Cerita bokep Indonesia – cerita mesum ini adalah cerita seks panas yang terjadi.. Kisah dan Cerita dewasa ini berawal dari keberanian manta muridku, Sandi, Tampaknya sejak SD dia sudah sering mengintip dan memperhatikan tubuhku yang molek. Sebenernya cerita dewasa ini tak layak diceritakan. Tapi, apa mau dikata perbuatan itu telah kami lakukan, dan kenikmatan itu ingin kami bagikan disini. “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit. “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat. “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku. “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku. “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ” “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!” Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam.
Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja
sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S. Kata orang tahi lalat di daguku
seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang
tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi
aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan
dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang
teratur. Kira-kira 6 tahun yang lalu
saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang
ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan
akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan
tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di
tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru
SD. Sandi sangat sopan dan tahu diri.
Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua
anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan
keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku juga
menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku
bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian
dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku
mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.
Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri. Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi. Kudengar suara langkahnya mendekatiku. “Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula.
Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : BABYSITTER SANGE MENDESAH KEENAKAN
Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus
berpura-pura tertidur. “Bu Asmi..?”
Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku
benar-benar nyeyak atau tidak. Aku
memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua
sampai keleher. Lalu kurasakan Sandi
mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar
pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku,
karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi,
wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu
kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin. Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku,
bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin
dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya
meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma
mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan
buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang
bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan
kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.
Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali. Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku. “Sandi!! Ngapain kamu?” Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras.
Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha
memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan
pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas
ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali
melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura
menolak. “Bu.., maafkan saya. Sudah lama
saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu
memandangku dengan pandangan meminta.
“Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah
tua,” Ujarku lembut. “Tapi saya sudah
tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu
gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi. “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu
sajalah” Aku pura-pura menghela napas
panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya. Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan
aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk
membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku.
Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi
badanku di cermin.
Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku
ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta
dengan remaja yang masih panas. Keluar
dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh
sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun. “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari
mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya
di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi,
kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis
diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik
dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu. “Ibu hebat…,” desisnya. “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil
mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher. “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan
saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali. “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku
sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga
celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan
kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut
meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil. Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi
minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.
“Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku
sambil menciumnya. Sandi tersenyum
lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.
“Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit
perutnya yang berotot.
Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar. Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak. Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah. “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku. Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku.
Baca Juga Cerita Seks Panas : TETANGGA IDAMAN dan SEX MESUM DENGAN CEWE PAKAI JILBAB
Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku,
sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa
sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh,
my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!
Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit
bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang
vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.
“Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung
menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya.
Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.
“Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit. Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju
mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu
saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu
seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar. “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!” Sandi malah semakin bersemangat mendengar
jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.
“Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!” Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat
sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun
kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak
kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali
terasa akan meledak. “Ibu mau keluar!
Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.
“Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!”
Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.
“Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!” “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus
penismuuu…!” “Oh, ah, uuugghhh… ” “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap,
yahhh, teruuusss…” Pada detik-detik
terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya,
sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku
berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!
Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang
tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan
seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia
membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku
baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.
Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat
orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi
mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap
menancap dalam vaginaku. Lalu perlahan
terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju
mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja
memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi
tadi. Aku menikmati gerakan maju-mundur
penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak
berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke
belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku. “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu
sudah hampir keluar,” kataku terus terang.
“Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di
telingaku. Aku tersenyum, kupalingkan
mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia
menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi.
Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan. Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah
pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang
luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang
lagi. “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…,
penismu enak bangeett… Ssann!!” Sandi
tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai
terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik
semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka
kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar
pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu
mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme. Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik.
Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan
kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua
dengkulnya hingga merapat pada pahaku.
Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua
kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut
vaginaku yang menganga. “Aarrgghhh…!!!”
aku menjerit. “Aku hampir keluar!” Sandi
bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam
posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras
batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat. “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku. “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak
‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi “Ibu
juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku. “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu
enak bangeet… ” “Ibu juga mau keluar
lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!” “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak
tahan, aku mau keluaaar…!” “Yaahh
teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku
mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…,
teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!” Tubuhku mengejang sesaat sementara otot
vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa
menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat,
menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku. “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara
terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku.
Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis
bersamaan seperti itu. Lalu tubuh kami
sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan.
Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk
mengatur nafas. “Enak banget,” bisik
Sandi beberapa saat kemudian. “Hmmm…”
Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam
vaginaku. “Vagina Ibu enak banget, bisa
nyedot-nyedot gitu…” “Apalagi penis
kamu…, gede, keras, dalemmm…” Sandi
bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya
menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang
membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus
menjulur-julur menjilati buah dadaku.
Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap,
dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu
membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya
sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,
“Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?” Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi
Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah
break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku.
Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa
kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar
lunglai, lemas tak bertenaga. Hampir
tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya
aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru
sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang
perkasa.
PENGALAMAN PERTAMA PERAWANKU DIRENGGUT PACAR
Baru sekali ini aku memegang punya laki-laki. Ternyata liat dan keras, Kontol Dino sudah berdiri tegang rupanya, “Ayo dong Rima sayang “pinta Dino lagi. Dengan ragu kumasukkan kontol itu ke mulutku, aku diamkan kontol itu sambil kurasa-rasa.Ih, kenyal “Hisap dong sayang seperti kamu makan permen “Dino mengajariku. Aku seorang pelajar SMP kelas II, namaku Rima. Kata orang aku cantik, kulitku kuning, hidungku bangir, sepintas aku mirip Indo. Tinggiku 160cm, ukuran Bhku 34, cukup besar untuk seorang gadis seusiaku. Aku punya pacar, Dino namanya. Dia kakak kelasku, kami sering ketemu di sekolah. Dino seorang siswa yang biasa-biasa saja, dia tidak menonjol di sekolahku. Prestasibelajarnyapun biasa saja. Aku tertarik karena dia baik padaku. Entah kebaikan yang tulus atau memang ada maunya. Dia juga mencoba mendekatiku. Di sekolah, aku tergolong populer. Banyak siswa cowok mencari perhatian padaku. Tapi entah mengapa aku memilih Dino. Singkatnya, aku pacaran dengan Dino. Banyak teman-teman cewekku menyayangkannya, padahal masih ada si Anto yang bapaknya pejabat, Si Danu yang juara kelas, Si Andi yang jago basket, dan lainnya. Entah mengapa aku tidak menaruh perhatian pada mereka-mereka itu.Aku dan Dino telah berjalan kurang lebih 6 bulan. Pacaran kami sembunyi-sembunyi, ya karena kami masih SMP jadi kami masih takut untuk pacaran secara terang-terangan. Orang tuaku sebenarnya melarangku untuk berpacaran, masih kecil katanya.
Baca Juga Cerita Mesum Hot : DIPERKOSA BARENG 2 ORANG PRIA
Tetapi apabila cinta telah melekat, apapun jadi nikmat. Hari Sabtu sepulang sekolah aku janjian sama
Dino. Aku mau nemanin dia ke rumah temannya. Aku bilang ke orang tua bahwa hari
Sabtu aku pulang telat karena ada les tambahan. Aku berbohong. Di tasku. telah
kusiapkan kaos dan celana panjang dari rumah. Sepulang sekolah, aku ke wc dan
mengganti seragamku dengan baju yang kubawa dari rumah. Dinopun begitu. Dari
sekolah kami yang berada di perbatasan Jakarta Timur dan Selatan, kami naik bis
kearah Cipinang, Jakarta Timur, rumah teman Dino. Sesampai disana, aku
diperkenalkan dengan teman Dino, Agus namanya. Rumahnya sepi, karena orang tua
Agus sedang ke luar kota. Agus juga bersama pacarnya, Anggi. Pembantunyapun
pulang kampung, sesekali kakak Agus yang telah menikah, datang ke rumah
sekalian menengok Agus dan membawakannya makanan. Kakaknya hari ini sudah
datang tadi pagi dan akan datang lagi besok, demikian kataAgus. Jadi hanya kami
berempat di rumah itu. Kami ngobrol bersama ngalor ngidul. Tak lama kemudian, Agus dan Dino pergi ke
dapur dan menyiapkan minuman untuk kami. Aku ngobrol dengan Anggi. Dari Anggi,
aku tahu bahwa Agus telah berhubungan selama kurang lebih 1 tahun. Keduanya
satu sekolah, juga di SMP hanya berlainan dengan sekolahku. 10 menit kemudian,
Agus dan Dino kembali dengan membawa 4 gelas sirup dan dua toples makanan
kecil. Setelah memberikan minuman dan makanan itu, Agus berdiri dan memutar
VCD.Film baru katanya. Aku enggak ngerti, aku pikir film bioskop biasa. Agus
menyilakan kami minum. Aku minum sirup yang diberikannya. 10 menit berlalu,
kepalaku pusing sekali, bersamaan dengan itu ada rasa aneh menyelimuti tubuhku.
