Variasi Cinta 02
Sambungan dari bagian 01
Kurang lebih 20 menit Chal telah merangsang sekujur tubuh Gina sementara baju Gina telah terlepas membuat dia leluasa menggerayangi sekujur tubuh putih mulus itu. Terlihat Gina tersenyum puas dan memasrahkan diri sepenuhnya untuk diraba dan diremas oleh jari Chal dan Chal pun menciumi seluruh tubuh Gina yang telah polos sampai ke punggung pun dia ciumi dengan penuh gairah. Suatu pemandangan yang eksotik dan luar biasa, kupandangi kekasihku digerayangi dan dilumat habis seluruh badannya dan wajahnya tapi aku tidak cemburu, malah terasa puas dan bernafsu sendiri melihat adegan tersebut.
Sungguh sensasi luar biasa. Gina sudah bugil setengah badan ke atas tanpa sehelai benang pun di tubuh atasnya terlihat tonjolan buah dadanya yang putih bulat penuh mengeras dengan puting merah jambu dan sementara itu celana panjang Gina telah melorot sampai ke bawah dengkulnya sehingga dengan makin leluasa jemari bule tersebut meremas gumpalan daging kemaluan Gina dan jari tengahnya terus menggesek belahan kemaluan tersebut. Chal terus membelai belahan kemaluan Gina tanpa dia berusaha memasukkan jari tengah tersebut ke dalam kemaluan Gina yang telah terpampang dengan pasrah. Sementara Gina telah dalam posisi setengah rebahan dengan kaki terbuka atau bisa disebut mengangkangkan kakinya.
Chal melihat Gina sudah pasrah dan seluruh badannya bergetar seperti menahan sesuatu segera merubah posisi badannya menghadap ke Gina. Dia berlutut di depan Gina yang telah mengangkangkan kakinya sehingga posisi badannya sekarang telah berada di antara kedua kaki Gina yang mengangkang lebar dan lubang kemaluannya yang telah terlihat jelas telah basah. Karena posisi yang sempit di belakang mobil maka Chal mendorong dan melipat kursi di sampingku ke depan.
Wah aku takut juga kalau sampai batang kemaluan Chal yang panjang dan besar itu telah siap-siap mengarahkan ke belahan kemaluan Gina yang telah menantikan dengan mata terpejam dan mulut yang terbuka dengan desahan, “Jangan Chal…” desah Gina.
“Takuut…” erang Gina.
“Tidak apa-apa… sakitnya hanya sebentar”, desah Chal sambil mengambil posisi sementara tangannya terus merayap di sekujur tubuh Gina.
“Tapi aku takut tidak muaat… nanti kemaluanku robeek…” kata Gina sambil ketakutan melihat batang kemaluan Chal yang benar-benar luar biasa besarnya telah berada di depan permukaan kemaluannya.
“Kamu harus mencobanya Gin… pelan-pelan saja…” desah Chal sambil mulai mengarahkan batang kemaluannya ke lubang kemaluan Gina yang telah terbuka sedikit akibat jari-jari Chal yang terus membelai belahan kemaluan Gina. Rupanya Gina benar-benar takut dan membuatku juga ketakutan. filmbokepjepang.sex Wah, bahaya nih kalau sampai ada apa-apa aku juga yang ketimpa pulungnya, kami berdua juga nanti menanggung resikonya. Mobil segera kupinggirkan di sisi jalan yang agak gelap dan kuhentikan secara perlahan. Setelah kurasa aman di sekitar jalan aku segera membalikkan tubuhku ke belakang untuk melihat lebih jelas lagi.
