bawah tubuh Linda. Perlahan tapi pasti kuusap kemaluannya dari belakang.
Linda mulai menggoyang pahanya yang berdiri di tempat tidur itu. Kulakukan perbuatan itu beberapa saat.
Akhirnya kurebahkan Linda dan aku bergerak di atasnya. Kepalaku mengarah ke bawah tubuh Linda.
Dengan membungkuk kubelah kedua pahanya. Kakiku kuangkat satu melewati kepalanya.
Pusakaku kuarahkan ke mulutnya lagi. Linda mengerti dan meneruskan tugas yang sebelumnya.. dengan masih berlinang air mata.
Kujilati seluruh pangkal bawah tubuh Linda sekarang. Kunikmati pemandangan yang sedikit berlendir itu dengan jari-jari tanganku.
Kuisap daging kecil di dalam kemaluan Linda. Linda berhenti sesaat.
Kemudian meneruskan kegiatannya lagi saat kujilati sekeliling daging kecil itu.
Saat lidahku mulai cepat bergerak berkeliling sambil mengisapnya.. Linda seketika menghentikan tugasnya.
Linda tetap diam saat tanganku mulai perlahan membuka lubang utamanya.
Saat kuputar jemariku Linda mulai bergoyang pahanya. Mengelinjang sebentar.. kemudian diam.
Kuteruskan jemariku bermain.. Linda kambali bergoyang.
Kunaikkan pantat dan kugerakkan naik-turun pusakaku ke mulutnya yang mulai berhenti mengulum.
Linda telah berhenti mengulum tapi tetap membukakan mulutnya untukku.
Tubuhnya kini mulai bergoyang.. pangkal pahanya mulai bergerak memutar dan bergoyang.
Beberapa saat berlalu.. kuturunkan tubuhku dari tempat tidur menghentikan aktivitasku sebentar.
Terlihat Linda terengah-engah terlentang di tempat tidur.
Sedikit berjongkok aku mendekati pangkal paha Linda. Kubuka perlahan dan kusodorkan pusakaku ke arah lubangnya.
Kutarik ke atas kedua pergelangan kakinya dan kubuka lebar lebar pahanya.
Linda mulai menutupkan muka dan mulutnya dengan kedua tangannya.
Matanya terpejam.. mengerutkan alis.. memperkirakan sesuatu yang bakal terjadi.
Slepp.. aku mulai kembali memasukkan pusakaku ke lubang yang terlihat jelas itu.
“IIIGGHHH..!! Ssaakiiit..!!” Kali ini Linda mulai bersuara.. serupa rintihan.
Tangannya langsung terlentang membuka.. meremas sprei di kedua sisinya.
Blessepp..! Kudorong hingga masuk pusakaku.. masih sempit lubang yang kurasakan dan sedikit berdenyut memijat pusakaku di dalamnya.
Mulailah kupompa batang pusakaku ke lubang indah di bawah Linda. Clebb.. clebb.. clebb.. clebb.. clebb..
“Ighh..! IGH..! Igh..!!” kali ini terdengar lagi suara Linda.. entah mendesah.. entah mengerang.
Kupercepat gerakan pompaku ke depan.. mendorong dan menarik pusakaku di situ.
Terlihat Linda mulai mengangkat tangannya ke samping kepalanya.. meremas seprei bantal.
Matanya terpejam.. kepalanya terkulai ke samping sambil membuka mulutnya.. mengeluarkan suara yang membuatku melayang.
Kuangkat kakinya dan kuletakkan lututku di atas dipan.. badanku menindih Linda yang sekarang mulai di bawahku.. terlipat tubuhnya karena kakinya di atas menahan tubuhku.
Jeblessh..! Terus kubenamkan pusakaku di lepitan hangat pangkal pahanya dan kutarik dengan cepat..
Mister Sange – Kumpulan Cerita Sex Dewasa Terbaru
Gerakanku membuat Linda sekarang mulai ikut bergoyang. Jlebb.. crebb.. clebb.. clebb.. clebb..!
Entah Linda menikmatinya atau tidak.. tapi aku sedang menikmatinya.
Terus tambah kupercepat gerakanku. Clebb.. clebb.. clebb.. clebb.. clebb..
Sesaat berlangsung.. Linda terus mengerang.. merintih.. dan berteriak.. “Nghhh.. nghh.. ughhh.. uhhh.. ahh.. AAERGH..!! AARGHH..!! ARGHHH..!!”