Rasa..hangat merinding di tv tampak adegan seorang wanita bule yang sedang
dientot oleh 2 laki-laki, satu negro dan satu lagi bule juga. Aku berniat untuk
pulang, tetapi entah mengapa dorongan hatiku untuk tetap menyaksikan film itu.
Mungkin karena aku baru pertama kali ini nonton blue film.
Badanku makin enggak karuan rasanya kepalaku serasa berat dan ah rangsangan di
badanku semakin menggila .Aku lihat Agus dan Anggi sudah saling melepaskan baju
mereka telanjang bulat di hadapan aku dan Dino.Mereka saling berpelukan,
berpagutan tampak Agus menciumi tetek Anggi yang mungil Agus lalu mengisep-isep
pentilnya tampaknya keduanya sudah sering melakukannya . Mereka tampak tidak
canggung lagi Anggi mengisep-isep peler Agus persis seperti kejadian di film
blue itu . Anggi juga sepertinya telah terbiasa Kontol Agus bak permen, diisep,
dikulum oleh Anggi Dino merapatkan tubuhnya kepadaku. “Rim .kamu sayang aku enggak?”tanyanya
padaku. “Eh..emang kenapa, Din ?”kataku kaget karena aku masih asyik
menyaksikan Agus dan Anggi “Aku pengen kayak gitu .”kata Agus sambil menunjuk
pada Agus dan Anggi yang semakin hot. Tampak Agus mulai menindih Anggi, dan memasukkan
batang kontolnya ke nonok Anggi. Dengan diikuti teriakan kecil Anggi, batang
kontol itu masuk seluruhnya ke nonok Anggi. Gairahku melonjak-lonjak entah
kenapa?Seluruh badanku merinding .”Rima?”kata Dino lagi. “Eh enggak ah enggak
mau malu .”kataku. “Malu sama siapa?”kata Dino. Tangannya mulai merayapi
dadaku. Kutepis pelan tangannya. “Malu sama Agus dan Anggi tuh “kataku. “Ah
mereka aja cuek ayo dong Rima aku sudah enggak tahan nih “kata Dino.
“Ah..jangan ah “kataku. Gairahku makin tidak keruan mendengar erangan dan
rintihan Agus dan Anggi. Tak terasa
tangan Dino mulai membuka kancing bajuku. Entah kenapa aku membiarkannya
sehingga bajuku terbuka. Aku hanya mengenakan BH dan celanapanjang jeans.
Adegan di TV makin hot tampak sekarang seorang wanita asia di entot tiga orang
bule dua orang memasukkan kontolnya ke memek dan pantatnya sedangkan yang
satunya kontolnya lagi diisep oleh si wanita. Keempatnya terlihat sedang
merasakan kenikmatan Tangan Dino mulai merayapi dan meremas-remas buah dadaku
yang masih kencang dan belum pernah disentuh oleh siapapun. Aku menggelinjang,
geli nikmat ah..baru pertama kali aku merasakan ini .
”Buka Bhnya, ya sayang “pinta Dino. Aku mengangguk, aku jadi
inginmerasakan lebih nikmat lagi Dengan cekatan Dino membuka Bhku.. aku
sekarang benar-benar telanjang dada.