“Kamu jangan takut, saya tempelkan saja dahulu batang kemaluan ini sampai kamu nanti mau…” kata Chal merayu sambil lidahnya menjilati sekitar kuping Gina. Gina yang keenakan lalu membiarkan Chal melanjutkan aksinya, dengan menjepit pinggang Chal dengan kedua kakinya, Gina melihat batang kemaluan Chal yang besar itu ditempelkan tepat di belahan kemaluan Gina yang telah basah hanya setengah ke bawah menempel tepat di lubang kemaluan Gina sedangkan setengah lagi berada di atas belahan Gina, Gina merasa dengan posisi yang aman menerima kuluman Chal dan merasakan batang kemaluan besar milik Chal mulai secara perlahan menggeser di belahan kemaluannya.
“Oohh… Chal… enaakkk… emmhhh…” erang Gina.
“Uuuff…” desah Chal keenakan.
“Yaa enakkk Gin…” kata Chal.
“Teruss digeseek dan ditekan Chal…” pinta Gina.
“Ya sayang…” kata Chal mulai mempercepat gesekan di belahan kemaluan Gina. Dengan cara naik turun posisi badan Chal terlihat seperti ingin naik dan tidak.
“Tekan teruuss Chal…” erang Gina yang makin lama semakin keenakan.
“Enaakkk… oohhh… puasin aku Chal… ahkkk…” desah Gina dengan suara yang telah parau.
Posisi kaki Gina telah mengangkang dengan lebar membuat Chal lebih leluasa menggerakkan badannya kadang naik-turun dan kadang mendorongkan batang kemaluannya ke depan sehingga lebih menekan belahan kemaluan Gina. Kulihat kemaluan Gina telah terbelah bibir kemaluannya karena tekanan batang kemaluan Chal yang terus bergerak menekan belahan bibir kemaluan Gina, sementara terlihat batang kemaluan Chal mulai mengambil posisi setengah ke atas, batangnya yang menggeser belahan bibir kemaluan Gina dengan sedikit tekanan yang terus menerus. Kepala batang kemaluan Chal mulai secara beraturan menyentuh dan mendorong klitoris Gina yang telah terbuka.
“Aahh… aduuhh… ennnaakk… sshhh”, desah Gina sementara tangan Gina telah berada di belakang punggung Chal dan sambil menekan pantat Chal, Gina membetulkan arah gerakan batang kemaluan Chal yang terus berusaha mendobrak klitoris Gina.
“Emh… uff…” erang Chal menahan sesuatu. Aku tahu dia sudah ingin menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan Gina tapi kerena Gina tidak mengatakannya dia berusaha menahan keinginannya yang telah di kepalanya.
“Chal… Chal… eeng…” Gina bergumam, aku tahu kalau Gina telah siap dimasuki oleh batang kemaluan besar itu. Terlihat tangan Gina gerakannya sekarang mendorong dan menarik pantat Chal sedangkan posisi kepala batang kemaluan Chal telah terbenam melewati klitoris Gina. Terlihat batang kemaluan itu mulai bergerak mengikuti arahan Gina mencoba untuk terus menerobos liang kemaluan Gina yang terasa sempit sekali untuk ukuran batang kemaluan sebesar Chal. Kepala Gina sudah menengadah ke atas dengan mata terbelalak tinggal putihnya, sementara mulutnya terbuka mengerang, “Ahhkk… sakiitt… ahh…” Chal menahan aksinya dengan mulai menarik kepala batang kemaluannya yang telah terbenam di dalam kemaluan Gina. Dia melihat Gina dan ada perasaan sedikit takut dan ragu untuk meneruskan aksinya.
“Ginaaa… Ginnaa… akhhh”, desah Chal meminta kepastian kesiapan Gina apakah seluruh batang kemaluannya dapat menerobos masuk ke dalam kemaluan Gina. Tapi Gina sudah tidak dapat berkata-kata karena mulutnya hanya dapat menganga terbuka.
“Ekhh… akkhh… oohkk”, dengan keraguan Chal terus melanjutkan aksinya dengan posisi sama seperti sebelumnya. Terlihat batang kemaluan Chal terus berusaha menekan lubang kemaluan Gina dengan kepala batang kemaluannya yang besar itu, tapi dia menarik kembali ketika Gina mulai seperti orang tercekik dan mulutnya yang mengerang kesakitan.