Kubuat nyaman posisi kami dengan menarik bantal dan mengganjalnya di bawah pantat Linda..
Jlebb.. srrtt.. kutekan lagi pusakaku ke bawah dan menariknya dengan cepat.. menikmati gesekan lubang pangkal paha Linda yang sempit.
Aku mulai merasakan kedatangan nikmatku yang semakin dekat. Kupercepat lagi gerakanku. Aku ingin menyambutnya lagi.
Kupercepat iramanya, seperti sedang berlari. Semakin cepat .. Clebb-crebb-crebb-clebb-clebb-crebb-clebb-crebb-clebb..
“AAARRGGHHHH..!” teriakan panjang Linda terdengar.. Badannya bergoyang, menggelinjang, pahanya dan lututnya mengejang.
Kepalanya sedikit mengangguk-angguk.. Dadanya yang kuremas bergetar..
Tak lama, sesaat setelah itu aku merasakan nikmat yang datang di tubuhku. Crrtt.. crrttt.. crttt.. crrtt.. crrtt.. crrtt..
Cairan dari pusakaku kembali menyemprot.. membanjiri lubang sempit Linda di dalam.. sementara getaran dan goyangan cepatku di pangkal paha Linda mulai berhenti.
Blebb..! Kutarik perlahan batang pusakaku dari kerapatan belahan kemaluannya.. kurebahkan tubuhku di sampingnya sambil merangkulnya.
Kukecup perlahan keningnya. Kubelai dengan lembut rambut dan kepalanya. Kurapatkan tubuhnya ke arahku.
Lama Linda diam tak bergerak dalam rangkulan dan dekapanku.
Saat kutindih lagi, Linda membuka matanya yang sipit di saat sayu begitu.
Dengan perlahan kuingatkan.. “Engkau masih jadi kepercayaan Mr Lie, selama engkau menuruti kemauanku.
Aku tidak akan menceritakan ini semua ke dia, yang bisa membuatnya sangat kecewa, Linda. Mulai sekarang kau yang mengikuti keinginanku.
Sekarang ini kau siapkan keperluan Mr Lie berangkat ke Malang untuk 2 minggu lagi.. Tak ada yang dapat menundanya lagi.
Nanti kuberi tahu Kamila di Malang, tanggal pertemuannya, setelah kau selesai booking tiket perjalanan kami.
Kali ini aku tidak ingin mengeluarkan biaya lagi Linda. Kau yang mengurusnya. Pilihkan aku pesawat ke Surabaya dan hotel di sana semalam, sebelum aku berangkat ke Malang..”
Aku beranjak ke kamar mandi membersihkan badan.
Selesai merapikan pakaianku dan duduk sebentar di kursi di hadapan Linda, kuberatkan suaraku mengucapkan.. “Ingat, kau ikuti semua kemauanku atau kau akan kehilangan semua yang pernah kau dapat dari Mr Lie.
Sekarang pesankan aku tiket untuk 2 minggu lagi.. Online lewat internet aja, biar cepat..”
Sambil mengisap rokok dalam-dalam bersandar di kursi, kunikmati pemandangan indah terbaring di tempat tidur.
Perlahan ia beranjak ke pinggir, berdiri dan mengusap badan dan mukanya dengan sarung bantal yang tertarik lepas tadi.
Merapikan lingerie hitamnya, berjalan ke kursi dan duduk kemudian membuka laptopnya.
“Sudah mas..” katanya lirih. “Permisi..” ujarnya lemah.
Linda kemudian berdiri, berjalan memutar meja sambil meraih handuk di lantai dan melingkarkannya di tubuhnya.
Ia akhirnya membersihkan dirinya di kamar mandi dengan pintu terbuka.
Kuperhatikan sebentar saat melintasi kamar mandi menuju pintu kamar.
Aku mengamati tubuhnya yang kuning, ketat, matang dan ranum buah di dadanya, bergetar menangis tak bersuara.. meringkuk dalam bathup kamar mandi, bersiram air hangat dari atas pancuran.
Aku membuka pintu kamar, keluar dan menutupnya di belakangku, berjalan tegak ke arah lift..
Senang hatiku, 2 Minggu lagi aku bakal ke Surabaya, lalu ke Malang.
Ah.. bakal tak terasa menunggu 2 minggu.. jika aku ditemani Anne atau Linda.. bergantian tiap hari dan malamnya.,,,,,,,,,,,,,,