Dino mengisepi pentilku memencet-memencet buah dadaku yang masih kenyal
dan bagus “Tetekmu enak bener, sayang belum pernah ada yang pegang yaa”kata
Dino sambil terus meremas tetekku dan mengisepi pentilku “Belum Din ahhh enak
Din terus terus..jangan berhenti .”kataku. Kenikmatan itu baru kali ini aku
rasakan. Kulirik Agus dan Anggi, merekasekarang bermain doggy style. Anggi
berposisi nungging dan Agus menusuknya dari belakang terdengar erangan dan
eluhan mereka Gairahku makin menggila “Buka celanamu ya sayang aku udah pengen
nih “pinta Dino. “Jangan Din takut .”kataku. “Takut apa sayang?”kata Dino.
“Takut hamil “kataku. “Enggak Din, aku nanti keluarnya di luar memekmu sayang
kalo hamilpun aku akan tanggung jawab, percayalah “katanya. Aku diam saja Dino mulai membuka ristleting
celanaku, aku diamkan saja .tak lama kemudian, dia memerosotkan celanaku tampak
memekku yang menggumpal dengan jembut yang lumayan tebal. Dino pun memerosotkan
celana dalamku Aku benar-benar polos bugil. Dinopun membukaseluruh bajunya,
kami berdua telanjang bulat .Tangan Dino tetap meremas-remas tetekku Kulirik
Agus dan Anggi, eh mereka bersodomi Anggi sudah biasa bersodomi rupanya kulihat
kontol Agus maju mundur di pantat Anggi sedangkan tangan kiri Anggi
mengucek-ucek memeknya sendiri yang sudah basah Erangan mereka terdengar makin
sering .Dino terus mengerjaiku, tangannya mulai merayapi jembutku. Salah satu
jarinya dimasukkan ke nonokku”Ah..sakit, pelan-pelan, Din..”teriakku ketika
jari itu memasuki nonokku. Dino agak sedikit mengeluarkan jari itu dan bermain
di bibir kemaluanku tak lama kemudian nonokku basah . “Din, isep dong punyaku
“pinta Dino sambil menyodorkan kontolnya ke mukaku. “Ah..enggak ah “kataku
menolak. “Jijik ya? Punyaku bersih kok ayo dong Anggi saja berani tuh “pinta
Dino memelas.
Dengan ragu aku pegang kontol Dino. Baru sekali ini aku
memegang punya laki-laki. Ternyata liat dan keras. Kontol Dino sudah berdiri
tegang rupanya. “Ayo dong Rima sayang “pinta Dino lagi. Dengan ragu kumasukkan
kontol itu ke mulutku, aku diamkan kontol itu sambil kurasa-rasa. Ih, kenyal
“Hisap dong sayang seperti kamu makan permen “Dino mengajariku.
Pelan-pelankuisap-isap, kujilati bolong kontol itu dengan lidahku lama kelamaan
aku merasa senang mengisapnya kuisep keras-keras..kusedot-sedot, kujilati
.kumaju mundurkan kontol itu di dalam mulutku terdengar berulang kali erangan
Dino. “Ah ah .uuuhhh enak sayang teruskan ..” erang Dino. Tangan Dino terus
mengucek-ucek nonokku. Sudah tidak sakit
lagi sekarang, mungkinsudah basah Aku jadi senang mengisap kontol Dino terus
kulomoh kuisap..kujilati kusedot-sedot ih..enak juga, pikirku Tiba-tiba Dino
menarik kontolnya dan mengarahkannya ke nonokku Aku pasrah, dimasukkannya
kontolnya ternyata meleset, Dino melumuri tangannya dengan ludahnya kemudian
tangannya itu diusapkan ke kontolnya dan mencoba lagi memasukkan kontolnya ke
liang nonokku, ketika kepalanya masuk ke nonokku, aku berteriak”Aduuh sakit Din
pelan-pelan dong ” Gairah semakin meninggi .aku ingin merasakan kenikmatan
lebih .Dino melesakkan kontolnya ke nonokku pelan kurasakan sesak nonokku
ketika kepala kontol itu masuk ke dalamnya Dino lagi menghentakkan kontolnya
sehingga amblas semuanya ke dalam nonokku .”Ahhh perih Din “kataku. Dino diam
sebentar memberikan waktu kepadaku untuk menenangkan diri. “Tenang Din, sebentar lagi kamu akan terbiasa
kok “katanya. Pelan-pelan Dino mengocokkontolnya di nonokku. Masih terasa perih
sedikit kocokkan Dino semakin kencang Aneh, perih itu sudah tidak terasa lagi, yang
ada hanya rasa nikmat nikmat sekali “Terus Din Terus ahhhh ah .enak .”kataku.