“Uufff… uff… uuff…” desah Chal sambil terus memajukan dan menarik pantatnya dan makin lama semakin cepat dan terlihat begitu liar gerakan keduanya. Kepala batang kemaluan Chal terus menekan klitoris Gina berulang-ulang kadang masuk kadang di luar bibir kemaluan. “Akhhh… akhh… akhh… engg… engg… aakhh… eeengg…” Gina mencengkeram pantat Chal kuat-kuat dan akibat sundulan kepala batang kemaluan, “Oohhh… akuu… keluaarr… Chal… uuff… aahhh… enaak…” erang Gina kelonjotan dan bergetar seluruh badan Gina di dalam pelukan Chal. Chal merasakan siraman air hangat dari dalam lubang kemaluan Gina yang terus mengalir membasahi batang dan kepala batang kemaluannya, membuat batang kemaluan itu menjadi mengkilap dan basah.
“Kamuu… keluar Giiinnn… sayaaa… jugaaa mauuu… uuff… uuff… aaahh… aahh…” desah Chal dengan nafas berirama, nafasnya terdengar keras.
“Eeennnakk… oohh akuu… puaass”, Gina terus mengerang karena terus merasakan sundulan kepala batang kemaluan Chal di dalam kemaluan dan gesekan batang kemaluan Chal di bibir dan dinding luar kemaluannya. Ternyata hanya sebatas leher kepala batang kemaluan Chal yang dapat terbenam di dalam lubang kemaluan Gina dan terasa terus menggesek dinding kemaluan Gina terus menerus.
“Terusss… Chal… tekan teruuss… ooohh… oohhh… benar enak… ahh…” Gina tersenyum puas melihat Chal masih terus berusaha memberikan rangsangan di sekitar dinding kemaluannya. Chal melihat Gina tersenyum dan ikut tersenyum puas.
“Kamu puasss… Gin… enak… kan…” senyum Chal sambil menjilat bibirnya sendiri dengan lidahnya.
“Biar kamuu… puaas Ginnn…” kata Chal sambil terus menghujamkan sepertiga batang kemaluannya ke dalam liang kemaluan Gina.
Terdengar bunyi, “Sleeepp… ahhkkk… sleeeppp… brreet…” rupanya kemaluan Gina terus semakin basah dan semakin licin untuk batang kemaluan Chal yang terjepit di lubang kemaluan Gina.
“Gilaa… kamuu rapat sekali lubangnya… uuffhh… susah… Ginn… untuk masuk…” Chal penasaran sekali dengan kemaluan Gina yang terlalu sempit. anganku.com Gila memang, batang kemaluan Chal yang besar itu berhasil menggelosor keluar masuk di lubang kemaluan Gina, posisi Gina sudah ditindih oleh badan Chal. Kulihat mereka berdua telah telanjang bulat saling merapatkan dan menggesekkan badannya. Sementara kulihat juga pantat Chal melakukan irama naik turun dan kadang diselingi gerakan mendorong dan menarik.
Benar-benar membuat penasaran karena gerakan Chal, aku merubah posisi duduk ke belakang mereka, tanpa mereka sadari aku melihat dengan jelas batang kemaluan Chal yang besar dan panjang itu sebagian telah keluar masuk di dalam kemaluan Gina, sementara gerakan mereka makin lama semakin lincah karena kemaluan Gina terus mengeluarkan cairan yang membuat batang kemaluan Chal terus dapat menerobos dinding kemaluan Gina.
“Aakkhh… uuff… eennak… aahh… teruuss… tekan… sayang… aahh… nggg… aku mau batang kemaluan gedee… ahh enaak ngentot…” Gina kelojotan dihujami batang kemaluan bule walaupun belum semua batang kemaluan Chal masuk menembus kemaluan Gina. Tangan Gina terus memberikan remasan di pantat Chal dan kadang menekan pantat itu ke bawah.