Sempat kulirik Agus dan Anggi masih terus bersodomi. Gimana rasanya disodomi
ya, pikirku Agus semakin menggencarkan kocokkanyya Aku semakin menggelinjang .
ah ternyata ngentot itu nikmat .surga dunia coba dari dulu..
kataku dalam hati .”Din ah.ah .aku aku .”entah apa yang aku ingin ucapkan. Ada
sesuatu yang ingin kukeluarkan dari nonokku entah apa “Keluarkan saja sayang
kamu mau keluar .”kata Dino. “Ahh iya Din aku mau keluar ..”tak lama kemudian
terasa cairan hangat dari nonokku . Dino
terus mengocok kontolnya kuat juga pacarku ini, pikirku. “Satu nol, sayang”kata
Dino tersenyum. Dino mencopot kontolnya, aku sedikit kecewa “Kenapa dicopot
Din..”tanyaku. “Kita coba doggy style, sayang “jawabnya sambil membimbingku
berposisi seperti anjing. Dino menusukan kontolnya lagi sekarang badanku
terguncang-guncang keras terdengar erangankeras dari Anggi dan Agus, mereka
ternyata telah mencapai puncaknya kulihat peluh bercucuran dari kedua tubuh
mereka, dan akhirnya mereka terkapar kenikmatan tampak wajah puas dari mereka
berdua Aku sudah hampir tiga kali keluar Dino tampak belum apa-apa dia terus
mengocok kontolnya di memekku. Sudah hampir ¾ jam aku dientot Dino, tapi
tampaknya Dino belum menunjukkan akan selesai.
Kuat juga aku lemes sekali lalu Dino mencopot lagi kontolnya dan
mengambil baby oil yang tersedia dekat kakinya. Aku ingat baby oil itudipakai
untuk melumuri pantat Anggi ketika mau disodomi .eh apakah aku mau disodomi
Dino? “Mau ngapain Din “tanyaku penasaran .”Seperti Anggi dan Agus lakukan,
Rima aku ingin menyodomimu sayang “jawabnya. Sebenarnya aku takut, tapi
terdorong rasa gairahku yang melonjak-lonjak dan keingin tahuanku rasanya
disodomi, maka aku mendiamkannya ketika Dino mulai mengolesi lubang pantatku
dengan baby oil. Tak lama kemudian,
kontol Dino yang masih keras itu diarahkan ke pantatku meleset dicoba lagi
kepala kontol Dino tampak mulai merayapi lubang pantatku “Aduuuh sakit Din
“kataku ketika kontol itu mulai masuk pantatku.
“Tenang sayang nanti juga enggak sakit “jawab Dino sambil
melesakkan bagian kontolnya kepalanya sudah seluruhnya masuk ke pantatku
“Aduuuhh sakiiiitt “kataku lagi. “Tenang Rim, nanti enak deh..aku jadi
ketagihan sekarang “kata Anggi sambil mengelus rambutku dan menenangkanku.
“Kamu sudah sering disodomi, Nggi?”tanyaku. “Wah bukan sering lagi hampir tiap
hari kadang aku yang minta abis enak sih udah tenang saja ayo Dino coba lagi
nanti pacarmu pasti ketagihan ayo..”kata Anggi sambil menyuruh Dino mencoba
lagi. Dino mendesakkan lagi kontolnya
sehingga seluruhnya amblas ke pantatku. Terasa perih di pantatku .”Tuuh kan
sudah masuk tuh enak kan nanti pantatmu juga terbiasa kok kayak pantatku ini
enak kan jadi enggak ada hari libur, kalo lagi mens-pun tetap bisa dientot hi
hihi “kata Anggi. Aku diam saja. Ternyata sakit kalo disodomi .Dino mulai
mengocok kontolnya di pantatku. “Pelan-pelan, Din masih sakit “pintaku pada
Dino. “Iya sayang enak nih sempit”katanya. Anggi ke belakang pantatku dan mengucek-ucek
nonokku dengan tangannya aku semakin menggelinjang nikmat “Anggi ah .enak
“kataku. “Ayo Din, kocok terus, biar aku mengucek nonoknya, biar rasa sakit itu
bercampur rasa nikmat”kata Anggi pada Dino.
Benarsekarang rasa sakit itu tidak muncul lagi hanya nikmat .”Hai sayang
ini ada lobang nganggur mau pake? Boleh kan Dino? Lubang yang satu ini dipake
pacarku Agus “kata Anggi. “Tanya Rima saja deh, aku lagi asyik nih”jawab Agus
sambil terus mengocok kontolnya di pantatku. “Gimana Rima? Bolehkan? Enak lo di
dobelin aku sering kok “pinta Anggi. “Ah..jangan deh “kataku.”Sudahlah Rima,
kasih saja aku rela kok”kata Dino. Tiba-tiba Agus merayap di bawahku dan
menciumi tetekku. Kontolnya dipegang oleh Anggi dan diarahkan ke nonokku.
Dengan sekali hentakan, kontol itu masuk ke nonokku.
“Jaang “kataku hendak berteriak jangan tetapi terlambat,
kontol itu sudah masuk ke nonokku. Jadilah aku dientot dan disodomi . ½ jam
Agus dan Dino mengocok kontolku. Aku lemes sekali baru sekali dientot sudah
diduain tanganku sudah tidak kuat menopang badanku. Kakiku lemes sekali.
Kenikmatan itu sendiri tidak adaduanya .aku sebenarnya jadi senang dientot
berdua begini tapi mungkin kali ini kurang siap. Aku keluar 2 kali sebelum Agus mencopot
kontolnya dan memasukkan kontolnya ke mulut Anggi. Anggi menghirup peju yang
keluar dari kontol Agus dengan nikmat. Kemudian Dino melakukan hal yang sama,
tadinya aku ragu untuk menghirupnya, tapi lagi-lagi rasa penarasan pada diriku
membuatku ingin rasanya menikmati pejunya Dino. Dino memuntahkan pejunya
dimulutku akupun menelannya. Ah..rasanya asin dan agak amis setelah kontolnya
bersih, Dino mencopot kontolnya dan menciumku yang sudah KO di kasur. “Terima
kasih sayang aku puas dan sayang sama kamu “katanya lembut. Aku diam saja
sambil merasakan kenikmatan yang baru pertama kali aku rasakan. Badanku lemes
sekali Kulihat di seprai ada bercak merah..darah keperawananku dan mungkin
bercampur dengan sedikit darah dari pantatku yang mungkin juga sobek karena
dirasuki kontol Dino. Aku mencoba duduk, ah masih terasa sakit di kedua
lubangku itu, lalu aku menangis di pelukan Dino .”Din, aku sudah enggak perawan
lagi sekarang jangan tinggalkan aku yaa .”kataku pada Dino. Kulihat Anggi dan
Agus sudah tidur berpelukan dalam keadaan telanjang bulat.
“Iya sayang aku makin cinta sama kamu aku janji enggak akan meninggalkanmu tapi kamu harus janji yaa “katanya. “Bener Din? Kamu enggak ninggalin aku? Tapi janji apa ?”kataku balik bertanya. “Janji, kita akan mengulangi ini lagi aku bener-bener ketagihan sekarang sama nonokmu dan juga pantatmu, sayang “kata Dino sambil mengelus rambutku.Aku diam saja, aku juga ingin lagi..aku juga ketagihan kataku dalam hati. “Janji ya sayang “katanya lagi mendesakku. Aku hanya mengangguk. “Sudah jangan nangis sekarang kamu mau langsung pulang atau mau istirahat dulu?”tawar Dino. Aku pilih istirahat dulu lalu akupun tertidur berpelukan dengan Dino. Hari ini baru pertama kali aku berkenalan dengan sex. Ternyata enak dan nikmat. Demikianlah cerita bokep seks NGENTOT MANTAN MURID dan PENGALAMAN PERTAMA PERAWANKU DIRENGGUT PACAR oleh cerita sex hot