“Kamuuu kuat… Ginaa… kemaluan kamu masih sempit… sayang… ooohh… nikmatnya… kemaluan… kamuu… enak… adduuhh batang kemaluan sayaa… dijepit aah enak… haa… haa… mhh… ennak…” Chal tersenyum melihat Gina merem-melek keenakan. “Sleep… poof… sleep… poof… breett… aahhh… sleep… breet… breet…” gerakan pantatnya menekan dua kali dan memutar dua kali pada saat posisinya menekan, terlihat pantatnya kempes memberikan tekanan agar batang kemaluannya lebih masuk lagi ke dalam kemaluan Gina setelah 2 sampai 3 kali menekan batang kemaluannya ke dalam pada saat menekan terakhir, pantat Chal memutar ke kiri dua dan ke kanan dua kali.
Gila, Gina sudah tidak sempat lagi bergerak, posisinya hanya mengangkangkan kakinya lebar-lebar terlihat jari-jari kakinya menegang dan tangannya hanya dapat memegang punggung Chal dan sekali menjambak rambut Chal kadang-kadang seperti orang kehilangan pegangan menggapai-gapai mencari pegangan. Sementara nafasnya terdengar tidak beraturan yang ada hanya lenguhan dan lenguhan disertai erangan panjang.
Dengan gerakan itu Chal telah melakukan gerakan menghujamkan kemaluan Gina yang tadinya hanya menggesek-gesek bibir kemaluan Gina, sekarang batang kemaluannya telah masuk menembus dinding kemaluan Gina yang sempit dan basah. Terlihat bibir kemaluan Gina tertarik keluar dan terdorong masuk mengikuti gerakan batang kemaluan Chal, tiga puluh menit mereka berdua saling menerima dan memberikan kepuasan. Terlihat keringat telah membasahi badan mereka berdua.
“Kamuu berbalik Gina…” desah Chal, lalu Chal menarik batang kemaluannya, terdengar bunyi “Plooff…” dan Gina mengambil posisi menunggingkan pantatnya (gaya anjing) dengan satu kaki di atas jok dan satu kaki di karpet mobil sementara tangannya memegang sandaran jok belakang ini, posisi yang disukai bule dan tentunya kami juga. Melihat bibir kemaluan Gina dengan jelas telah terbuka sehingga terlihat cairan di pinggiran kemaluan Gina yang telah banyak mengeluarkan air kewanitaannya. Sementara klitorisnya terus bergerak mencari sesuatu untuk digesekkan, Chal mengambil posisi tepat di belakang pantat Gina setelah lima kali meremas bongkahan daging pantat Gina dengan remasan penuh nafsu. Sekali menguakkan kemaluan Gina dengan jarinya terlihat daging dalam kemaluan Gina yang berwarna merah karena terlalu lama digesekkan batang kemaluan Chal. Dengan sedikit demi sedikit Chal mulai menempelkan kepala batang kemaluannya dibelahan kemaluan Gina dan terus menggesekkan kepala batang kemaluan tersebut ke atas dan ke bawah belahan kemaluan Gina.
“Aahhh… ennaak… Chal…” desah Gina terpejam.
“Nikmatnya batang kemaluan kamuu… enak… Chal…” setelah delapan gesekan naik turun Gina mendesah.
“Masukin Chal… aku mau ngentot… yang enak… aahhhk”, dengan sedikit hentakan kepala batang kemaluan Chal mulai menerobos dinding kemaluan Gina. Perlahan melakukan gerakan maju mundur dan makin lama semakin terasa gerakan pantat Chal. Terlihat mulai membuat batang kemaluan Chal sebagian tenggelam di dalam kemaluan Gina.
“Ahhk… aakhhh… uuff… ahkk… enaak… aahhh… oohhkk… yaa… teruus… akhh… haaak! haak! hak!” Chal terlihat mengeram dengan nafas yang memburu begitu juga Gina.
“Ookk… yak… yak…” Chal mulai dengan gerakan sepenuhnya tangannya memegang pinggul Gina untuk menahan gerakan akibat dorongan batang kemaluan Chal yang menghujam semakin dalam ke dalam kemaluan Gina.
“Hee… aakhh… okh…” nafas Chal memburu dengan cepat sementara gerakan batang kemaluannya di dalam kemaluan Gina terus keluar masuk dan kadang berputar seperti mengebor kemaluan Gina.
“Akhh… aakhh… eennak… giila… gila… aakhh… aduh… duh… gila… mentok… ahhh… batangnya mentook… aahk ennak mmffhh… terus… yaa terus…” erang Gina. Sementara kepalanya terdorong dan berputar menambah makin seksi dilihat oleh Chal.
“Giinaa… enak… aahk… akhh… gilaaa… masuk… semuaaa… Ginn… enaak… mmmffhhh aakhh puas, gilaa… kamu… kuat aakh…” Chal terus menghujamkan batang kemaluannya dalam-dalam ke lubang kemaluan Gina. Sementara Gina hanya bisa mengerang dan menjerit ketika kepala batang kemaluan Chal mentok di dinding rahimnya.
“Aku keluarrr lagi… Chal… aahk ah… ahk enak…” erang Gina terpejam.
Telah 20 menit Chal memainkan batang kemaluannya di dalam kemaluan Gina, keringatnya telah menetes ke punggung Gina. Sementara punggung Gina telah terdapat lima bekas gigitan Chal, tiga di pundak Gina dua di leher belakang Gina. Sungguh buas si Chal ini kalau sedang bersetubuh, kadang-kadang tangannya meremas buah dada Gina dan meremas serta menarik ke bawah sehingga memberikan dorongan lebih menekan batang kemaluan Chal. Gina benar-benar sudah lemas dan tidak bertenaga lagi. Kepalanya sudah rebah ke jok mobil, sementara tangannya terkulai lemas, terlihat rambutnya telah basah semua dan badannya telah bermandikan keringat.
“Aahk Chal, aku… lemes… gila… keluarin Chal…” pinta Gina memelas.
“Yaa… akh yak… duh… yaaa… Ginn… aku keluarin… huuu… huuf… aakh… enaak kemaluan kamu… akh aku mau keluarrr… aakh akh gila! Enaaak… ahhh… aku mamu keluaaar… aahhh… hak… haakk… uufff… oohk… kamu hebat Ginn…” Chal melakukan gerakan sangat cepat menghentakkan batang kemaluannya sampai berbunyi, “Cepaak… cepakk…” beradu pantat Gina dengan paha Gina dan bunyi peraduan kemaluan dan batang kemaluan.
“Breet… bret… plooff… broot… ploof… brot… broot… poof… broot… ahk… ya…” Gina yang mengetahui Chal mulai menghentakkan batang kemaluannya dalam-dalam melakukan gerakan liar memutar dan menghisap serta memijat batang kemaluan Chal dengan lubang kemaluannya.
“Akuu juga… mau keluar… ahh… lagi… Chal… gila… aaahh… ahhh… keluaaar… haaa… enak…” Chal tersenyum puas sambil tangannya meremas payudara Gina dan mulutnya mencium bibir Gina yang telah terkulai lemas di jok mobilku.
Keadaan menjadi hening lebih kurang lima menit, Chal tetap dalam posisi memeluk Gina dari belakang kudengar mereka berbisik dan berbicara perlahan sementara batang kemaluan Chal walaupun sudah mengeluarkan maninya di dalam kemaluan Gina terlihat masih berada di dalam kemaluan Gina, belum menyusut mengecil dan terlepas. Setelah saling membersihkan keringat dengan tissue, kami pulang dengan perasaan masing-masing puas telah saling memberikan kepuasan kepada pasangannya.
TAMAT
The post Variasi Cinta 02 appeared first on CeritaSeksBergambar.